Wednesday, September 15, 2010

Bersahabat Dengan Ketidakpastian


Tidak mudah meninggalkan zona nyaman untuk bersahabat dengan ketidakpastian. Hm..ya, tentu saja tidak mudah. Segala keraguan, kecemasan, kekhawatiran bahkan ketakutan menjadi penghalang terbesar untuk mengambil sebuah keputusan. Sejuta bagaimana dan apakah saling berbenturan menggoyahkan iman. Apa bisa ? Sanggupkah ? Bagaimana ?

Sudah pasti, semua orang punya keinginan untuk hidup senang bila dibandingkan harus bersusah-susah. Siapa sih yang tidak mau hidup senang ? Tapi jangan lupa, tidak semua orang terlahir dalam keadaan senang. Kita tidak bisa memilih siapa orang tua yang akan melahirkan kita. Kita hanya bisa pasrah saat Tuhan berkehendak kita dilahirkan dari rahim seorang gelandangan misalnya. Menjadi tujuan kita selanjutnya, apakah kita cukup nyaman menjadi penerus tahta gelandangan atau lebih memilih untuk mengubah nasib menjadi insan yang lebih terhormat dari sekedar gelandangan saja. Dan ini tidak mudah. Tentu saja, akan banyak sekali kendala untuk menghadapinya. Dari cibiran banyak orang, sejuta cerita tentang kegagalan, segala komentar pedas yang memekakkan telinga..ah..tinggal kita mau memilih yang mana. Sebenarnya, segala pilihan ada di tangan kita.

Lalu, bagaimana ceritanya jika kita yang sudah nyaman sebagai seorang karyawan tetap, yang sudah pasti berapa penghasilannya tiap bulan, yang sudah bisa memprediksikan bulan depan mau beli apa, mau nabung berapa, mau jalan-jalan kemana..tiba-tiba merasakan kebosanan dari segala rutinitas dan menginginkan sesuatu yang “lebih” dalam hidupnya kemudian memutuskan untuk resign dari pekerjaannya dan nekad menjadi seorang entreupeneur ?

Ini jelas tidak mudah, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Diperlukan keberanian yang super dan pola pikir yang out of box. Hey..hidup ini sangat indah, bukan ? Sayang jika hanya berpikir di dalam kotak saja. Ada banyak pemandangan baru di luar kotak yang belum kita ketahui. Ada banyak hal yang akan membuka hati dan pikiran kita, dan tentu saja lebih banyak resiko yang akan kita temui dimana-mana.

Sekali lagi, kita punya banyak pilihan. Tidak salah jika kita sudah puas dengan hidup nyaman kita, yang tak perlu neko-neko, yang tidak perlu pusing dengan banyak masalah dan banyak resiko. Aman dan nyaman. Mau apa bersusah-susah jika hidup bisa dibuat gampang, ya toh ? Yang pasti-pasti aja deh..gitu aja kok repot..

Memang, siapa sih yang mau hidup dalam ketidakpastian ? Yang dengan sadar dan rela mau melepas zona nyamannya untuk bersahabat dengan ketidakpastian. Nggak umum banget sih ! Kurang kerjaan aja..

Tapi tahukah Anda, jika kesuksesan itu hanya milik orang yang berani dan mau berpikir tidak umum dari kebanyakan ? Yang berani mengalahkan ketakutan dan kekhawatirannya sendiri ?

Tidak bisa dipungkiri, jika setiap orang punya definisi sukses masing-masing yang berbeda satu sama lainnya. Limpahan materi tidak menjamin kesuksesan jika rumah tangganya berantakan. Seorang pemulung pun bisa dianggap sukses jika dia benar-benar mencintai pekerjaannya, konsisten dan benar-benar mendapatkan kepuasan batin dan kebahagiaan dari pekerjaan yang digelutinya. Kesuksesan lebih kepada penghayatan jiwa. Tidak melulu dipandang dari betapa megah rumahnya, berapa banyak mobilnya, berapa butir berliannya, berapa milyar uangnya dan apa-apa yang bisa dipandang dari sudut pandang duniawi dan manusiawi belaka.

Kesuksesan yang utama adalah terjadinya sinergi dan harmoni dari segala aspek. Seorang pengusaha semestinya tidak hanya mengejar keuntungan bagi dirinya sendiri semata. Diharapkan dia mampu menjaga keseimbangan antara berbagi dengan sesamanya, berhubungan baik dengan Tuhannya, menjalin relasi yang luas, menjaga keharmonisan keluarganya, dan ini yang jelas tidak gampang !

Demikian pula halnya saat saya dan suami sudah bertekad bulat resign kerja bareng-bareng dari pekerjaan tetap kami masing-masing. Pada awalnya, tidak mudah untuk mencari kata sepakat bersama. Tidak mudah pula ketika banyak pertentangan dan suara-suara yang menghalangi segala niat kami. Yang jelas, kami berdua punya tujuan dan cita-cita yang sama : buka usaha. Maka ketika ada kesempatan, segera kami ambil kesempatan itu tanpa berlama-lama lagi untuk berpikir dan mempertimbangkannya.

Mumpung kami masih sama-sama muda ( usia produktif ), sehat sehingga mampu berpikir dan mampu untuk selalu belajar hal-hal yang baru. Mumpung anak masih satu dan masih kecil, yang selalu menjadi spirit kami untuk maju dan berkembang.

Kami memulai dari apa yang kita punya. Tidak terlalu muluk-muluk, sederhana saja rencananya. Tidak perlu menunggu punya modal ratusan juta rupiah dulu. Tidak ! Berapa tabungan yang kami punya, itulah uang muka untuk memulai usaha. Perkara nanti bagaimana, kita pikirkan sambil jalan.

Yang kami tahu, saya dan suami akan melakukan perjalanan menuju ke depan yang sangat panjang dan tentunya akan sangat melelahkan. Di depan sana, akan banyak sekali kemungkinan yang akan kami lalui. Saat ini kami hanya mampu menduga-duga, tapi jika kami tidak segera jalan, segala dugaan itu tidak akan pernah bisa kami buktikan.

Kami tahu, kami akan melewati jalan yang lurus, berbelok, berkerikil, berbatu, mendaki, berlubang bahkan gelap sekalipun. Akan kami temui banyak pemandangan, sungai, danau, laut, gunung bahkan jurang. Untuk itu, kami siapkan peta, kompas, senter, perbekalan makanan, dan segala apa yang diperlukan untuk bisa bertahan hidup.

Di luar sana, kami juga akan menemui banyak karakter manusia yang berbeda. Ada yang baik laksana malaikat bahkan ada pula yang bengis bagaikan perampok bahkan perampok sungguhan. Jadi, kami harus mampu melewati itu semua. Segala kemungkinan itu ada, dari yang manis bahkan pahit sekalipun. Kalau dari awal kami sudah berpikir yang buruk-buruk saja, seolah-olah yakin bahwa yang akan kami temui adalah perampok semua, tentu kami tidak akan pernah memulai perjalanan itu. Sudah takut duluan sih ! Jadi kesimpulannya, kami akan melewati jalan itu apapun resikonya dan berlagak tidak tahu siapa yang akan kami temui nanti.

Bagaimana kalau nanti gagal ? Jawabannya, sudah pasti kami akan merasakan kegagalan, penolakan dan melakukan banyak kesalahan. Tapi menjadi point penting bagi kami, hidup adalah perjuangan yang menguji seberapa kegigihan kami dalam menghadapi kegagalan demi kegagalan dan berusaha untuk bangkit lagi. Dengan berbuat salah, kami diberi kesempatan untuk tahu mana yang benar dan belajar untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Dengan merasakan kegagalan, kami banyak belajar dan senantiasa mengukur diri, mengevaluasi apa-apa yang perlu dibenahi. Dengan ditolak, kami terpacu untuk mencari cara bagaimana bisa diterima.

Gagal dan berhasil adalah satu kesatuan yang saling melengkapi. Gagal bukanlah akhir dari segalanya, hanya belum waktunya untuk berhasil saja. Sebenarnya, ini hanyalah masalah waktu. Ya, waktu yang dinamakan proses. Bagaimana proses itu yang akan membentuk seberapa ketangguhan kita, seberapa mampu kita mengubah halangan menjadi tantangan, dan seberapa kuat kita melawan dari setiap ketidakpastian.

Dalam ketidakpastian selalu ada harapan

Dalam ketidakpastian selalu ada kreativitas untuk dikembangkan

Dalam ketidakpastian, adrenalin kita dipacu untuk menghasilkan sensasi-sensasi yang menegangkan sekaligus memberikan kepuasan

Dalam ketidakpastian, kita senantiasa berpikir untuk bisa menyelesaikan berbagai persoalan yang mendera

Dalam ketidakpastian, kita dipaksa untuk bekerja keras dan tidak ada toleransi untuk bermalas-malasan

Segala kepastian penghasilan saat menjadi karyawan dulu, tidak kami temui lagi setelah buka usaha sendiri. Ya, hari ini selalu berbeda dengan kemarin ataupun esok. Hari ini kami bisa tertawa saat toko banyak pembeli dan mendapatkan untung yang banyak, tapi besok bisa gigit jari saat tidak ada satu orang pun yang masuk ke toko kami apalagi membeli. Hal inilah yang mendorong kami untuk selalu mensyukuri dan sangat menghargai waktu.

Setiap hari adalah pengharapan. Setiap hari adalah anugerah yang tidak patut untuk disia-siakan. Membuat kami sadar untuk membuat perencanaan keuangan yang tepat. Apa yang kami dapatkan hari ini tidak untuk dihabiskan hari ini saja, selalu ada hari esok yang belum bisa kami prediksi bagaimana.

Menjadi tantangan kami untuk mengubah ketidakpastian itu menjadi sesuatu yang pasti yang bisa kami andalkan untuk masa depan. Menjadi tugas kami untuk membuat target maksimal pelanggan di toko kami setiap hari dengan mengupayakan pelayanan terbaik kami demi kepuasan pelanggan. Dan tentunya, membuat zona yang lebih nyaman dari yang sudah-sudah.

Saat ini, pandangan kami berubah tentang pengusaha sukses. Kesuksesan yang menjadi hasil akhir seringkali menyilaukan kami tanpa pernah tahu bagaimana proses itu bisa terjadi. Ya, dengan merasakan sendiri, kami jadi tahu, hanya dengan berdoa dan kerja keraslah apa yang kita impikan bisa menjadi nyata. Tak ada istilah instant, yang maunya kaya dalam sekejap. Tentunya sebanding jika mau berhasil ya bekerja keraslah !

Dan perlu diingat, tujuan awal untuk buka usaha bukan untuk mengejar materi semata, karena kita akan kecewa jika tidak berhasil menjumpainya. Tapi cintailah proses, bersahabat dengan ketidakpastian, dan punya harapan bahwa apa yang kita upayakan bisa berguna untuk memenuhi kebutuhan orang lain. Uang ataupun kompensasi yang lain akan muncul dengan sendirinya tanpa pernah kita duga jika ketulusan, kejujuran menjadi landasan dalam berkarya.

Dan satu lagi, dengan menyadari kodrat kita sebagai makhluk sosial yang harus selalu siap untuk berbagi dan menolong tentunya menjadi nilai lebih untuk semuanya. Semoga kita semua bisa menjadi seperti itu. Karena saya juga masih belajar dan berjuang untuk bisa mencapai suatu keseimbangan. Merdeka !!..

2 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...