Showing posts with label Nostalgia. Show all posts
Showing posts with label Nostalgia. Show all posts

Thursday, September 3, 2015

Manfaat Piknik

"Jika kamu merasa hidupmu begitu-begitu saja..cobalah piknik..dan rasakan sensasi menjadi manusia baru.."
(Julipedia, 2015) 


Aha..setuju dengan quote di atas..? Ayo, tunjuk jari yang setuju, yang gak setuju boleh tidak angkat tangan..*apa sih* hehe..

Sebagai anggota MKP alias Manusia Kurang Piknik, saya sering merasa hidup kok rasanya monoton dari segala rutinitas harian. Bangun tidur, mandi, sarapan, ngurus anak, ngurus kerjaan, ngurus suami, trus tidur lagi. Besoknya, bangun tidur trus begitu-begitu lagi..Bosan..? Iya lah pasti, makanya variasi sangat penting untuk mewarnai kehidupan ini. Salah satunya ya..piknik !

"Ah, kayak orang kaya aja, piknik segala. Piknik itu kan mahal. Boro-boro kepikiran piknik, buat makan aja susah."

He..?

Piknik, tidak harus mahal. Jalan-jalan pagi ke desa sebelah sudah termasuk piknik. Memancing ke kali sebelah juga termasuk piknik.  Main sepedaan sore-sore trus mampir ke sawah juga sudah piknik. Mahal ? Bayar ? Enggak kan..? Simple-simple aja yang penting otak bisa refresh kembali. Jangan cari uang terus. Rehat sejenak, keluar dari rutinitas, melemaskan otot syaraf yang tegang. Setelah bugar, baru deh aktivitas kembali.

Bermain di sawah dekat rumah juga termasuk piknik ;p

Berdasarkan pengalaman, saya sering mengalami yang namanya piknik dadakan. Tanpa rencana. Pokoknya ada yang ngajak, hayuk atuh lah.. Seperti baru-baru ini. Tiba-tiba ada undangan acara ke kota lain. Yo langsung diagendakan. Dan berhasil piknik. Sukses. Tanpa rencana..hehe..Karena biasanya, seringkali gatot kalau sudah direncanakan mau piknik tanggal sekian, ternyata ada agenda lain yang lebih urgent. Yo wis, piknik jadi pending dulu.

Melihat kereta api lewat tak jauh dari rumah juga bisa jadi alternatif piknik :D


Sebenarnya manfaat piknik itu apaaaa..?

1. Refreshing

Mesin aja butuh istirahat, apalagi jiwa raga manusia seperti kita ini. Perlu rehat sejenak untuk mendapatkan haknya melihat yang segar-segar. Liat pemandangan gunung, pantai, laut, pergi ke kebun binatang, atau bermain air di wahana buatan manusia. Tujuannya supaya mata gak jenuh dengan pandangan rutin yang itu-itu saja.

Piknik bersama keluarga di Museum Angkut Malang :)


2. Menambah pengetahuan

Dalam perjalanan menuju tempat piknik, sering kan baca apa aja yang ada di pinggir jalan. Seperti pengalaman saya beberapa waktu lalu saat naik bus dalam perjalanan menuju kota Kediri, saya membaca banyak slogan yang ada di kota yang tadinya saya tidak tahu. Contohnya saja seperti ini "Solo kota Berseri", "Madiun Kota Gadis", Kediri terkenal dengan Tahu Taqwa-nya, dan lain sebagainya. Coba, berapa pengetahuan yang saya dapatkan dengan membaca selintas ? Banyyaaakkk..

3.Bersenang-senang

Iya dong, masak piknik malah sedih. Ya harus senang, riang gembira apalagi jika pikniknya bareng keluarga tercinta. Kebersamaan menjadi begitu penting dan menyenangkan. Ada tawa canda, cerita baru dan hal-hal menyenangkan lainnya.

Memberi makan gajah di Taman Safari Prigen :D


4. Bertemu banyak orang baru

Selain bersama rombongan sendiri, pasti kita kan ketemu orang lain yang sebagian tidak kita kenal sama sekali. Tapi tujuannya sama. Menikmati piknik di tempat yang sama. Ada rasa senang jika tanpa sengaja kita bisa bertegur sapa dan mendapat kenalan baru. Nambah persaudaraan dan networking. Dan, kadang ada surprise juga jika tanpa sengaja bisa ketemu dengan teman lama di tempat piknik. Ehm..bisa-bisa CLBK tuh..*Cinta lama Bersemi Kembali atau Cinta Lama Belum Kelar* Aish..jangan sampai ya kalau sudah berkeluarga. Bisa bahaayyaaa...hahahahah.. 

5. Menambah pengalaman

Dengan piknik, kita jadi mempunyai banyak pengalaman. Contohnya pengalaman naik pesawat terbang, naik kereta api, naik kapal laut, naik bus dan lain sebagainya. Pengalaman asyiknya tak akan pernah terlupa sampai kapanpun. Jadi hukumnya wajib untuk menikmati setiap perjalanan piknik itu..*tsah..*. Dengan piknik, pikiran kita jadi terbuka, oh ternyata dunia itu luas sekali jika dibandingkan dengan area jelajah rutinitas kita tiap hari dari rumah ke kantor.

Menikmati perjalanan singkat by airplane dari Jakarta - Jogja


6. Selalu Bersyukur

Dengan menyaksikan langsung keindahan ciptaan Tuhan kita jadi mensyukuri hidup. Oh ternyata dunia itu luas, kita bukan apa-apanya. Ternyata Tuhan itu sungguh Maha Agung. Dan pada akhirnya kita merasa bahwa apa yang kita lakukan selama ini jauh dari sempurna. Tak ada gunanya hanya selalu mengeluh dan mengeluh. Kebersamaan bersama keluarga menjadikan kesadaran dalam diri kita ternyata bekerja keras hanya mengejar materi tak akan pernah cukup. Uang bisa dicari, namun kesempatan berkumpul bersama keluarga lebih penting dari segalanya. Selama kesempatan masih ada, prioritaskan untuk rehat sejenak, bersenang-senang bersama keluarga selama masih bisa. Okeee...

Menikmati keindahan ciptaan Tuhan di Embung Nglanggeran Gunungkidul :D

Nah, beberapa manfaat piknik sudah dibahas. Sekarang mari kita bahas tentang lokasi piknik yang pernah saya kunjungi. Sejauh ini sih masih lokal saja dari Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur sudah pernah. Luar Jawa baru sampai Kalimantan Timur. Luar negeri belum pernah. Someday, semoga bisa ke luar negeri bersama keluarga kalau ada rejekinya..Amin.

Semua tempat piknik yang pernah saya kunjungi semuanya meninggalkan kesan. Kesan yang indah ketika pergi bersama orang-orang terdekat yang memberikan kenangan di masa depan. Apalagi jika sekarang pikniknya bersama keluarga, senangnya dobel. Refreshingnya dapet, dan yang terpenting adalah kebersamaannya. Jarang-jarang kan bisa pergi bersama keluarga.

Ehm..bicara tentang kota Bogor yang terkenal dengan kota hujan itu, saya pernah dua kali kesana. Pertama, saat kakak sulung saya menikah dengan orang Bogor tahun 2000. Kunjungan kedua bersama suami dan anak sulung saya, serta ibu saya, saat kakak sulung saya meninggal hampir dua tahun yang lalu dalam keadaan saya hamil lima bulan. Hiks..saya sedih harus kehilangan orang yang dicintai. Namun kunjungan kedua di Bogor ini memberi pengalaman pertama kepada anak sulung saya merasakan naik kereta api saat berangkat, dan pertama kali naik pesawat terbang saat pulang ke Jogja dari bandara Cengkareng.


Pengalaman pertama naik kereta api dari Jogja-Jakarta-Bogor


Pertama kali naik pesawat terbang dari Bandara Cengkareng

Ada keinginan, suatu saat saya bisa berlibur ke kota Bogor ini lagi. Tujuan utamanya tentu untuk ziarah ke makam kakak sulung saya, dan yang kedua untuk refreshing bersama keluarga. Penginnya mengunjungi Kebun Raya Bogor, karena selama dua kali kesana tidak sempat piknik kemana-mana. Dan yang tak kalah penting adalah menikmati jajanan kulinernya yang terkenal seperti asinan Bogor dan talasnya itu. Yah, berdoa saja semoga kesempatan itu ada.

Tulisan ini diikutsertakan dalam "Lomba Blog Piknik itu Penting"

Sunday, July 4, 2010

Hobby Masa Kecil


Masa kecil adalah masa yang paling indah bagi saya. Masa dimana kebebasan menjadi irama hidup saya. Bersama teman-teman, saya bebas berlarian di pematang sawah, bebas mencari keong tutup di sawah, bebas ikut kakak laki-laki saya bermain layangan atau kelereng, bebas ikut memancing di kali, bebas bermain petak umpet, bebas bermain jamuran, bermain congklak, bermain yeye, bermain bola bekel, bermain bola kasti..wuah..banyak sekali kebebasan yang saya miliki.

Desa dimana saya tinggal dulu begitu ramah menyambut kami yang masih kanak-kanak. Kebersamaan begitu kental terasa. Tak ada si kaya atau si miskin, tak ada si cantik atau si jelek, semuanya lebur dalam permainan tradisional untuk meraih kebahagiaan bersama.

Mungkin hanya duduk-duduk bersama di teras saat bulan purnama, atau berlarian bersama saat hujan mengguyur dengan deras, atau berenang bersama di sungai, bahkan saling bekerja sama mencuri batang tebu saat mandor tidak ada..( kalau yang ini termasuk bentuk kejahatan bersama..jangan ditiru ! )

Semua mengalir begitu saja tanpa beban, yang ada hanya tawa dan canda, yang ada hanya gembira dan ceria. Murah meriah tanpa biaya. Alam menjadi sahabat terindah. Masih ada lapangan nan luas saat ingin sekedar bermain bola, ada pohon yang bisa dipanjat saat ingin bersantai diatas pohon, ada ikan yang bisa dipancing di sungai yang masih jernih, ada dan semuanya masih ada tanpa dipungut bayaran untuk menggunakannya.

Tapi sekarang ?

Kemana lapangan sepak bola itu ? Oh..sudah berubah menjadi perumahan elite sekarang.

Kemana pohon-pohon nan rindang itu ? Oh..sudah banyak yang ditebang dan menjadi ruas-ruas jalan.

Lalu kemana ikan-ikan di sungai itu ? Oh..sudah banyak yang mati karena sungainya sudah menjadi tempat pembuangan limbah dan sampah..

Menyedihkan. Ya..semuanya sangat menyedihkan. Alam begitu mudahnya diperkosa untuk kenikmatan semata. Tak ada lagi lahan untuk sekedar bernostalgia seperti dahulu kala, untuk sekedar mengingat kemakmuran yang pernah ada. Semuanya telah dirampas dan menjadi sia-sia.

Dan, kita tinggal menerima akibatnya. Banjir yang tak pernah kita minta, datang tiba-tiba. Gempa yang tiada pernah kita duga, datang tiba-tiba saat kita terlena, longsor, badai, apalagi ? Bukankah semuanya itu pantas kita terima akibat perlakuan kejam kita pada alam ? Pada bumi yang semakin tua, yang tak sanggup lagi mengatur jadwal musim dan cuaca ?

Bagaimana nasib anak-anak dan cucu kita nanti ? Cukupkah mereka bermain dalam kotak kaca dengan sekedar menekan-nekan tombol saja yang bisa dimainkan sendiri tanpa bersama teman ? Puaskah kita hanya menjejali mereka dengan cerita-cerita masa kecil kita yang indah tanpa pernah mereka bisa merasakannya ? Atau tegakah kita jika mereka yang menjadi korban dari semua bencana yang kita timbulkan ? Ah..betapa kejamnya kita…

Tuesday, March 23, 2010

Berlibur Ke Rumah Nenek..


Judul di atas mempunyai banyak arti akan masa lalu yang indah untuk dikenang. Yang pertama, ‘Berlibur ke Rumah Nenek’ menjadi judul favorit saat pelajaran mengarang waktu duduk di bangku SD. Yang kedua, berlibur ke rumah nenek menjadi ritual tak terlupakan saat mengisi liburan sekolah. Kebahagiaannya tak dapat tergantikan dengan apapun.

Pengalamanku waktu kecil, yang berkaitan dengan berlibur ke rumah nenek adalah perjalanan dengan kereta api. Sangat menyenangkan dan senantiasa membuat rindu akan masa-masa itu. Setengah hari perjalanan ditempuh dengan suka cita dan sangat menikmati keindahan pemandangan dari jendela kereta api.

Ada sawah menghijau yang terhampar luas, gunung biru yang menjulang tinggi di kejauhan, jembatan, sungai yang mengalir, pohon-pohon, rumah-rumah yang tidak jauh dari pinggir rel kereta, kendaraan yang terhenti ketika keretaku lewat, sampai pengalaman merasakan gelap saat memasuki terowongan. Aih..sangat fantastik.

Nenek dari pihak ibuku dulu tinggal di daerah Subang, Jawa Barat. Nenek tinggal seorang diri karena kakek sudah lama meninggal.

Hampir setiap tahun saat Lebaran anak-anak dan cucu-cucu nenek berkumpul bersama. Ramai sekali suasananya. Penuh kekeluargaan dan menghibur.

Bertemu sanak saudara, saling bersilaturahmi, bertegur sapa, bercengkrama, bercanda tawa, ah..semuanya sarat dengan nilai sosial dan kebersamaan. Indah sekali saat-saat seperti itu.

Aku juga ingat, bertahun-tahun menempuh perjalanan dengan kereta api kala itu ( sekitar tahun 80-an ) jarang sekali bahkan hampir tidak terjadi kasus kereta api anjlok, pencopetan, nggak ada ‘bonek’, dan tindak kejahatan lain yang sekarang marak terjadi.

Semuanya aman-aman saja saat itu, bahkan ketika hanya aku dan ibu saja yang berangkat tanpa ditemani ayah atau kakak-kakakku. Tidak ada berita yang menakutkan dan tak ada yang perlu dikhawatirkan, semuanya baik-baik saja.

Hm..apa memang dunia sudah mengalami pergeseran moral yang total ya ?

Sekarang, berlibur ke rumah nenek tinggallah sejarah yang patut dikenang bagiku, karena nenekku sudah berpulang 16 tahun yang lalu. Aku tidak punya kakek dan nenek lagi, bahkan kakek nenek dari mendiang ayahku juga telah tiada sebelum aku dilahirkan.

Masih teringat dalam memoriku, betapa sayang dan bangganya nenek kepada cucu-cucunya. Kasihnya mengalir deras, tulus tanpa syarat. Walaupun kadang omelannya terdengar kala menghadapi ulah cucu-cucunya yang nakal. Wajar, nenek juga manusia.

Ingatan yang membahagiakan itu senantiasa menyertai langkah-langkahku hingga kini. Perjalanan berlibur ke rumah nenek menjadi catatan perjalanan yang indah dan pantas dilestarikan hingga ke anak-cucuku kelak.

Hingga sekarang, penting bagiku untuk mengenalkan anakku yang masih kecil tentang bagaimana rasa senangnya berlibur ke rumah eyangnya. Dari pihak suami, masih ada eyang kakung dan putri. Dari pihakku, tinggal eyang putri karena ayahku telah lama berpulang 12 tahun yang lalu.

Ikatan batin dan jalinan silaturahmi antara kakek nenek dan cucu inilah yang membuat kebahagiaan bagi semuanya. Jangan biarkan semuanya terhenti hanya karena alasan sibuk semata. Luangkan waktu, ajak anak berlibur ke rumah nenek dan kakek tercinta sejauh apapun jarak yang harus ditempuh…

Wednesday, March 3, 2010

Main Yeye, Kemana Gerangan Pergi ?


Masih terekam jelas di benak, beberapa puluh tahun yang lalu, aku ada diantara tawa kanak-kanak yang lepas bermain tali karet. Ada yang memegang tali, kemudian saling bergantian bermain. Ada yang berperan sebagai ‘simbok’, yang paling mahir bermain, sehingga membantu anak-anaknya yang sebagian berperan sebagai ‘bawang kosong’ karena dianggap belum cukup umur dan belum mahir bermain. Indahnya nostalgia..

Tinggi tali karet dimulai dari selutut, kemudian naik ke pinggang, naik lagi ke pusar perut, naik ke bahu, naik lagi ke kepala, naik ½ merdeka (ujung jempol di pangkal kepala dan jari kelingking menyentuh tali karet ), sampai se-merdeka ( tali karet ada di ujung telunjuk tangan yang diacungkan ke atas ).

Permainan ini bisa dilakukan secara indivudu atau atas nama kelompok. Diperlukan kemahiran melompat dan keahlian bermain ‘yeye’ yaitu bermain diatas karet dengan gaya yang sudah ditentukan. Ada tiga gaya yang popular yaitu gaya maju, mundur dan gaya cepat. Dibutuhkan kecepatan kaki dalam memainkannya. Permainan ini kebanyakan dilakukan oleh kaum perempuan tapi tidak menutup kemungkinan anak laki-laki boleh memainkannya.

Begitu populernya permainan ini sampai-sampai pergi ke sekolah membawa tali karet dan memainkannya saat jam istirahat di halaman sekolah. Tak peduli dengan memakai seragam SD dan roknya sedikit tersingkap menjadi tontonan anak laki-laki. Yang penting happy menjalaninya. Maklum, anak SD waktu itu mana ada pikiran kotor yang macam-macam. Tahunya senang dan bahagia saat bermain tali karet. Titik.


Nilai penting yang bisa dipetik dari pemainan ini adalah :


  • Bergembira dalam kebersamaan


  • Berinteraksi sosial


  • Mengasah ketrampilan melompat


  • Olahraga melatih otot dan tulang


  • Melatih cekatan, trampil dan dinamis


  • Menghibur penonton


  • Mengasah jiwa sportivitas
Di jaman sekarang, mulai jarang ditemui anak-anak yang bermain tali karet atau permainan tradisional yang lain seperti congklak, main kelereng, bola bekel, jamuran dan lain sebagainya. Mungkin masih bisa ditemui di daerah pedesaan, tapi amat jarang ditemui di kota. Selain tidak tersedianya lahan, anak-anak di kota lebih betah bermain game dengan PS atau komputer. Kemajuan teknologi sedikit demi sedikit menggeser pola hidup masyarakat.

Ingin rasanya kembali ke masa lalu, ketika bersama teman-teman kecil menyaksikan bulan purnama dan bermain di luar rumah. Ah..sangat indah untuk dikenang. Begitu damai, tentram, aman dan sentausa. Tak ada keributan, tak ada tawuran, tak ada kejahatan, tak ada dendam dan iri dengki. Yang ada hanyakebersamaan dan kebahagiaan yang tulus tanpa syarat.

Jadi ingat lagu Jawa yang begini :

Yo, prakanca dolanan neng njaba
(Ayo teman bermain di luar rumah)

Padang bulan, bulane kaya rina
(Bulan bersinar terang, terang seperti siang)

Rembulane..ne..sing ngawe awe
(Bulannya memanggil-manggil)

Ngelikaake ojo podo turu sore
(Mengingatkan jangan tidur sore-sore)

Ahh..indahnya nostalgia. Andaikan waktu bisa berputar kembali untuk sejenak bermain yeye dengan teman-teman bermain kala itu dengan situasi yang sama. Sebentar saja, setelah itu kembali lagi ke masa sekarang dan hadapi kenyataan hidup yang tak lagi setentram dan seindah masa kecil dulu..

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...