Sunday, August 21, 2011

Bisa Karena Biasa

Yeah..pepatah yang menjadi judul tulisan ini bisa dialami siapa saja. Tak terkecuali saya. Dulu, saya tidak berani memulai pembicaraan dengan orang lain, apalagi yang belum saya kenal. Tapi seiring dengan waktu, saat saya bekerja menjadi Customer Service di sebuah distributor resmi handphone Nokia, mau tidak mau saya dituntut menjadi seseorang yang bisa berkomunikasi dengan baik. Selain itu, saya juga harus bisa menjual produk handphone. Awalnya saya bingung, gimana caranya ya ? Lha wong saat itu, handphone saja belum saya punya. Maklum, handphone masih jadi barang mewah, belum menjamur seperti sekarang. Saat itu tahun 2002, saat handphone Nokia tipe 3310 masih menjadi primadona dan harganya masih berkisar 1 jutaan. Jelas, saat itu Blackberry belum lahir, karena masih menjadi mimpi-mimpi para pekerja gadget yang menjadi isi berita majalah-majalah seluler saat itu.

Saya pun tidak menyangka jika ternyata saya punya bakat menjual dan setelah berkomunikasi dengan pelanggan, saya bisa cerewet juga lho..Apalagi kalau pelanggannya adalah tipe orang yang welcome and suka humor. Cocok !


Lalu, karena pekerjaan pula, yang kebetulan saat ini saya sudah punya usaha sendiri yaitu di bidang ban mobil dan onderdilnya, menuntut saya harus menjadi insan yang kreatif, inovatif dan proaktif. Itu harus, karena jika tidak, usaha yang saya lakukan bisa kalah dengan kompetitor lain yang lebih dalam segala hal. Bahkan pelanggan bisa lari jika toko saya tidak memberikan layanan yang memuaskan plus lain daripada yang lain.


Dulu, saat saya masih menjadi karyawan, hidup terasa mengalir begitu saja. Tanpa target yang jelas, pokoknya bekerja sesuai standart tiap bulan terima gaji. Paling-paling dimarahi atasan kalau ketahuan pekerjaannya nggak beres. Hanya itu tantangannya. Namun lama-lama, saya merasa jenuh dan perlu sesuatu yang baru. Saya ingin bisa mengatur waktu sendiri, mengatur keuangan sendiri, punya karyawan, dan yang paling penting, punya banyak waktu untuk anak saya. Itu yang susah saya dapatkan saat terikat waktu menjadi karyawan.


Maka hanya satu modal saya : nekad untuk berani memulai. Dan ternyata memang terbukti setelah menjadi pengusaha, kepribadian saya lambat laun bisa berubah. Yang tadinya minder jadi percaya diri, yang tadinya malu dan takut-takut jadi berani, yang tadinya nggak tahu jadi berusaha untuk tahu, yang tadinya tidak bisa akhirnya bisa...

Friday, August 12, 2011

Kebiasaan Aneh..



Baru-baru ini anak saya mempuyai kebiasaan aneh yang cukup mendebarkan. Mau tahu apa kebiasaannya ? Ya ampun..sebenarnya saya malu untuk mengatakan ini. Tapi apa boleh buat, siapa tahu bermanfaat bisa untuk berbagi cerita atau barangkali ada yang punya pengalaman serupa ? Kalau begitu, selamat ! Kita senasib ! Hiks..ahahahaa...


Penasaran ? Apa kebiasaannya..( sengaja mengulur waktu supaya tambah penasaran.. )


Jreng..jreng..kebiasaannya adalah...memegang telek ( maaf, kotoran binatang alias tahi ) !


Tak peduli kotoran ayam, sapi atau kambing. Pokoknya pas lewat, melihat 'benda' itu, Andro akan berlari mendekat, memegangnya kemudian tertawa-tawa. Giliran saya yang panik sambil mengejar-ngejarnya yang lari-lari kegirangan. Secepat mungkin saya akan membawanya ke kamar mandi mencuci bersih tangan dan kakinya dengan sabun. Plus wejangan tentunya bahwa apa yang dipegang itu kotor, bau dan banyak mengandung kuman yang bisa bikin sakit.


Tapi apa jawaban Andro ? Mau tahu ? Jawabannya adalah...telek itu lembut ! Alamak...dapat kosakata darimana anakku ? Bisa-bisanya punya opini demikian aduhainya tentang kotoran binatang. Perasaan saya jadi campur-campur antara mau marah, geli, bingung dan akhirnya..ikutan ketawa ngakak bersama. Wedew...pusing dah..!!!
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...