Showing posts with label Inspiratif. Show all posts
Showing posts with label Inspiratif. Show all posts

Monday, October 26, 2015

Dari Hobi Jadi Profesi


Hobby dan profesi kakak saya adalah melukis dan pelukis
Hobby saya selfie di depan lukisannya ;p



Holla..bicara tentang hobi, siapa yang tidak excited coba..pasti selalu ada binar-binar di mata ketika melakukannya dengan passion. Yup..hobi adalah sesuatu hal yang kita senang melakukannya. Apa hobimu ? Kalo saya..eng..apa ya..banyak sih, dari menyanyi, menulis, membaca tapi yang ditekuni gak ada..hehe..jarang-jarang melakukannya, sesempatnya cuma kalo pas ada waktu luang aja..(kapan luangnya?).


Sebenarnya sih, hobi itu idealnya dilakukan secara rutin supaya kita senang, syukur-syukur bisa menghasilkan. Hari gini, siapa yang menolak rejeki dari hobi..? 

Trus, hobi itu ada trendnya gak ya..ada lah..saat ini hobi yang sedang in misalnya Yoga, ngeblog, travelling, dan lain sebagainya. Pada dasarnya, apapun hobi kita asal ditekuni, lama-lama kan jadi ahli tuh, nah kalo sudah ahli tentu jadi bahan rujukan siapapun yang membutuhkan. Trus bisa dapat bayaran deh..tentunya kalo kita konsisten dan eksis ya..

Nah..hobi  apa saja yang bisa jadi profesi..ini dia..

1. Fotografi

Berawal dari suka memotret, foto-fotonya bagus, trus ikut lomba-lomba, ikut pameran lama-lama dikenal akhirnya dianggap sebagai fotografer profesional. Hebat kan..? Kalau jaman dulu, jadi tukang foto tuh kesannya biasa aja, cuma motret pas foto untuk keperluan ijazah atau KTP, trus motret hajatan. Udah. Tapi seiring perkembangan jaman, fotografi semakin digandrungi dan sangat bervariasi. Mulai dari prewedding photography, food photography, street photography, travelling photography, dan lain-lain..banyak alirannya deh..Sekarang yang jadi trend tuh, food photography. Memotret makanan dari berbagai wisata kuliner trus di share ke socmed, instagram misalnya..Feenya lumayan tuh..bisa sampe juta-juta, apalagi kalo cukup berpengaruh membuat orang ngiler terus beli..

2. Menulis

Jaman dulu, angkatannya Chairil Anwar, Sutan Takdir Alisyahbana, dan pujangga-pujangga di era tahun 60-an..menjadi seorang penulis belum bisa diandalkan sebagai penopang hidup. Selain honor kecil, belum banyak kontribusi yang bisa diberikan kepada seorang penulis. Baru mulai era Andrea Hirata, Dee Lestari, dan lain-lain, profesi penulis mulai dipandang dua mata, tidak sebelah mata lagi.. :). Ditambah dengan munculnya social media, blog, profesi-profesi baru yang berkaitan dengan dunia penulisan seperti blogger, buzzer, content writer, freelance writer, dan lain sebagainya mulai tumbuh subur meramaikan dunia persilatan..#eh. Siapapun asal bisa menulis dengan bagus dan unik serta bersikap profesional, bisa dibayar mahal untuk satu kali posting job review. Pokoknya, peluang di dunia ini cukup menjanjikan.

3. Travelling

Yang hobi jalan-jalan keliling dunia, hobi naik gunung, hobi menyelam di laut, apapun itu..jika melakukannya dengan passion, suatu saat pasti menjadi inspirasi bagi orang lain. Sejuta pengalaman yang didapatkan bisa dituliskan lewat blog atau menjadi narasumber di acara-acara televisi. Nah..jaman sekarang apa sih yang tidak mungkin..ya kan..Apalagi kalau punya kiat khusus jalan-jalan murah keliling dunia dengan backpacker-an. Kisahnya ditulis jadi buku, laris manis deh pasti..

4. Memasak

Jaman sekarang, profesi chef itu keren. Tak harus wanita yang pinter masak, pria keren pun banyak yang jadi chef, menambah bening dunia pertelivisian kita. Jaman dulu mungkin seorang laki-laki jago masak akan ditertawakan. Tapi sekarang, siapapun asal bisa masak enak dan layak dijual, jadi deh bisnis. Dunia kuliner makin memanjakan lidah-lidah kita.

5. Melukis

Tidak semua orang punya bakat melukis. Tak heran jika harga lukisan berkelas itu mahal. Bisa berjuta-juta. Nah, jika seseorang punya bakat melukis, lukisannya bagus dan punya daya jual tinggi..kaya rayalah dia. Walau proses pencapaiannya tentu tidak mudah. Karena tidak semua orang suka lukisan dan rela merogoh kocek yang dalam demi sebuah lukisan. Kecuali orang yang mengerti tentang dunia seni itu sendiri. Jadi ya, menjadi seorang pelukis harus tahan proses, fokus, mampu mencari market dan bisa pameran tunggal. Selanjutnya..kesuksesan akan datang seiring dengan berjalannya waktu.

Nah, itu sebagian hobi yang bila ditekuni bisa jadi profesi. Pasti masih banyak hobi-hobi lain yang tak bisa disebutkan satu persatu. Enak kan, ya..ngejalaninnya senang, bisa menghasilkan lagi. Ah..indahnya dunia..

Oke...sekarang apa hobi kamu..? Bisakah jadi profesi..? Yuk, marriiii... :)

Thursday, September 3, 2015

Manfaat Piknik

"Jika kamu merasa hidupmu begitu-begitu saja..cobalah piknik..dan rasakan sensasi menjadi manusia baru.."
(Julipedia, 2015) 


Aha..setuju dengan quote di atas..? Ayo, tunjuk jari yang setuju, yang gak setuju boleh tidak angkat tangan..*apa sih* hehe..

Sebagai anggota MKP alias Manusia Kurang Piknik, saya sering merasa hidup kok rasanya monoton dari segala rutinitas harian. Bangun tidur, mandi, sarapan, ngurus anak, ngurus kerjaan, ngurus suami, trus tidur lagi. Besoknya, bangun tidur trus begitu-begitu lagi..Bosan..? Iya lah pasti, makanya variasi sangat penting untuk mewarnai kehidupan ini. Salah satunya ya..piknik !

"Ah, kayak orang kaya aja, piknik segala. Piknik itu kan mahal. Boro-boro kepikiran piknik, buat makan aja susah."

He..?

Piknik, tidak harus mahal. Jalan-jalan pagi ke desa sebelah sudah termasuk piknik. Memancing ke kali sebelah juga termasuk piknik.  Main sepedaan sore-sore trus mampir ke sawah juga sudah piknik. Mahal ? Bayar ? Enggak kan..? Simple-simple aja yang penting otak bisa refresh kembali. Jangan cari uang terus. Rehat sejenak, keluar dari rutinitas, melemaskan otot syaraf yang tegang. Setelah bugar, baru deh aktivitas kembali.

Bermain di sawah dekat rumah juga termasuk piknik ;p

Berdasarkan pengalaman, saya sering mengalami yang namanya piknik dadakan. Tanpa rencana. Pokoknya ada yang ngajak, hayuk atuh lah.. Seperti baru-baru ini. Tiba-tiba ada undangan acara ke kota lain. Yo langsung diagendakan. Dan berhasil piknik. Sukses. Tanpa rencana..hehe..Karena biasanya, seringkali gatot kalau sudah direncanakan mau piknik tanggal sekian, ternyata ada agenda lain yang lebih urgent. Yo wis, piknik jadi pending dulu.

Melihat kereta api lewat tak jauh dari rumah juga bisa jadi alternatif piknik :D


Sebenarnya manfaat piknik itu apaaaa..?

1. Refreshing

Mesin aja butuh istirahat, apalagi jiwa raga manusia seperti kita ini. Perlu rehat sejenak untuk mendapatkan haknya melihat yang segar-segar. Liat pemandangan gunung, pantai, laut, pergi ke kebun binatang, atau bermain air di wahana buatan manusia. Tujuannya supaya mata gak jenuh dengan pandangan rutin yang itu-itu saja.

Piknik bersama keluarga di Museum Angkut Malang :)


2. Menambah pengetahuan

Dalam perjalanan menuju tempat piknik, sering kan baca apa aja yang ada di pinggir jalan. Seperti pengalaman saya beberapa waktu lalu saat naik bus dalam perjalanan menuju kota Kediri, saya membaca banyak slogan yang ada di kota yang tadinya saya tidak tahu. Contohnya saja seperti ini "Solo kota Berseri", "Madiun Kota Gadis", Kediri terkenal dengan Tahu Taqwa-nya, dan lain sebagainya. Coba, berapa pengetahuan yang saya dapatkan dengan membaca selintas ? Banyyaaakkk..

3.Bersenang-senang

Iya dong, masak piknik malah sedih. Ya harus senang, riang gembira apalagi jika pikniknya bareng keluarga tercinta. Kebersamaan menjadi begitu penting dan menyenangkan. Ada tawa canda, cerita baru dan hal-hal menyenangkan lainnya.

Memberi makan gajah di Taman Safari Prigen :D


4. Bertemu banyak orang baru

Selain bersama rombongan sendiri, pasti kita kan ketemu orang lain yang sebagian tidak kita kenal sama sekali. Tapi tujuannya sama. Menikmati piknik di tempat yang sama. Ada rasa senang jika tanpa sengaja kita bisa bertegur sapa dan mendapat kenalan baru. Nambah persaudaraan dan networking. Dan, kadang ada surprise juga jika tanpa sengaja bisa ketemu dengan teman lama di tempat piknik. Ehm..bisa-bisa CLBK tuh..*Cinta lama Bersemi Kembali atau Cinta Lama Belum Kelar* Aish..jangan sampai ya kalau sudah berkeluarga. Bisa bahaayyaaa...hahahahah.. 

5. Menambah pengalaman

Dengan piknik, kita jadi mempunyai banyak pengalaman. Contohnya pengalaman naik pesawat terbang, naik kereta api, naik kapal laut, naik bus dan lain sebagainya. Pengalaman asyiknya tak akan pernah terlupa sampai kapanpun. Jadi hukumnya wajib untuk menikmati setiap perjalanan piknik itu..*tsah..*. Dengan piknik, pikiran kita jadi terbuka, oh ternyata dunia itu luas sekali jika dibandingkan dengan area jelajah rutinitas kita tiap hari dari rumah ke kantor.

Menikmati perjalanan singkat by airplane dari Jakarta - Jogja


6. Selalu Bersyukur

Dengan menyaksikan langsung keindahan ciptaan Tuhan kita jadi mensyukuri hidup. Oh ternyata dunia itu luas, kita bukan apa-apanya. Ternyata Tuhan itu sungguh Maha Agung. Dan pada akhirnya kita merasa bahwa apa yang kita lakukan selama ini jauh dari sempurna. Tak ada gunanya hanya selalu mengeluh dan mengeluh. Kebersamaan bersama keluarga menjadikan kesadaran dalam diri kita ternyata bekerja keras hanya mengejar materi tak akan pernah cukup. Uang bisa dicari, namun kesempatan berkumpul bersama keluarga lebih penting dari segalanya. Selama kesempatan masih ada, prioritaskan untuk rehat sejenak, bersenang-senang bersama keluarga selama masih bisa. Okeee...

Menikmati keindahan ciptaan Tuhan di Embung Nglanggeran Gunungkidul :D

Nah, beberapa manfaat piknik sudah dibahas. Sekarang mari kita bahas tentang lokasi piknik yang pernah saya kunjungi. Sejauh ini sih masih lokal saja dari Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur sudah pernah. Luar Jawa baru sampai Kalimantan Timur. Luar negeri belum pernah. Someday, semoga bisa ke luar negeri bersama keluarga kalau ada rejekinya..Amin.

Semua tempat piknik yang pernah saya kunjungi semuanya meninggalkan kesan. Kesan yang indah ketika pergi bersama orang-orang terdekat yang memberikan kenangan di masa depan. Apalagi jika sekarang pikniknya bersama keluarga, senangnya dobel. Refreshingnya dapet, dan yang terpenting adalah kebersamaannya. Jarang-jarang kan bisa pergi bersama keluarga.

Ehm..bicara tentang kota Bogor yang terkenal dengan kota hujan itu, saya pernah dua kali kesana. Pertama, saat kakak sulung saya menikah dengan orang Bogor tahun 2000. Kunjungan kedua bersama suami dan anak sulung saya, serta ibu saya, saat kakak sulung saya meninggal hampir dua tahun yang lalu dalam keadaan saya hamil lima bulan. Hiks..saya sedih harus kehilangan orang yang dicintai. Namun kunjungan kedua di Bogor ini memberi pengalaman pertama kepada anak sulung saya merasakan naik kereta api saat berangkat, dan pertama kali naik pesawat terbang saat pulang ke Jogja dari bandara Cengkareng.


Pengalaman pertama naik kereta api dari Jogja-Jakarta-Bogor


Pertama kali naik pesawat terbang dari Bandara Cengkareng

Ada keinginan, suatu saat saya bisa berlibur ke kota Bogor ini lagi. Tujuan utamanya tentu untuk ziarah ke makam kakak sulung saya, dan yang kedua untuk refreshing bersama keluarga. Penginnya mengunjungi Kebun Raya Bogor, karena selama dua kali kesana tidak sempat piknik kemana-mana. Dan yang tak kalah penting adalah menikmati jajanan kulinernya yang terkenal seperti asinan Bogor dan talasnya itu. Yah, berdoa saja semoga kesempatan itu ada.

Tulisan ini diikutsertakan dalam "Lomba Blog Piknik itu Penting"

Thursday, April 23, 2015

Hobby Baru di Era Socmed





 Gambar dipinjam dari sini

Simak percakapan berikut ini :

"Lagi ngapain, bro.."
"Lagi stalking timeline-nya mantan, bro..dah punya gacoan baru apa belum.."
"Yaelah..move on, man..cewek banyak inih.."
"Iya sih, tapi gue belum bisa ngelupain waktu selfie bareng doi..pake tongsis.."
"Hahahah..cuma itu aja.. ? Selfie mah sendiri aja kallleee.."
"Ehm..maksud gue pas narsis bareng, trus foto kita di upload..banyak yang 
komentar serasilah, cocoklah..tapi ternyata..hiks..waktu jua yang memisahkan
kita.."
"Itu namanya belum jodoh..wislah, mumpung masih muda..cari kegiatan 
positif aja bro.."
"Iya, bro..wasting time banget ya kalo penyesalan mulu update status 
gue..gue harus bangkit, man.."
"Nah..gitu dong..ssiippp.."

Well, perkembangan jaman di era teknologi yang bergerak serba cepat seperti sekarang ini, mau tidak mau, suka tidak suka tentu mempengaruhi perilaku masyarakat yang hidup di era ini. Dunia yag tak selebar daun kelor kini ada dalam genggaman dengan sekali jentik jari. So simple like that..Namun kemudahan itu bisa menjadi berkah atau musibah bagi penggunanya.

Tak dipungkiri, hobby baru mulai bermunculan. Kalau di dunia nyata ada arisan, sekarang ada arisan online. Jualan juga bisa online. Bersosialisasi, hahahihi tak perlu kemana-mana cukup akses social mesia lewat smartphone. Canggih ya..kebayang gak, jika internet tidak ditemukan. Pak pos akan selalu menjadi orang nomor satu yang paling ditunggu ! Dan perangko, tentu menjadi barang yang sangat berjasa dalam pengiriman.

Saat telepon ditemukan, kita kagum bisa ngomong jarak jauh hanya dengan alat dan kabel. Lalu kekaguman bertambah saat segala berita bisa kita saksikan di layar televisi. Sekarang setelah internet ditemukan terlebih dengan adanya social media, peristiwa beberapa detik yang lalu bisa cepat menyebar karena mudahnya akses untuk mengabarkan.

Lewat social media pula kita bisa tahu apakah saudara atau teman kita baik-baik saja hanya dengan melihat status updatenya. Menilai kehidupannya sejahtera atau tidak dengan foto-foto yang di uploadnya. Dan khusus utuk memantau mantan pacar sudah punya pacar baru atau belum, cukup stalking timelinenya. Halah..

Ya..ya..ya..welcome di dunia yang serba instant ini. Tetap waspada dan jaga sikap positif baik di dunia nyata ataupun di dunia maya. Siapa kita, tercermin dari perilaku kita di social media. Hati-hati..

Sunday, June 16, 2013

Review : Macaroon Love





Pertama kali membaca novel Macaroon Love karya Winda Kresnadefa, pembaca disuguhi dengan banyaknya kata keheranan akan nama Magali. Awalnya dulu, saat Magali masih berupa status di facebook sang penulis, saya pikir Magali itu nama tokoh laki-laki. Ternyata, saya sama terkecohnya  orang-orang di dalam novel. Beberapa diantaranya yang membuat saya senyum-senyum sendiri :


"Gali Magali ?" 

"Galih, pacarnya Ratna ?" 

"Gali sumur ?"

Dan, kalau boleh saya tambahin "Gali lubang tutup lubang ?" Haha..utang kaleee...Rhoma Irama bangettt..

Well, secara garis besar novel ini cukup menarik, menghibur dan bisa membuat saya tertawa lepas sampai menarik perhatian suami saya.

"Bagus nggak ?," tanyanya

"Bagus..," jawab saya.

Lalu, selesailah saya baca novel itu dalam satu hari. Saya bacanya sambil jaga toko sih, sambil nyambi jualan ban. Kalau lagi repot, buku saya letakkan di meja dengan pembatas buku cantik asli handmade penulisnya..*promosi nih*, lalu saya terusin lagi bacanya.

Asli, membaca novel ini, semacam candu. Selalu ingin tahu, abis ini gimana ya, trus..trus..woalah..hahahaha..banyak surprise-nya. Dan alurnya susah ditebak. Perasaan saya juga nano-nano jadinya. Ada sedih, ada lucunya, ada inspiratifnya, sisi romantisnya juga ada, dan mengaduk-aduk perasaan pokoke.

Saya bisa menangis dan tertawa saat baca novel ini. Pokoknya nancep di hati lah. Klop dan pas. Gaya bahasanya simpel, gampang dicerna dan gak terlalu ribet mikir. Layaknya bahasa sehari-hari yang kadang kita alamin sama temen atau sahabat-sahabat sendiri. Terwakili dengan hubungan yang manis antar sepupu Magali n Beau, hubungan Magali dengan ayahnya yang ternyata berumur pendek, hubungan  dengan nenek dan rekan kerjanya, dan pastinya hubungan spesialnya dengan Ammar. Semuanya memberi pelajaran hidup yang berwarna, dan serba kebetulan nan indah.  Lalu Ammar ? Benarkah ada laki-laki super duper baik seperti dia di dunia ini ? Jika ada, wow deh..saya mau pesan satu, buat cadangan..#eh

Dan seperti review-review dari teman-teman yang pernah saya baca tentang Macaroon love ini, saya sependapat dengan bertaburannya kata-kata aneh. Karena Magali sudah unik tanpa dipertegas dengan kata aneh yang bejibun itu. Secara eksplisit, semuanya sudah terekam dengan cukup baik. Lalu soal judul, ehm..Macaroon-nya cuma dibahas seuprit, di bagian ending. Mungkin karena emang Macaroon lagi trend ya, jadi mudah diinget aja. Tapi intinya, apapun itu..novel ini sangat menghibur. Begitu baca, saya langsung teriak, aha..bacaan seperti ini yang saya cari untuk melepaskan dahaga akan bacaan yang bisa menyejukkan jiwa yang kering kerontang oleh hiburan..*apa sih ini hihi..*

Good job, sukses buat mba Winda Krisnadefa..selamat bertransformasi menjadi penulis jempolan, layaknya Beau yang bertransformasi dari Bad Boy from LA jadi budak bangor Bandung..heuheheu..saya paling suka bagian ini. Terus berkarya, dan saya rekomendasikan novel ini untuk dibaca, temans. Bagusss...

Friday, March 15, 2013

Biar Sibuk, Hobby Jalan Terus

 Gambar dipinjam dari sini


Apakah Anda termasuk orang yang sibuk atau super duper sibuk ? Pengusaha, pegawai, wanita karier, ibu rumah tangga, dan profesi lainnya, tentu mempunyai kesibukan masing-masing. Semua tugas dan tanggung jawab minta untuk dikerjakan satu persatu. Maunya kita sih, sekali jalan semuanya beres. Tapi, apa iya, bisa begitu ? Tentunya tidak semudah itu.
Nah, bicara tentang kesibukan yang seabreg itu, seringkali menjadi alasan yang paling tepat untuk tidak melakukan kegiatan yang menjadi hobby kita selain di kala libur atau waktu senggang. Kata "mana sempat", menjadi ucapan yang pas untuk melakukan hobby hanya saat si moody datang. Padahal, tujuan melakukan hobby adalah untuk refreshing supaya badan tidak capek dan stress.
Contoh konkritnya saya. Dulu, waktu masih gadis, saya ini suka sekali olahraga. Lari sore, bersepeda, renang, senam aerobic, badminton, main bola pingpong, volley, basket..semuanya  bisa lakukan. Tapi ya itu, tidak ada yang saya fokuskan, jadi hanya bisa sekedar bisa tidak sampai tingkat mahir dan jadi atlit. Ehem..
Yang paling murah meriah adalah ikut senam aerobic. Dulu, saat saya masih kerja di Magelang, saya suka mengatur waktu untuk bisa senam karena kebetulan jam kerja saya ada 2 shift, pagi dan siang. Pokoknya ada niat, langsung jalan.  Saat itu ada kelas senam jam 8 pagi dan 4 sore, tiap hari tertentu. Maka, saya mengatur waktu bagaimana saya bisa ikut senam minimal seminggu dua kali. Jadi, waktu saya masuk kerja pas shift pagi, saya ikut senam sore hari, begitu pula sebaliknya saat masuk shift siang, saya ambil kelas senam yang pagi. Rasanya waktu itu cepat sekali berjalan tapi rasanya bugar selalu.
Lalu sekarang, saat saya sudah menikah, punya anak dan punya usaha sendiri, tentunya waktu 24 jam sepertinya tidak cukup untuk sekedar senam karena kesibukan. Maklum, mulai dari bangun pagi, mandiin anak plus nyiapin sarapannya yang sangat rempong di pagi hari, antar jemput sekolah, sambil ngurus usaha, mana sempat ikut senam ? Ternyata, ada solusi tepat untuk itu.
Ternyata, di TK anak saya, ibu-ibu yang mengantar anaknya sekolah, rata-rata punya kerinduan yang sama untuk bisa ikut senam bareng-bareng. Maka, dicapailah kesepakatan bersama untuk senam bareng-bareng di sebuah sanggar senam jam 8 pagi, pas saat anak-anak masuk sekolah. Jadi, berangkat sekalian mengantar anak sekolah, begitu anak masuk, maka ibu-ibunya senam aerobic yang tak jauh dari lokasi sekolah anak. Begitu selesai senam jam setengah sepuluh, tak lama anak sudah selesai dan dijemput sekalian. Beres kan ? Sekali merengkuh dayung, 2-3 pulau terlampaui. Efektif dan efisien sekali. Belum lagi efek yang dicapai dari senam, mau gemuk, mau kurus, mau kencang atau sekedar bugar, tentunya bisa dicapai dengan ketekunan. 
Jadi, kalau niat, sesibuk apapun waktu kita, bisa kita luangkan waktu untuk melakukan hobby. Tinggal diatur saja  bagaimana caranya supaya tidak mengganggu aktivitas yang lain. Dan tentunya, harus seijin suami ya..lha wong yang menikmati hasilnya siapa lagi kalau bukan untuk menyenangkan suami. Hehe..
Aseeeekkkk.. 

Friday, February 8, 2013

Berani, Siapa Takut ?


Gambar dipinjam dari sini

Menjadi seorang pemberani adalah impian setiap orang. Berani dalam arti tidak takut-takut dalam menjalani hidup termasuk berani dalam bersikap, tindakan dan mengambil keputusan. Sering kita jumpai tipe orang yang takut, yang selalu bilang ya dan tidak berani bilang tidak meskipun bertentangan dengan keinginannya hanya karena tidak berani, tidak enak, takut mengecewakan dan ewuh pekewuh. Seluruh hidupnya diabdikan untuk menyandang predikat sebagai "yes man".

Pengalaman saya sendiri, tidak mudah untuk menjadi seorang pemberani. Jujur, meskipun sekarang saya termasuk orang yang nggak berani-berani amat, dulu saya adalah seorang penakut dan penganut minder sejati. Beruntung, lambat laun predikat penakut dan minder bisa saya tinggalkan. Sifat itu hanya tinggal kenangan dan menjadi sejarah hidup saya di masa lalu.

Lalu bagaimana caranya bisa keluar dari rasa takut ? Kuncinya cuma satu, berani memulai untuk suatu perubahan yang lebih baik. Satu persatu hendaknya mulai dibenahi termasuk pola pikir pesimis, menganggap diri useless, dan pikiran-pikiran lain yang mengkerdilkan potensi dalam diri harus diubah.

Dulu, saya termasuk orang yang mudah terpengaruh oleh omongan orang lain tentang saya. Padahal tidak sepenuhnya benar namun saya menelannya mentah-mentah. Contohnya adalah, ucapan seseorang kepada saya, "Kamu itu siapa, kok bermimpi terlalu besar. Nggak mungkinlah bisa tercapai.." Ucapan negatif ini membuat saya mengubur mimpi-mimpi saya di waktu lalu. Saya percaya kepada orang itu bahwa saya tidak mampu. Saya bukan apa-apa, saya useless, tidak berhak punya mimpi besar. Sangat mengkerdilkan sekali.

Lalu di lain waktu, saya bertemu dengan orang yang pola pikirnya optimis. Beliau selalu berpikiran positif dengan segala kemampuan saya. Memberi motivasi untuk berkembang. Mengatakan bahwa segala sesuatu bisa kita capai asalkan kita berusaha semaksimal kemampuan kita, memperjuangkannya dengan sungguh-sungguh. Disini saya terperangah, menjadi titik balik tentang pemahaman saya yang keliru selama ini.

Dan, perubahan itu saya awali dengan sebuah perjalanan menuju suatu tempat yang sama sekali belum pernah saya kunjungi. Sendiri, saat masih duduk di bangku SMA. Saya mengalahkan ketakutan sendiri. Segala pikiran yang membuat saya khawatir saya buang jauh-jauh. Seperti nanti kalau di jalan bagaimana, kalau tersesat bagaimana, kalau ada orang jahat, jangan-jangan begini, jangan-jangan begitu..dan pikiran-pikiran lainnya yang kalau saya ikuti, saya tidak akan jadi pergi ke tempat itu. Dan ternyata setelah saya jalani, perjalanan itu terasa begitu menyenangkan, apalagi ketika mendapat kenalan seperjalanan yang mengasyikkan..ehem..Sesuatu yang tidak mungkin saya dapatkan jika saya tetap memilih untuk tinggal dirumah mengamini rasa takut dan kekhawatiran saya yang hanya ada di pikiran saja.

Jadi, rasa takut atau berani itu hanya soal pola pikir saja. Jika kita membiasakan diri untuk selalu berpikir berani, optimis dan berkembang, hal itu akan benar-benar terjadi. Namun jika kita berpikir sebaliknya, kenyataan yang terbalik itulah yang kan terjadi. Ah, ya..berpikir berani saja tidak cukup, namun harus ada aksi untuk merealisasikannya. 

So, berani..siapa takut ?

Thursday, September 27, 2012

Trouble Is My Friend


 Gambar diambil dari sini

Masalah ada ketika ekspektasi dan kenyataan tidak sama. Ketika harapan berbanding terbalik dengan fakta, saat itu kita menganggap ini sebagai masalah. Dalam hal ini, hanya ada dua solusi yang bisa kita lakukan. Yaitu yang pertama, mengganti ekspektasi atau harapan dengan yang masuk akal. Yang kedua adalah mengubah pola pikir bahwa kenyataan yang ada harus bisa diterima dengan tulus ikhlas sehingga ini menjadi bukan suatu masalah tetapi tantangan untuk mengubah kenyataan dengan strategi baru.

Pada dasarnya, masalah ada pada setiap makhluk hidup. Siapapun dia, kaya, miskin, ganteng, jelek.semua pasti punya masalah. Pola pikir yang berbeda-beda membuat tiap orang tidak sama dalam menyikapi suatu permasalahan. Ada yang santai, gugup, bingung, marah dan lain sebagainya. Tujuannya sama, ingin keluar dari permasalahan. Lari dari masalah jelas tidak menemukan jalan keluar namun bisa menambah masalah.

Jadi, sebenarnya masalah bukan untuk dihindari tapi dihadapi. Adanya masalah berkaitan erat dengan hukum sebab dan akibat. Ada akibat, pasti berawal dari sebab. Oleh karena itu perlu ditelusuri asal muasal bagaimana masalah itu bisa hadir tanpa diundang. Sebab secara tidak sadar, sebenarnya kitalah yang mengundang masalah itu.

Contohnya saja saat kita dirundung suatu musibah. Musibah ini adalah masalah bagi kita. Lagi enak-enaknya sms-an di jalan, nggak tahunya ada sepeda motor yang menyerempet kita. Kita jatuh dan terluka hingga berdarah. Kita marah, minta ganti rugi. Coba, kalau begini sebenarnya siapa yang salah ? Secara tidak langsung kita menjadi pengundang utama musibah itu. Siapa suruh sms-an di jalan ? Sudah jelas ini karena faktor kurang hati-hati dan kelalaian saja.

Tiap pribadi berbeda-beda dalam menyikapi suatu permasalahan. Ada yang langsung tuntas, ada yang menganalisa masalahnya dulu, bahkan ada yang ini belum selesai sudah dapat masalah baru lagi. Semuanya saling berkesinambungan.

Sebenarnya, jika kita mau introspeksi diri, menelaah sebab akibat apa yang terjadi, akar permasalahan tidak jauh-jauh dari diri kita. Dan sebenarnya, jalan keluar pun hanya kita yang bisa menyelesaikannya karena kita yang tahu persis apa sebabnya. Cuma seringkali, kita terhalang oleh rasa gugup, panik, kecewa, sedih saat masalah datang tiba-tiba. Rasa khawatir berlebihan itulah yang menutup jalan untuk mencari apa sebab akibatnya. Bahkan, tak jarang pula kita mencari kambing hitam sebagai penyebab masalah itu. Cobalah untuk tenang, rileks..ambil nafas panjang saat masalah datang. Dengan tenang, dijamin pikiran menjadi jernih dan mudah untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Dan satu lagi, dengan berpikir bisa, akan menuntun kita untuk bisa mencari jalan keluar. Sebaliknya, jika kita berpikir tidak bisa, buntu, putus asa sudah pasti hanya akan membuat masalah tidak terselesaikan tetapi malah menumpuk dan bukan tidak mungkin malah akan membuat masalah baru. Pusiiiinnnngggg kan kalau sudah begitu..

Contoh lain dalam menghadapi masalah adalah dengan mengenali diri. Misalnya, kita sendiri yang paling tahu berapa penghasilan kita tiap bulan. Lalu, kita punya keinginan untuk memiliki sebuah mobil. Kita sendiri yang bisa memutuskan apakah kita sudah mampu untuk itu. Jangan sampai hal ini menjadi masalah di kemudian hari. Mobil apa yang akan kita ambil perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan budget kita. Misalnya, tentang pembayaran, apakah secara cash atau cicilan tiap bulan. Ketika tabungan kita tidak cukup untuk cash, berarti kita ambil langkah kedua yaitu secara angsuran. Tabungan cukup untuk uang muka, berarti kita harus siap mengangsur tiap bulan sebesar rupiah yang kita mampu. Intinya, jangan sampai melebihi kemampuan kita. Kalau kita mampunya mengangsur untuk jangka waktu sepuluh tahun dengan cicilan paling rendah, ya kita pilih yang itu. Toh, kita tidak ingin keberatan tanggung jawab. Kalau kita nekat mengambil jangka lebih cepat dengan cicilan yang lebih tinggi dari penghasilan kita, berarti kita mengundang masalah. Apa kita mau, hidup tekor tiap bulan untuk mencicil mobil sementara kebutuhan pokok kita terabaikan hingga kita harus ngutang sana-sini demi gengsi ? Mau menanggung malu jika suatu saat mobil ditarik kembali karena kita tidak mampu mencicil hanya karena salah mengambil keputusan ? Itulah, berpikir sebelum bertindak menjadi penting saat ini demi kelangsungan di masa yang akan datang. Kita kan maunya hidup ayem tentrem dengan seminimal mungkin masalah. Atau kalau memang masalah itu ada, kita bisa dengan mudah mengatasinya.

Sesulit apapun masalah, kalau mau kita anggap teman, masalah itu akan menjadi mudah diselesaikan. So, trouble is my friend seperti kata lagunya Lenka. Ho oh..Dan jangan takut, justru dengan adanya masalah, kita akan menjadi kuat dan teruji. Cieee..

Thursday, August 2, 2012

ML, MK & MD


ML : inget gak, aku adalah masa lalumu...

MK : lalu ? aku sudah ada di kekinian..masa lalu hanya untuk dikenang..

ML : gak ingin kembali ke masa lalu ? banyak hal yang indah untuk dikenang kan..?

MK : kenangan memang indah, tapi realita sekarang lebih penting untuk dijalani..

ML : jangan sombong, tanpa masa lalu kamu tidak akan bisa seperti sekarang..

MK : so what gitu loh..masa lalu hanyalah bayang-bayang..kalo aku terlalu larut dalam waktumu, aku bisa ketinggalan..

ML : aku ingin ada dalam kekinian bersamamu..

MK : maaf, sudah ada masa depan yang menunggu..apa yang kulakukan sekarang menjadi penentu yang akan datang..

ML : jadi aku dicampakkan begitu saja ?

MK : bukan begitu, apa yang telah lalu menjadi bekalku di masa kini dan nanti..toh, masa lalu tidak selamanya indah. aku juga pernah terluka dan gagal. ingat ? aku belajar tentang semuanya..

MD : hey..jangan kebanyakan ngobrol..cepat jemput aku ya..
 
ML adalah Masa Lalu, MK adalah Masa Kini dan MD adalah Masa Depan..
 
Salam waktu...

Friday, May 18, 2012

Bijaksana Itu Apa Sih ?




Gambar dipinjam dari sini


Menurut kamus, arti dari kata bijaksana adalah bertindak sesuai dengan pikiran, akal sehat sehingga menghasilkan perilaku yang tepat, sesuai dan pas. Biasanya, sebelum bertindak disertai dengan pemikiran yang cukup matang sehingga tindakan yang dihasilkan tidak menyimpang dari pemikiran. Si bijak tahu hal mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak.

Contohnya saja dalam pengelolaan keuangan. Orang yang bijaksana bisa membedakan mana yang menjadi prioritas utama dan mana yang tidak terlalu penting dilakukan. Hal pertama saat uang diterima adalah memikirkan tentang investasi atau tabungan. Kebijaksanaan disini berkaitan erat dengan kecerdasan dan penekanan hawa nafsu / keinginan.

Barapapun penghasilan yang diterima, tidak menjadi masalah jika diolah dengan bijaksana. Misalnya penghasilan seorang office boy di sebuah perusahaan Jakarta 1 juta perbulan. Karena office boy ini sudah terbiasa hidup apa adanya, tidak neko-neko dan tidak ingin apa-apa kecuali makan sebagai kebutuhan primer menyambung hidup, OB ini mampu mengelola keuangannya dengan tepat guna. Separuh gajinya ditabung, kemudian sisanya untuk makan sehari-hari dan masih sempat memberi kepada sesamanya. Bagaimana bisa ? Hidup di Jakarta gitu loh..

Intinya adalah penguasaan diri. Saat orang lain sibuk dengan penampilan diri yang bling-bling, OB ini cukup dengan baju secukupnya yang penting rapi dan bersih. Tidak perlu yang mahal dan bermerk, yang penting enak dilihat. Bahkan sering disyukuri, banyak orang yang simpati memberinya baju layak pakai. Satu nilai plus tidak perlu pusing dengan budget khusus penampilan.

Soal makan, yang penting bisa makan dengan nasi, sayur dan lauk seadanya tidak masalah. Di kostnya yang sederhana, OB ini terbiasa menanak nasi dengan rice cooker kecil setiap hari. Lebih hemat, tinggal beli sayur dan lauk tahu, tempe atau telur dan jika rejeki sedang berlebih bolehlah makan ayam goreng satu bulan sekali. Untuk makan, dan kebutuhan seperti sabun dan lain-lain satu bulan keluar dana sekitar 300 ribu. Kalau di kantor ada acara ulang tahun staff, biasanya ada acara makan-makan, OB ini bisa lebih hemat lagi pengeluaran per bulannya.

Bayar kost ala kadarnya, sudah termasuk listrik dan air mengeluarkan dana 200 ribu per bulan. Selanjutnya, secara rutin tabungannya terisi 500 rb per bulan. Kalau sudah terkumpul lumayan banyak, tiga bulan sekali mengirim uang untuk orang tua di kampung, walaupun orang tua sering menolak diberi. Bahkan kalau ada temannya yang mau pinjam uang, kadang diambilkan dari tabungannya.

Bandingkan dengan seorang pejabat tinggi negara yang katakanlah penghasilannya 20 juta lebih per bulan. Belum ditambah dengan tunjangan ini itu. Gaya hidupnya wah, mobil mewah, rumah mewah, makanan enak tiap hari, tapi tetap merasa kurang hingga rela korupsi. Dalam hal ini siapa yang mampu bertindak secara bijaksana ? Padahal dari segi pendidikan, OB ini hanya lulusan SMP, sedangkan pejabat ini gelar pendidikannya berderet. Tapi perilakunya belum tentu sebijaksana OB tadi.

Andaikan..para pejabat di negeri ini mampu berpikir dan bertindak sebijaksana OB ini, berapa pengeluaran negara yang mampu dihemat, berapa hutang negara yang mampu dibayar dan betapa tentramnya negeri ini. Semuanya berawal dari pola pikir sederhana dan bijaksana. Tanpa perlu ada korupsi.

Thursday, November 3, 2011

Apakah Anda Konsisten ?

Tidaklah mudah membangun suatu personal branding yang lekat dengan sifat konsisten. dalam kehidupan ini banyak sekali kita jumpai figur orang yang dengan mudah mengumbar janji untuk kemudian dengan mudah pula mengingkarinya tanpa realisasi yang pasti. Bagaimana sikap Anda jika bertemu orang yang tidak konsisten, atau jangan-jangan kita sendiri termasuk tipe orang seperti itu ? Hm..

Pengalaman saya, berulang kali dikecewakan oleh orang yang nggak konsisten cukup membuat geregetan juga. Contohnya saja dalam soal utang piutang atau soal pinjam meminjam barang dengan teman. Dia sendiri yang berjanji akan mengembalikan dalam tempo 1 bulan, pas saat jatuh tempo alasannya ada saja, sengaja mengulur-ulur waktu tanpa memperhatikan bagaimana perasaan yang dikecewakan. Dengan enteng, tanpa rasa bersalah, padahal uang yang dijanjikan akan dikembalikan benar-benar saya butuhkan. Sekali, dua kali saya amati, saat tidak ada itikad baik, hubungan langsung saya putus. Untuk selanjutnya, jika dia merengek-rengek minta dipinjami uang lagi, jangan harap akan diberi lagi, susah nagihnya.

Demikian pula saat berbisnis, antara suplier dan penjual harus ada rasa saling percaya dan tentunya konsistensi harus dijaga. Tagihan lancar, hubungan personal baik, sudah pasti akan tercipta aura positif yang akan memudahkan kelancaran bisnis dan saling menguntungkan. Saat salah satu pihak mulai tidak konsisten dan merugikan salah satu pihak sehingga tidak dapat bekerja sama dengan baik, maka otomatis hubungan bisnis menjadi tidak sehat lagi yang bisa berakibat pada pemutusan hubungan bisnis.

Saya sendiri berusaha sejauh saya mampu untuk menjadi pribadi yang konsisten. Saya mulai dari hal yang paling sederhana dulu yaitu berusaha on time saat memenuhi janji. Hal ini berlaku dalam hubungan pertemanan dan yang lebih penting dengan relasi bisnis. Saya sering merasa tidak enak jika orang lain harus menunggu, jadi pilihan saya adalah on time dengan harapan orang lain bisa on time juga. Kalau pun saya harus menunggu beberapa menit sih nggak masalah, tapi kalau sampai berjam-jam lebih baik saya tinggal. Waktu sangat berharga jika dibiarkan untuk menunggu orang yang tidak dapat menghargai orang lain.

Kemudian dalam kehidupan sehari-hari, saya juga berusaha untuk mengatakan apa adanya. Saat saya tidak bisa, saya akan bilang tidak bisa demikian pula sebaliknya. Lebih baik jujur di awal daripada bilang bisa kenyataannya tidak bisa malah lebih melukai perasaan orang lain. Sebisa mungkin saya berusaha membuat sinkron antara perkataan dan perbuatan. Memang tidak mudah, tapi hal ini berkaitan dengan soal disiplin, tanggung jawab dan kebiasaan.

Pada kenyataannya, menjadi orang konsisten lebih banyak diperhitungkan dalam dunia bisnis. Segala kesempatan dan peluang akan terbuka lebar saat kita mampu bekerjasama dengan baik dengan rekan bisnis kita. Segala jalan akan dipermudah untuk kelancaran bisnis. Lain halnya jika menjadi orang tidak konsisten, orang tidak mudah percaya dan segala sesuatunya akan terasa sulit. Padahal, dalam dunia usaha, maunya untuk jangka panjang dan bisa diwariskan kepada keturunan kita. Saat usaha kita bisa dipercaya karena konsistensi kita, orang akan lebih menghargai dengan baik. Dan itu berlaku bagi siapa saja.

Jadi, konsistenlah mulai dari sekarang..

Tuesday, October 11, 2011

Peluang Usaha Di Kota Kecil


Selama hampir 2 tahun buka usaha bersama suami, akhirnya resmi hampir sebulan ini kami punya karyawan baru di toko. Masih satu tapi cukup membuat kami bangga. Sebelumnya, kami sudah punya satu asisten rumah tangga yang menjaga anak kami di rumah yang bisa kami pantau setiap saat. Bagaimana tidak, ini adalah awal untuk sebuah lonjakan. Ya, kami punya target selanjutnya. Tentang mimpi-mimpi, rencana akan dibawa kemana usaha ban mobil dan onderdil Wiyono Putro ini.

Saya dan suami pernah menjadi karyawan di sebuah perusahaan selama bertahun-tahun. Kemudian kami berdua sepakat resign bareng-bareng untuk buka usaha bersama. Ini juga sebuah keputusan besar, mengingat kami masih buta tentang dunia usaha. Namun kami berdua meyakininya. Sebagai langkah awal, kami pindah ke pinggiran kota Yogya dan menetapkan daerah Gunung Kidul sebagai lokasi usaha kami.

Kalau selama ini ada pemikiran bahwa membuka usaha itu harus di kota besar, kami justru membalik mindset itu. Di pinggiran kota masih banyak peluang usaha kalau kita mau mengolah. Mbabat alas istilahnya.
Keuntungan membuka usaha di daerah kecil, lebih tepatnya di desa, salah satunya adalah belum banyak kompetitor. Kalaupun ada, masih bisa dihitung dengan jari. Belum lagi letak geografis Gunung Kidul yang sangat luas, membuat pengusaha masih punya banyak kesempatan meraih pasar sebanyak-banyaknya. Fakta membuktikan, selama ini masyarakat Gunung Kidul harus menempuh jarak puluhan kilometer ke kota Yogya untuk sekedar mengganti ban mobil. Bisa dibayangkan kan berapa biaya untuk bahan bakar kendaraannya, belum untuk jajan. Nah, peluang inilah yang kami ambil. Terbukti, masyarakat sekitar merasa diuntungkan dengan keberadaaan usaha kami. Mau pasang ban, mau balancing, mau cari ban vulkanisir, mau vulkanisirin ban atau sekedar cari onderdil mobil tidak perlu jauh-jauh lagi. Lebih hemat dan efisien. Mengirit ongkos.

Lalu, kenapa kami pilih usaha ban dan onderdil mobil juga ada alasannya. Kalau usaha ban motor dan onderdil motor disini sudah cukup banyak. Selama ini, orang malas berjualan ban mobil karena modalnya besar tapi untungnya sedikit. Memang benar, contohnya saja ban truk dengan modal katakanlah 1,2 juta untuk 1 ban, keuntungan yang diraih tidak sampai 3 persen. Mana tahan ? Tapi justru ini peluangnya. Karena banyak yang kurang berminat, kami ambil kesempatan itu karena walaupun untungnya cuma sedikit kalau omsetnya banyak kan bisa muter juga uangnya. Walaupun modal awal ya cukup banyak juga, tapi selama ada pinjaman uang kan nggak masalah ? Yang penting secara pelan tapi pasti usaha ini bisa berjalan.

Kenapa juga kami pilih Gunung Kidul ? Bukankah selama ini daerah Gunung Kidul terkenal sebagai daerah yang gersang, tandus dan kekurangan air ? Mana mungkin bisa berkembang buka usaha disana ? Hm..kalau masih banyak anggapan seperti itu, berarti Anda salah besar. Gunung Kidul sudah tidak seperti yang digambarkan tadi. Disana sudah banyak pohon-pohon yang rindang yang membuat daerah ini subur menghijau. Air juga sudah gampang didapat karena memang sudah banyak air sumur dan air PDAM. Pertumbuhan ekonominya juga sudah sangat baik, terbukti jumlah mobil semakin bertambah tiap tahunnya. Maklum, orang Gunung Kidul terkenal sebagai orang yang ulet dan pekerja keras. Kebanyakan perantau dari Gunung Kidul mampu menorehkan kesuksesan buat keluarganya.

Dan kami bersyukur, setiap bulannya usaha kami selalu ada perkembangan omset, pertambahan pelanggan dan kemajuan yang cukup signifikan. Karena itulah, kami merasa perlu mulai mengangkat karyawan untuk membantu kelancaran usaha kami. Karena rencananya, kami akan melebarkan sayap tidak hanya duduk menunggu di toko saja namun juga akan keliling sebagai upaya lebih mendekatkan diri kepada pelanggan untuk pemenuhan segala kebutuhan mereka dan juga sebagai promosi terselubung karena ternyata masih banyak yang belum tahu tentang usaha kami. Ke depannya, kami juga berencana akan membuka jasa panggilan pasang ban dan balancing ke rumah pelanggan. Bisakah ? Apa sih yang nggak bisa..semua pasti bisa kalau memang sudah niat.

Jadi, saat ini kami sedang menikmati suka duka menjadi seorang pengusaha di pinggiran kota. Jelas nggak gampang awalnya. Tapi sejauh ini kami sudah punya pandangan yang berbeda saat menjadi karyawan dulu dan saat menjadi pengusaha sekarang. Setelah punya usaha sendiri, kami terbiasa membuat keputusan sendiri, berpikir kreatif, belajar tentang product knowledge baru, menganalisa pasar, bersaing dengan kompetitor, mencari penyupli barang yang terbaik dan termurah, mengelola hutang untuk usaha, seleksi karyawan..wah..banyak sekali kegiatan yang tadinya tidak ada dalam bayangan kami saat masih menjadi karyawan. Dan yang paling penting kami tetap menjaga profesionalitas walaupun sebagai suami istri. Saat di toko, saya adalah seorang staf administrasi, merangkap bagian penjualan, sebagai staf marketing juga, mengelola keuangan dan suami saya sebagai bos sekaligus staf teknisi, staf gudang dan membantu bagian penjualan juga. Sedangkan saat di rumah, kami adalah suami istri yang bersama-sama mendidik anak semata wayang kami. Jadi kalau lagi berantem di rumah, di toko tetap profesional seolah-olah sudah baikan, sampai di rumah berantem lagi hehe..nggak ding..

Dan enaknya lagi, usaha di pedesaan membuat kami semangat tiap hari karena suasananya yang asri, jauh dari macet dan stress, adem ayem pokoknya. Segala sesuatunya selalu kami syukuri. Dan kami lebih menikmati detik demi detik waktu yang berjalan. Hari ini selalu berbeda dengan hari kemarin atau besok. Begitu bervariasi dan penuh warna hidup ini rasanya. Pokoknya bedalah..kalau nggak percaya cobalah..Buka usaha di daerah pedesaan. Pasti asyik. Menurut saya sih, kalau masih banyak orang yang menambah sesak kota tanpa pekerjaan yang jelas, lebih baik pulang ke desa, buka usaha, membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain. Semua orang bisa kok. Soal modal bisa dicari yang penting punya niat dulu, perencanaan yang matang pasti akan ada jalan kalau mau berusaha. Ok..sekian dulu ya..lain kali disambung lagi dengan cerita bisnis yang lain. Ada yang nanya harga ban nih, mudah-mudahan jadi beli hehe..

Sunday, August 21, 2011

Bisa Karena Biasa

Yeah..pepatah yang menjadi judul tulisan ini bisa dialami siapa saja. Tak terkecuali saya. Dulu, saya tidak berani memulai pembicaraan dengan orang lain, apalagi yang belum saya kenal. Tapi seiring dengan waktu, saat saya bekerja menjadi Customer Service di sebuah distributor resmi handphone Nokia, mau tidak mau saya dituntut menjadi seseorang yang bisa berkomunikasi dengan baik. Selain itu, saya juga harus bisa menjual produk handphone. Awalnya saya bingung, gimana caranya ya ? Lha wong saat itu, handphone saja belum saya punya. Maklum, handphone masih jadi barang mewah, belum menjamur seperti sekarang. Saat itu tahun 2002, saat handphone Nokia tipe 3310 masih menjadi primadona dan harganya masih berkisar 1 jutaan. Jelas, saat itu Blackberry belum lahir, karena masih menjadi mimpi-mimpi para pekerja gadget yang menjadi isi berita majalah-majalah seluler saat itu.

Saya pun tidak menyangka jika ternyata saya punya bakat menjual dan setelah berkomunikasi dengan pelanggan, saya bisa cerewet juga lho..Apalagi kalau pelanggannya adalah tipe orang yang welcome and suka humor. Cocok !


Lalu, karena pekerjaan pula, yang kebetulan saat ini saya sudah punya usaha sendiri yaitu di bidang ban mobil dan onderdilnya, menuntut saya harus menjadi insan yang kreatif, inovatif dan proaktif. Itu harus, karena jika tidak, usaha yang saya lakukan bisa kalah dengan kompetitor lain yang lebih dalam segala hal. Bahkan pelanggan bisa lari jika toko saya tidak memberikan layanan yang memuaskan plus lain daripada yang lain.


Dulu, saat saya masih menjadi karyawan, hidup terasa mengalir begitu saja. Tanpa target yang jelas, pokoknya bekerja sesuai standart tiap bulan terima gaji. Paling-paling dimarahi atasan kalau ketahuan pekerjaannya nggak beres. Hanya itu tantangannya. Namun lama-lama, saya merasa jenuh dan perlu sesuatu yang baru. Saya ingin bisa mengatur waktu sendiri, mengatur keuangan sendiri, punya karyawan, dan yang paling penting, punya banyak waktu untuk anak saya. Itu yang susah saya dapatkan saat terikat waktu menjadi karyawan.


Maka hanya satu modal saya : nekad untuk berani memulai. Dan ternyata memang terbukti setelah menjadi pengusaha, kepribadian saya lambat laun bisa berubah. Yang tadinya minder jadi percaya diri, yang tadinya malu dan takut-takut jadi berani, yang tadinya nggak tahu jadi berusaha untuk tahu, yang tadinya tidak bisa akhirnya bisa...

Thursday, April 14, 2011

Anugerah Terindah Yang Kita Miliki


Hidup ini indah. Ya, sangat indah karena Tuhan telah menyediakan segala sesuatu yang kita inginkan tanpa memungut bayaran alias gratis. Nggak percaya ? Coba kita cek segala anugerah dari-Nya yang kadang tidak kita sadari bahkan seringkali malah menyia-nyiakannya.

Udara yang kita hirup tiap hari : Gratis

Coba hitung, berapa kali kita menghirup udara untuk bernafas setiap hari. Tak terhitung. Bayangkan, saat kita sakit dan harus membeli tabung oksigen untuk membantu pernafasan kita. Mahal ? Jelas.. Tuhan sudah menyediakan udara segar berlimpah di alam, tapi kita malah mencemarinya dengan polusi. Sadis ya kita..

Melihat dengan mata : Gratis

Betapa indahnya kita bisa melihat orang-orang yang kita cintai, melakukan aktivitas yang sangat terbantu dengan penglihatan. Beruntung Tuhan tidak mentakdirkan kita sebagai orang yang tuna netra atau cacat mata. Berapa rupiah yang harus kita keluarkan jika mata kita cacat ? Sudah semestinya jika kita menjaga mata ini untuk melihat hal yang baik-baik saja bukan untuk hal-hal yang tidak senonoh..Dan tidak sepantasnya jika kita menghina orang yang buta. Setiap detik Tuhan bisa membalikkan kenyataan kita yang menjadi si buta itu..

Berjalan dengan kaki : Gratis

Pernahkah kita membayangkan sebagai orang yang tak berkaki, yang harus dibantu dengan kruk atau kaki palsu untuk berjalan ? Yang selalu bermimpi untuk bisa berjalan dan berlari dengan mudahnya ? Bagaimana rasanya ? Tentu sangat menyedihkan, dan kuatkah kita saat menerima hinaan sebagai yang cacat ? Bersyukur, Tuhan mentakdirkan kaki kita utuh, normal dan sehat. Lalu kenapa kaki kita digunakan untuk menendang orang lain saat kita marah ? Sepertinya Tuhan tidak menciptakan kaki kita untuk menyakiti sesama manusia ataupun makhluk lain ciptaan-Nya.

Bicara dengan mulut : Gratis

Banyak yang tidak seberuntung kita. Tuna wicara, sulit untuk berkata-kata. Harus dibantu dengan bahasa isyarat untuk sekedar membahasakan kata : makan, mama, mandi dan bahasa sederhana lainnya. Perlu perjuangan dan proses berlatih yang lama untuk sekedar bisa didengarkan. Dan diperlukan kesabaran bagi yang melatihnya. Lalu kenapa, mulut yang mudah kita gunakan berkata-kata seringkali menimbulkan sakit hati bagi yang mendengarnya ? Bahkan tak segan mulut ini seringkali digunakan untuk mencaci maki, menggosip, bahkan memfitnah orang lain. Mulutmu, harimaumu..

Mendengar dengan Telinga : Gratis

Kita bisa mendengar, mengetahui segala info terkini dari pendengaran kita. Dibantu dengan teknologi, semakin lengkaplah pemenuhan kebutuhan kita akan hiburan. Telepon genggam misalnya. Seringkali kita terlupa, asyik menggunakan telepon genggam di jalan raya saat kita berkendara..Tanpa sadar kita telah membahayakan diri kita dan orang lain.

Penggunaan alat vital : Gratis

Tuhan menciptakan alat vital untuk sistem reproduksi dan kebutuhan biologis manusia. Betapa bahagianya ketika Tuhan mempercayakan seorang anak dari alat reproduksi kita. Lalu, segala kenikmatan dari hubungan seksual itu, berapa harus kita bayar jika Tuhan memasang tarif per jam misalnya ? Waduh..pasti kita tak akan sanggup untuk membayarnya. Sudah semestinya jika kita menjaganya baik-baik, tidak tergoda dalam perzinahan ataupun pemerkosaan yang biadab. Murni kita persembahkan hanya untuk pasangan sah kita, bukan untuk dikomersilkan. Harusnya..

Berpikir dengan otak : Gratis

Manusia dikaruniai Tuhan otak yang istimewa dibandingkan makhluk ciptaan lainnya. Sudah semestinya jika kita lebih mampu menemukan inovasi-inovasi untuk kebaikan sesama. Pada kenyataannya, kepandaian sering disalah gunakan untuk membodohi orang lain dan menciptakan sesuatu yang bisa merusak. Seperti alat-alat perang, nuklir, bom, rudal, senjata biologis dan lain sebagainya. Apa itu tujuan Tuhan menciptakan otak kita untuk merusak bahkan memusnahkan sesama makhluk ciptaan Tuhan ? Bahkan tak jarang pula kita menantang Tuhan dengan segala teknologi mutakhir yang bisa diciptakan manusia. Kita merasa paling pandai melebihi Tuhan..

Itulah sebagian anugerah dari Tuhan. Adakah anugerah-anugerah yang lain ? Pastinya banyak sekali jika kita mampu bersyukur akan segala karunia Tuhan. Dari hal-hal yang sederhana sekalipun, jika kita peka, terkandung hikmat yang luar biasa dari karya Tuhan. Sudah sepatutnya jika kita menjaga dan mensyukuri segalanya. Amin.


Gambar diambil dari sini

Wednesday, February 16, 2011

Goodbye Minder...

Gambar dipinjam dari sini



Minder atau rendah diri pernah menjadi sisi kelam saya di masa lalu. Begitu kuatnya sifat jelek itu melekat dalam diri saya sampai-sampai saya kehilangan kepercayaan pada diri sendiri. Saya selalu merasa jelek, miskin, tidak pantas dan segala pikiran yang men-judge seolah-olah saya ini manusia yang tidak berguna. Dan parahnya, saya merasa orang lain punya pikiran yang sama tentang saya.


Rasa malu yang berlebihan saat bertemu orang lain, kagok saat bicara dan speechless saat berhadapan dengan orang lain menjadi gejala umum saat minder mendera saya. Saya merasa lebih aman meringkuk sendirian di dalam kamar saat banyak tamu di rumah saya sekalipun itu saudara sendiri. Tak peduli berapa lama saya harus mendekam sampai harus menahan pipis dan lapar daripada harus menampakkan batang hidung saya di depan orang-orang yang belum saya kenal dengan baik.


Saking malunya saya untuk menampakkan diri di hadapan tamu, salah seorang saudara jauh saya pernah mengatai bahwa saya tidak punya muka. Salah satu ungkapan protes atas terlalu-nya minder saya yang dengan pasrah harus saya telan mentah-mentah.


Saya tidak tahu persis kenapa saya bisa menderita sifat yang aneh bin ajaib ini. Setahu saya, bapak dan ibu saya termasuk orang yang suka humor dan banyak bicara. Kakak-kakak saya juga tidak ada yang minder.


Saya selalu mengalami kesulitan saat harus beradaptasi di lingkungan baru yang mengharuskan saya untuk bisa berbasa-basi dan ramah. Saya selalu ketakutan saat harus memulai suatu pembicaraan. Saya selalu merasa bahwa apa yang saya lakukan selalu salah dan tidak berguna. Saya selalu takut untuk diabaikan dan direndahkan.


Lambat laun, saya merasa tidak nyaman dengan sifat minder ini, dan ingin keluar dari belenggunya yang menyiksa. Langkah awal yang saya lakukan adalah membuka diri, bergaul dengan orang yang mau menerima saya apa adanya.


Bukannya pilih-pilih teman, terus terang saya sangat sulit untuk berteman dengan orang yang tidak mau menerima diri saya seutuhnya. Apalagi jika orang itu mudah meremehkan orang lain dan suka menghina, sempurna membuat mental saya down. Karena itu, saya akrab dengan beberapa orang yang membuat saya nyaman berteman.


Dalam kenyamanan berteman, ada beberapa hal yang bisa saya petik manfaatnya. Teman yang baik, pasti memberikan pengaruh yang sangat kuat bagi kita. Apalagi jika dia orang yang optimis, gigih dan suka memotivasi orang. Membuat kepercayaaan diri saya mulai meningkat sedikit demi sedikit. Setelah itu, saya mulai menggali beberapa potensi yang ada dalam diri saya.


Awalnya, saya ragu untuk memulai, tapi berkat dorongan dari teman, saya mulai menemukan bakat-bakat saya. Dan secara perlahan, saya mulai menjadi pribadi yang cukup kuat atas kemampuan yang saya miliki.


Saya mulai bisa menerima diri sendiri, mulai mengenal diri secara baik dan yang pasti, sangat menghargai diri sendiri. Logikanya, kalau bukan diri saya sendiri yang menghargai dan menghormati, bagaimana mungkin orang lain akan berbuat serupa ? Dan saya sangat bersyukur, dengan sedikit perubahan, ternyata mengubah hidup saya menjadi 180 derajat berbeda dari yang lalu.


Rasa malu mulai memudar dalam diri saya mulai terganti dengan percaya diri. Yang tadinya malu untuk memulai senyum, menebar senyum terlebih dahulu kepada orang lain. Yang tadinya takut untuk memulai percakapan, berinisiatif lebih dulu.


Dan ajaib..semua orang menjadi begitu menyenangkan di mata saya. Segala peluang terbuka didepan mata. Segala informasi yang tadinya saya tidak tahu, begitu mudah saya dapatkan dengan sebuah senyum. Tak peduli senyum untuk orang yang belum kenal sekalipun. Hidup saya terasa semakin dimudahkan. Semakin banyak orang yang saya kenal baik, semakin banyak pula orang yang mengenal saya.


Bisa ditebak bukan, segala keuntungan yang diraih dengan menghilangkan sifat minder menjadi percaya diri ? Kepercayaan orang lain kepada kita lebih mudah kita dapatkan. Dan itu aset, karena tidak mudah membuat orang mempercayai kita begitu saja. Semuanya harus diupayakan.


Dan kalau bukan niat dari diri sendiri untuk berubah, siapa lagi yang mampu untuk melakukan perubahan itu ? Bukankah diri kita sendiri yang seharusnya mengenal apa kebutuhan kita, apa pula keinginan kita bukan orang lain ? Karena it, berdamai dengan diri sendiri sepertinya harus selalu kita pertahankan. Dan yang lebih penting, ikutii suara hati karena tidak pernah berbohong.

Friday, February 4, 2011

Hidup Ini Milik Tuhan

Kematian. Beberapa waktu ini aku banyak melewatkan waktu untuk melayat. Dari saudara, tetangga dan orang-orang yang cukup aku kenal ternyata telah dipanggil Tuhan tanpa pernah bisa diperkirakan oleh pikiran manusia.

Ya, baru kemarin aku masih berbincang dengan mereka, dari seputar obrolan ringan sampai yang cukup serius. Baru kemarin pula berita yang cukup mengejutkan aku terima akan kepergian mereka. Tak percaya secepat itu mereka pergi, tapi Tuhan punya kehendak atas kuasa-Nya.

Kematian selalu menjadi misteri bagiku. Misteri yang tak akan mampu dipecahkan dengan akal budi manusia yang terbatas. Seringkali aku pusing sendiri jika memikirkan kehidupan setelah mati. Apakah nantinya aku bisa masuk surga ataukah neraka jahanam yang akan menerimaku dengan tangan terbuka. Ah..rasa-rasanya begitu banyak dosa yang telah aku perbuat, yang membuatku ragu-ragu mampukah aku masuk surga ?

Aku tak pernah tahu, sebelum aku lahir..aku ada dimana, demikian pula pertanyaanku selanjutnya apakah aku nanti setelah mati akan berada dalam kondisi sebelum aku lahir ? Tapi dimana, gelap rasanya tak ada jawaban yang pasti.

Semakin aku bingung, semakin aku menyadari bahwa aku begitu kecil dihadapan-Nya. Aku hanya makhluk ciptaannya yang sewaktu-waktu bisa dipanggil-Nya. Tak ada yang mampu menawar, menolak ataupun memprediksi kapan waktu itu akan tiba. Hidup dan matiku hanya milik Tuhan.

Tak ada yang mempu melampaui kuasa-Nya. Bahkan menghendaki untuk menyudahi kehidupan sebelum Dia menjemput-Nya. Melawan takdir. Melangkahi kodratnya. Hidup dan mati telah Dia gariskan. Bersiap-siaplah kita menanti giliran.
NB : Rest in Peace Adjie Masaid yang telah dipanggil Tuhan hari ini, Sabtu, 05 Februari 2011

Friday, October 22, 2010

Enyahlah Khawatir !

Gambar diambil dari sini


Apakah rasa khawatir itu masih perlu ? Untuk apa ? Jika menjalar pada kecemasan yang tak berujung. Menggerogoti ketenangan dan kedamaian secara pelan tapi pasti. Membuat sorak atas ketidakberdayaanku. Mengusir jauh-jauh rasa optimis yang selama ini menemani. Mendepak pikiran positif yang selama ini bersemayam.

Aku heran, darimana datangnya si khawatir itu ? Tiba-tiba saja membawa sejuta pikiran negatif, membuat gelisah tiada tentu. Gundah gulana melengkapi si resah itu. Ah..kenapa datangnya begitu beruntun ? Seolah sudah saling berjanji untuk tumplek blek disini.

Hey..itu si bingung ngapain juga disini ? Mengantarkan si linglung pula, alamak..Aih-aih..si pikun akut jadi ikut-ikutan menjangkit. Kata jangan-jangan selalu bergema laksana alunan musik yang bernada sumbang. Takut ini itu menjadi the great barrier saat ingin melangkah.

Kacau…!!! Tak kutahu kemana rimbanya si waspada, yang selalu mudah mengambil keputusan. Yang terbiasa menyelesaikan masalah tanpa masalah ala pegadaian. Lalu si tegar yang terbiasa berdiri kokoh laksana karang sebesar apapun ombak menerjang seolah lari terbirit-birit saat khawatir menjajah relung-relung kalbu.

Ah, gara-gara khawatir !! Enyahlah !!
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...