Thursday, August 2, 2012

ML, MK & MD


ML : inget gak, aku adalah masa lalumu...

MK : lalu ? aku sudah ada di kekinian..masa lalu hanya untuk dikenang..

ML : gak ingin kembali ke masa lalu ? banyak hal yang indah untuk dikenang kan..?

MK : kenangan memang indah, tapi realita sekarang lebih penting untuk dijalani..

ML : jangan sombong, tanpa masa lalu kamu tidak akan bisa seperti sekarang..

MK : so what gitu loh..masa lalu hanyalah bayang-bayang..kalo aku terlalu larut dalam waktumu, aku bisa ketinggalan..

ML : aku ingin ada dalam kekinian bersamamu..

MK : maaf, sudah ada masa depan yang menunggu..apa yang kulakukan sekarang menjadi penentu yang akan datang..

ML : jadi aku dicampakkan begitu saja ?

MK : bukan begitu, apa yang telah lalu menjadi bekalku di masa kini dan nanti..toh, masa lalu tidak selamanya indah. aku juga pernah terluka dan gagal. ingat ? aku belajar tentang semuanya..

MD : hey..jangan kebanyakan ngobrol..cepat jemput aku ya..
 
ML adalah Masa Lalu, MK adalah Masa Kini dan MD adalah Masa Depan..
 
Salam waktu...

Friday, June 8, 2012

Dunia Maya = Dunia Massa



Gambar diambil dari sini

Beberapa hari yang lalu, saya terhenyak ketika salah satu karyawan saya yang lulusan SMP menyodorkan kepada saya gambar motor yang diinginkannya via Google dari handphonenya.

“Kamu internetan ?,” tanya saya.

“Iya, Bu..”, jawabnya.

“Boros dong..kan mahal browsing internet dari HP..”

“Iya, Bu..mahal, tapi kadang ada paket hemat dari kartu Anu..”

“Kamu facebookan juga ?”

Karyawan saya yang namanya A itu mengangguk sambil tersipu malu.

Luar biasa, perkembangan teknologi sudah demikian cepatnya merambah hingga ke segala penjuru dunia, termasuk di daerah saya tinggal sekarang yang tergolong daerah pinggiran. Gunung Kidul, dulu merupakan daerah pelosok yang lekat dengan kemiskinan, kekeringan dan merupakan daerah tertinggal. Namun kini, Gunung kidul adalah daerah yang cukup maju dan siap untuk bersaing dengan daerah lain yang sudah lebih dulu maju. Banyaknya penduduk setempat yang merantau dan sukses di daerah orang, secara tidak langsung turut mengentaskan kemiskinan di kampung halamannya. Seiring pula dengan perkembangan pola pikir dari penduduk setempat yang mudah untuk mengikuti perkembangan jaman.

Beberapa waktu lalu, pernah diberitakan di media massa jika pernikahan dini tertinggi di Indonesia terjadi di Gunung Kidul sejak adanya facebook. Media sosial seperti facebook dan perkembangan internet yang mudah diakses lewat handphone secara langsung atau tidak, memberikan dampak positif dan negatif. Benar atau tidaknya, kehadiran facebook semakin mempermudah akses dalam pertemanan menjadi pergaulan yang bebas atau tidak tergantung kepada pribadi masing-masing. Pada dasarnya, pernikahan dini sudah terjadi sejak jaman dulu. Namun ketika angka statistiknya meningkat akhir-akhir, dan berdasarkan pertanyaan dari para penghulu kepada calon nikah muda apakah mereka mempunyai akun facebook, sebagian besar menjawab ya, punya, dan terus terang menyatakan kenal pasangannya dari facebook. Jadi..apakah memang ada hubungannya antara facebook dan nikah dini, bisa jadi, iya.

Di dunia maya, segala sesuatu bisa terjadi. Semua orang bebas mengekspresikan apa yang dia maui. Mau menjadi apa dan siapa, semua berhak membangun personal branding-nya masing-masing. Segala eksistensi dan karakter begitu gamblang tersirat dan tersurat walaupun seringkali terasa begitu bias. Rancu antara nyata dan semu.

Tentunya, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan akibat dari arus internet yang begitu cepat adalah dengan adanya saringan atau filter dari masing-masing pribadi.

Zaman dulu, silaturahmi bisa terjalin melalui face to face, kunjung mengunjungi walaupun terbentang jarak dan waktu. Sekarang, jarak bukan lagi menjadi kendala dalam berkomunikasi. Hanya dalam hitungan menit bahkan detik, dunia terasa dalam genggaman. Luar biasa..

Layaknya dunia nyata, dalam dunia maya juga ada ajang gaul antar golongan. Hanya dengan komentar disana-sini, seseorang bisa dianggap gaul dan populer di dunia maya. Komentar positif atau negatif bisa menggambarkan bagaimana sifat seseorang secara tersirat. Plus keberuntungan atau caci maki bisa didapatkan pula di dunia maya. Saat terjadi insiden mobil Avanza nabrak beberapa orang hingga tewas, Afriani, sang pelaku mendapatkan hujatan ramai-ramai dari orang yang mungkin belum dikenalnya di dunia nyata, namun akun twitternya penuh dengan sumpah serapah dan penghakiman dunia maya. Luar biasa.

Dalam hal tertentu, dunia maya bisa mengambil alih peran begitu rupa layaknya di dunia nyata. Ada arisan, ada ngerumpi bareng-bareng, ada perkumpulan orang yang punya hobby sama, ada hiburan, ada diskusi, macam-macam semuanya ada.

Dan sekarang ini, dunia maya bisa mengganti peran sebagai media massa, dimana orang bisa bikin buku, surat kabar, hanya dengan membaca di layar monitor tanpa harus dicetak. Dunia maya juga dipilih menjadi media promosi bisnis-bisnis yang cukup efektif. Memang lebih praktis dan memudahkan. Namun, berapa banyak waktu yang terluang untuk bisa di dunia maya secara terus menerus ?

Yang pasti, dunia maya dan nyata tetap mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Lebih nyaman dimana, monggo..

Friday, May 18, 2012

Bijaksana Itu Apa Sih ?




Gambar dipinjam dari sini


Menurut kamus, arti dari kata bijaksana adalah bertindak sesuai dengan pikiran, akal sehat sehingga menghasilkan perilaku yang tepat, sesuai dan pas. Biasanya, sebelum bertindak disertai dengan pemikiran yang cukup matang sehingga tindakan yang dihasilkan tidak menyimpang dari pemikiran. Si bijak tahu hal mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak.

Contohnya saja dalam pengelolaan keuangan. Orang yang bijaksana bisa membedakan mana yang menjadi prioritas utama dan mana yang tidak terlalu penting dilakukan. Hal pertama saat uang diterima adalah memikirkan tentang investasi atau tabungan. Kebijaksanaan disini berkaitan erat dengan kecerdasan dan penekanan hawa nafsu / keinginan.

Barapapun penghasilan yang diterima, tidak menjadi masalah jika diolah dengan bijaksana. Misalnya penghasilan seorang office boy di sebuah perusahaan Jakarta 1 juta perbulan. Karena office boy ini sudah terbiasa hidup apa adanya, tidak neko-neko dan tidak ingin apa-apa kecuali makan sebagai kebutuhan primer menyambung hidup, OB ini mampu mengelola keuangannya dengan tepat guna. Separuh gajinya ditabung, kemudian sisanya untuk makan sehari-hari dan masih sempat memberi kepada sesamanya. Bagaimana bisa ? Hidup di Jakarta gitu loh..

Intinya adalah penguasaan diri. Saat orang lain sibuk dengan penampilan diri yang bling-bling, OB ini cukup dengan baju secukupnya yang penting rapi dan bersih. Tidak perlu yang mahal dan bermerk, yang penting enak dilihat. Bahkan sering disyukuri, banyak orang yang simpati memberinya baju layak pakai. Satu nilai plus tidak perlu pusing dengan budget khusus penampilan.

Soal makan, yang penting bisa makan dengan nasi, sayur dan lauk seadanya tidak masalah. Di kostnya yang sederhana, OB ini terbiasa menanak nasi dengan rice cooker kecil setiap hari. Lebih hemat, tinggal beli sayur dan lauk tahu, tempe atau telur dan jika rejeki sedang berlebih bolehlah makan ayam goreng satu bulan sekali. Untuk makan, dan kebutuhan seperti sabun dan lain-lain satu bulan keluar dana sekitar 300 ribu. Kalau di kantor ada acara ulang tahun staff, biasanya ada acara makan-makan, OB ini bisa lebih hemat lagi pengeluaran per bulannya.

Bayar kost ala kadarnya, sudah termasuk listrik dan air mengeluarkan dana 200 ribu per bulan. Selanjutnya, secara rutin tabungannya terisi 500 rb per bulan. Kalau sudah terkumpul lumayan banyak, tiga bulan sekali mengirim uang untuk orang tua di kampung, walaupun orang tua sering menolak diberi. Bahkan kalau ada temannya yang mau pinjam uang, kadang diambilkan dari tabungannya.

Bandingkan dengan seorang pejabat tinggi negara yang katakanlah penghasilannya 20 juta lebih per bulan. Belum ditambah dengan tunjangan ini itu. Gaya hidupnya wah, mobil mewah, rumah mewah, makanan enak tiap hari, tapi tetap merasa kurang hingga rela korupsi. Dalam hal ini siapa yang mampu bertindak secara bijaksana ? Padahal dari segi pendidikan, OB ini hanya lulusan SMP, sedangkan pejabat ini gelar pendidikannya berderet. Tapi perilakunya belum tentu sebijaksana OB tadi.

Andaikan..para pejabat di negeri ini mampu berpikir dan bertindak sebijaksana OB ini, berapa pengeluaran negara yang mampu dihemat, berapa hutang negara yang mampu dibayar dan betapa tentramnya negeri ini. Semuanya berawal dari pola pikir sederhana dan bijaksana. Tanpa perlu ada korupsi.

Thursday, November 3, 2011

Apakah Anda Konsisten ?

Tidaklah mudah membangun suatu personal branding yang lekat dengan sifat konsisten. dalam kehidupan ini banyak sekali kita jumpai figur orang yang dengan mudah mengumbar janji untuk kemudian dengan mudah pula mengingkarinya tanpa realisasi yang pasti. Bagaimana sikap Anda jika bertemu orang yang tidak konsisten, atau jangan-jangan kita sendiri termasuk tipe orang seperti itu ? Hm..

Pengalaman saya, berulang kali dikecewakan oleh orang yang nggak konsisten cukup membuat geregetan juga. Contohnya saja dalam soal utang piutang atau soal pinjam meminjam barang dengan teman. Dia sendiri yang berjanji akan mengembalikan dalam tempo 1 bulan, pas saat jatuh tempo alasannya ada saja, sengaja mengulur-ulur waktu tanpa memperhatikan bagaimana perasaan yang dikecewakan. Dengan enteng, tanpa rasa bersalah, padahal uang yang dijanjikan akan dikembalikan benar-benar saya butuhkan. Sekali, dua kali saya amati, saat tidak ada itikad baik, hubungan langsung saya putus. Untuk selanjutnya, jika dia merengek-rengek minta dipinjami uang lagi, jangan harap akan diberi lagi, susah nagihnya.

Demikian pula saat berbisnis, antara suplier dan penjual harus ada rasa saling percaya dan tentunya konsistensi harus dijaga. Tagihan lancar, hubungan personal baik, sudah pasti akan tercipta aura positif yang akan memudahkan kelancaran bisnis dan saling menguntungkan. Saat salah satu pihak mulai tidak konsisten dan merugikan salah satu pihak sehingga tidak dapat bekerja sama dengan baik, maka otomatis hubungan bisnis menjadi tidak sehat lagi yang bisa berakibat pada pemutusan hubungan bisnis.

Saya sendiri berusaha sejauh saya mampu untuk menjadi pribadi yang konsisten. Saya mulai dari hal yang paling sederhana dulu yaitu berusaha on time saat memenuhi janji. Hal ini berlaku dalam hubungan pertemanan dan yang lebih penting dengan relasi bisnis. Saya sering merasa tidak enak jika orang lain harus menunggu, jadi pilihan saya adalah on time dengan harapan orang lain bisa on time juga. Kalau pun saya harus menunggu beberapa menit sih nggak masalah, tapi kalau sampai berjam-jam lebih baik saya tinggal. Waktu sangat berharga jika dibiarkan untuk menunggu orang yang tidak dapat menghargai orang lain.

Kemudian dalam kehidupan sehari-hari, saya juga berusaha untuk mengatakan apa adanya. Saat saya tidak bisa, saya akan bilang tidak bisa demikian pula sebaliknya. Lebih baik jujur di awal daripada bilang bisa kenyataannya tidak bisa malah lebih melukai perasaan orang lain. Sebisa mungkin saya berusaha membuat sinkron antara perkataan dan perbuatan. Memang tidak mudah, tapi hal ini berkaitan dengan soal disiplin, tanggung jawab dan kebiasaan.

Pada kenyataannya, menjadi orang konsisten lebih banyak diperhitungkan dalam dunia bisnis. Segala kesempatan dan peluang akan terbuka lebar saat kita mampu bekerjasama dengan baik dengan rekan bisnis kita. Segala jalan akan dipermudah untuk kelancaran bisnis. Lain halnya jika menjadi orang tidak konsisten, orang tidak mudah percaya dan segala sesuatunya akan terasa sulit. Padahal, dalam dunia usaha, maunya untuk jangka panjang dan bisa diwariskan kepada keturunan kita. Saat usaha kita bisa dipercaya karena konsistensi kita, orang akan lebih menghargai dengan baik. Dan itu berlaku bagi siapa saja.

Jadi, konsistenlah mulai dari sekarang..

Tuesday, October 11, 2011

Peluang Usaha Di Kota Kecil


Selama hampir 2 tahun buka usaha bersama suami, akhirnya resmi hampir sebulan ini kami punya karyawan baru di toko. Masih satu tapi cukup membuat kami bangga. Sebelumnya, kami sudah punya satu asisten rumah tangga yang menjaga anak kami di rumah yang bisa kami pantau setiap saat. Bagaimana tidak, ini adalah awal untuk sebuah lonjakan. Ya, kami punya target selanjutnya. Tentang mimpi-mimpi, rencana akan dibawa kemana usaha ban mobil dan onderdil Wiyono Putro ini.

Saya dan suami pernah menjadi karyawan di sebuah perusahaan selama bertahun-tahun. Kemudian kami berdua sepakat resign bareng-bareng untuk buka usaha bersama. Ini juga sebuah keputusan besar, mengingat kami masih buta tentang dunia usaha. Namun kami berdua meyakininya. Sebagai langkah awal, kami pindah ke pinggiran kota Yogya dan menetapkan daerah Gunung Kidul sebagai lokasi usaha kami.

Kalau selama ini ada pemikiran bahwa membuka usaha itu harus di kota besar, kami justru membalik mindset itu. Di pinggiran kota masih banyak peluang usaha kalau kita mau mengolah. Mbabat alas istilahnya.
Keuntungan membuka usaha di daerah kecil, lebih tepatnya di desa, salah satunya adalah belum banyak kompetitor. Kalaupun ada, masih bisa dihitung dengan jari. Belum lagi letak geografis Gunung Kidul yang sangat luas, membuat pengusaha masih punya banyak kesempatan meraih pasar sebanyak-banyaknya. Fakta membuktikan, selama ini masyarakat Gunung Kidul harus menempuh jarak puluhan kilometer ke kota Yogya untuk sekedar mengganti ban mobil. Bisa dibayangkan kan berapa biaya untuk bahan bakar kendaraannya, belum untuk jajan. Nah, peluang inilah yang kami ambil. Terbukti, masyarakat sekitar merasa diuntungkan dengan keberadaaan usaha kami. Mau pasang ban, mau balancing, mau cari ban vulkanisir, mau vulkanisirin ban atau sekedar cari onderdil mobil tidak perlu jauh-jauh lagi. Lebih hemat dan efisien. Mengirit ongkos.

Lalu, kenapa kami pilih usaha ban dan onderdil mobil juga ada alasannya. Kalau usaha ban motor dan onderdil motor disini sudah cukup banyak. Selama ini, orang malas berjualan ban mobil karena modalnya besar tapi untungnya sedikit. Memang benar, contohnya saja ban truk dengan modal katakanlah 1,2 juta untuk 1 ban, keuntungan yang diraih tidak sampai 3 persen. Mana tahan ? Tapi justru ini peluangnya. Karena banyak yang kurang berminat, kami ambil kesempatan itu karena walaupun untungnya cuma sedikit kalau omsetnya banyak kan bisa muter juga uangnya. Walaupun modal awal ya cukup banyak juga, tapi selama ada pinjaman uang kan nggak masalah ? Yang penting secara pelan tapi pasti usaha ini bisa berjalan.

Kenapa juga kami pilih Gunung Kidul ? Bukankah selama ini daerah Gunung Kidul terkenal sebagai daerah yang gersang, tandus dan kekurangan air ? Mana mungkin bisa berkembang buka usaha disana ? Hm..kalau masih banyak anggapan seperti itu, berarti Anda salah besar. Gunung Kidul sudah tidak seperti yang digambarkan tadi. Disana sudah banyak pohon-pohon yang rindang yang membuat daerah ini subur menghijau. Air juga sudah gampang didapat karena memang sudah banyak air sumur dan air PDAM. Pertumbuhan ekonominya juga sudah sangat baik, terbukti jumlah mobil semakin bertambah tiap tahunnya. Maklum, orang Gunung Kidul terkenal sebagai orang yang ulet dan pekerja keras. Kebanyakan perantau dari Gunung Kidul mampu menorehkan kesuksesan buat keluarganya.

Dan kami bersyukur, setiap bulannya usaha kami selalu ada perkembangan omset, pertambahan pelanggan dan kemajuan yang cukup signifikan. Karena itulah, kami merasa perlu mulai mengangkat karyawan untuk membantu kelancaran usaha kami. Karena rencananya, kami akan melebarkan sayap tidak hanya duduk menunggu di toko saja namun juga akan keliling sebagai upaya lebih mendekatkan diri kepada pelanggan untuk pemenuhan segala kebutuhan mereka dan juga sebagai promosi terselubung karena ternyata masih banyak yang belum tahu tentang usaha kami. Ke depannya, kami juga berencana akan membuka jasa panggilan pasang ban dan balancing ke rumah pelanggan. Bisakah ? Apa sih yang nggak bisa..semua pasti bisa kalau memang sudah niat.

Jadi, saat ini kami sedang menikmati suka duka menjadi seorang pengusaha di pinggiran kota. Jelas nggak gampang awalnya. Tapi sejauh ini kami sudah punya pandangan yang berbeda saat menjadi karyawan dulu dan saat menjadi pengusaha sekarang. Setelah punya usaha sendiri, kami terbiasa membuat keputusan sendiri, berpikir kreatif, belajar tentang product knowledge baru, menganalisa pasar, bersaing dengan kompetitor, mencari penyupli barang yang terbaik dan termurah, mengelola hutang untuk usaha, seleksi karyawan..wah..banyak sekali kegiatan yang tadinya tidak ada dalam bayangan kami saat masih menjadi karyawan. Dan yang paling penting kami tetap menjaga profesionalitas walaupun sebagai suami istri. Saat di toko, saya adalah seorang staf administrasi, merangkap bagian penjualan, sebagai staf marketing juga, mengelola keuangan dan suami saya sebagai bos sekaligus staf teknisi, staf gudang dan membantu bagian penjualan juga. Sedangkan saat di rumah, kami adalah suami istri yang bersama-sama mendidik anak semata wayang kami. Jadi kalau lagi berantem di rumah, di toko tetap profesional seolah-olah sudah baikan, sampai di rumah berantem lagi hehe..nggak ding..

Dan enaknya lagi, usaha di pedesaan membuat kami semangat tiap hari karena suasananya yang asri, jauh dari macet dan stress, adem ayem pokoknya. Segala sesuatunya selalu kami syukuri. Dan kami lebih menikmati detik demi detik waktu yang berjalan. Hari ini selalu berbeda dengan hari kemarin atau besok. Begitu bervariasi dan penuh warna hidup ini rasanya. Pokoknya bedalah..kalau nggak percaya cobalah..Buka usaha di daerah pedesaan. Pasti asyik. Menurut saya sih, kalau masih banyak orang yang menambah sesak kota tanpa pekerjaan yang jelas, lebih baik pulang ke desa, buka usaha, membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain. Semua orang bisa kok. Soal modal bisa dicari yang penting punya niat dulu, perencanaan yang matang pasti akan ada jalan kalau mau berusaha. Ok..sekian dulu ya..lain kali disambung lagi dengan cerita bisnis yang lain. Ada yang nanya harga ban nih, mudah-mudahan jadi beli hehe..

Sunday, August 21, 2011

Bisa Karena Biasa

Yeah..pepatah yang menjadi judul tulisan ini bisa dialami siapa saja. Tak terkecuali saya. Dulu, saya tidak berani memulai pembicaraan dengan orang lain, apalagi yang belum saya kenal. Tapi seiring dengan waktu, saat saya bekerja menjadi Customer Service di sebuah distributor resmi handphone Nokia, mau tidak mau saya dituntut menjadi seseorang yang bisa berkomunikasi dengan baik. Selain itu, saya juga harus bisa menjual produk handphone. Awalnya saya bingung, gimana caranya ya ? Lha wong saat itu, handphone saja belum saya punya. Maklum, handphone masih jadi barang mewah, belum menjamur seperti sekarang. Saat itu tahun 2002, saat handphone Nokia tipe 3310 masih menjadi primadona dan harganya masih berkisar 1 jutaan. Jelas, saat itu Blackberry belum lahir, karena masih menjadi mimpi-mimpi para pekerja gadget yang menjadi isi berita majalah-majalah seluler saat itu.

Saya pun tidak menyangka jika ternyata saya punya bakat menjual dan setelah berkomunikasi dengan pelanggan, saya bisa cerewet juga lho..Apalagi kalau pelanggannya adalah tipe orang yang welcome and suka humor. Cocok !


Lalu, karena pekerjaan pula, yang kebetulan saat ini saya sudah punya usaha sendiri yaitu di bidang ban mobil dan onderdilnya, menuntut saya harus menjadi insan yang kreatif, inovatif dan proaktif. Itu harus, karena jika tidak, usaha yang saya lakukan bisa kalah dengan kompetitor lain yang lebih dalam segala hal. Bahkan pelanggan bisa lari jika toko saya tidak memberikan layanan yang memuaskan plus lain daripada yang lain.


Dulu, saat saya masih menjadi karyawan, hidup terasa mengalir begitu saja. Tanpa target yang jelas, pokoknya bekerja sesuai standart tiap bulan terima gaji. Paling-paling dimarahi atasan kalau ketahuan pekerjaannya nggak beres. Hanya itu tantangannya. Namun lama-lama, saya merasa jenuh dan perlu sesuatu yang baru. Saya ingin bisa mengatur waktu sendiri, mengatur keuangan sendiri, punya karyawan, dan yang paling penting, punya banyak waktu untuk anak saya. Itu yang susah saya dapatkan saat terikat waktu menjadi karyawan.


Maka hanya satu modal saya : nekad untuk berani memulai. Dan ternyata memang terbukti setelah menjadi pengusaha, kepribadian saya lambat laun bisa berubah. Yang tadinya minder jadi percaya diri, yang tadinya malu dan takut-takut jadi berani, yang tadinya nggak tahu jadi berusaha untuk tahu, yang tadinya tidak bisa akhirnya bisa...

Friday, August 12, 2011

Kebiasaan Aneh..



Baru-baru ini anak saya mempuyai kebiasaan aneh yang cukup mendebarkan. Mau tahu apa kebiasaannya ? Ya ampun..sebenarnya saya malu untuk mengatakan ini. Tapi apa boleh buat, siapa tahu bermanfaat bisa untuk berbagi cerita atau barangkali ada yang punya pengalaman serupa ? Kalau begitu, selamat ! Kita senasib ! Hiks..ahahahaa...


Penasaran ? Apa kebiasaannya..( sengaja mengulur waktu supaya tambah penasaran.. )


Jreng..jreng..kebiasaannya adalah...memegang telek ( maaf, kotoran binatang alias tahi ) !


Tak peduli kotoran ayam, sapi atau kambing. Pokoknya pas lewat, melihat 'benda' itu, Andro akan berlari mendekat, memegangnya kemudian tertawa-tawa. Giliran saya yang panik sambil mengejar-ngejarnya yang lari-lari kegirangan. Secepat mungkin saya akan membawanya ke kamar mandi mencuci bersih tangan dan kakinya dengan sabun. Plus wejangan tentunya bahwa apa yang dipegang itu kotor, bau dan banyak mengandung kuman yang bisa bikin sakit.


Tapi apa jawaban Andro ? Mau tahu ? Jawabannya adalah...telek itu lembut ! Alamak...dapat kosakata darimana anakku ? Bisa-bisanya punya opini demikian aduhainya tentang kotoran binatang. Perasaan saya jadi campur-campur antara mau marah, geli, bingung dan akhirnya..ikutan ketawa ngakak bersama. Wedew...pusing dah..!!!

Friday, July 1, 2011

Resep Semur Terong



Gambar diambil dari sini


Waktu kecil dulu, anak saya suka sekali sayur terong yang disemur. Padahal cara masaknya sederhana saja. Penasaran ? Baiklah akan saya bagi resepnya. Siapkan saja ongkos sepuluh ribu untuk bahan-bahannya. Hehe..


Bahan :



  • 3 buah terong ( biasanya yang ungu, tapi kalo adanya yang hijau juga gak dilarang )


  • 5 siung bawang merah


  • 3 siung bawang putih


  • 10 butir merica


  • secuil isi buah pala


  • kecap manis secukupnya


  • minyak goreng secukupnya


  • garam secukupnya


  • penyedap masakan bila perlu


Cara memasak :



  • terong dikupas, iris bundar setebal 2 cm, kemudian goreng ( sebelumnya dicuci dulu ya..), tiriskan


  • bawang merah diiris-iris, goreng


  • merica, bawang putih, isi pala dan garam ditumbuk, haluskan


  • bumbu yang sudah dihaluskan, ditumis dengan minyak goreng yang sudah panas, kemudian tambahkan air secukupnya


  • campurkan kecap secukupnya hingga air berwarna coklat yang cukup menarik


  • masukkan terong yang sudah digoreng ke dalam kuah berbumbu


  • rasakan hingga rasanya pas dan lezat


  • angkat jika sudah matang, taburi bawang merah goreng + daun bawang


Selamat mencoba..semoga berhasil ya..

Monday, June 27, 2011

Maling..oh..Maling..



Gambar dipinjam dari sini


Bersyukur. Terima kasih, Tuhan..karena Engkau masih berbelas kasih kepada kami. Tadi pagi, 28 Juni 2011, pukul 02.30 dini hari, gerombolan maling hampir membobol toko kami. Toko ban dan onderdil mobil sebagai sumber mata pencaharian kami hampir diobrak-abrik maling. Gembok di rooling door sudah raib tak tahu kemana rimbanya, dan di tembok samping yang menjadi pembatas rolling door sempat dijugil beberapa kali. Lampu di atas yang di luar toko juga sengaja dimatikan mister maling. Hm..beruntung aksi mereka berhasil digagalkan karena keberanian Eko, karyawan jaga di toko handphone, pulsa dan PS sebelah toko kami.


Menurut keterangan Eko, yang biasa tidur di dalam toko PS, pagi tadi pukul 02.30, mendengar suara mobil berhenti di depan toko kami. Mesin mobil sengaja tidak dimatikan. Suara mesin mobil itupun terdengar sangat halus. Kemudian terdengar langkah kaki di depan toko. Eko masih berpikiran positif, barangkali orang itu adalah temannya yang jaga malam di toko besi punya om kami, yang tak jauh jaraknya dari toko kami. Tapi lama-lama mulai terdengar suara mencurigakan seperti orang menjugil dan suara gesekan rolling door yang cukup ribut. Eko segera tersadar bahwa itu pasti maling.


Eko dihinggapi rasa takut jangan-jangan gerombolan maling membawa senjata tajam yang membahayakan dirinya sehingga Eko pun takut keluar. Niat Eko untuk menghubungi temannya Budi pun urung karena ternyata handphone Budi tertinggal di dalam toko PS Eko. Asumsi Eko, maling itu berjumlah 2 orang. Dan mobil yang dikendarai mungkin sejenis mobil kijang, tapi Eko belum terlalu yakin kerena tidak melihat sendiri. Susana semakin mencekam, tiba-tiba muncul keberanian Eko untuk membuat keributan dengan mengebrak-gebrak rolling door tokonya. Upaya ini berhasil, kerena gerombolan maling segera kabur dan Eko baru berani membuka rolling door tokonya kurang lebih saat mobil maling bergerak sejauh 200 meter dari toko kami.


Kejadian ini membuat kami harus semakin meningkatkan kewaspadaan dan telah menyadarkan kami bahwa kami masih disayang Tuhan. Terima kasih Eko, keberanianmu telah menyelamatkan toko kami. Buat mister maling, semoga Tuhan mengampuni kalian semua karena kalian tidak tahu apa yang telah kalian perbuat.

Tuesday, June 14, 2011

Bersih Kali di Kali Talang




Ini pertama kalinya saya dan keluarga kecil ikutan meramaikan acara bersih kali di kali Talang, desa Sudimoro, kelurahan Kelor, kecamatan Karangmojo, kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Acara ini digelar setiap tahun, dan saat ini merupakan ke-3 kalinya yang berlangsung dari tanggal 30-31 Mei 2011. Tahun kemarin, saat saya masih terbilang baru jadi penduduk disini, sudah digelar acara serupa untuk yang ke-2 kalinya, cuma sayang waktu itu saya belum ikut terlibat.


Acaranya seru ternyata, dan cukup memberi hiburan di daerah yang notabene jauh dari keramaian dan jarang ada hiburan layaknya tinggal di kota besar. Berikut saya deskripsikan acara yang berlangsung.



Senin, 30 Mei 2011


Tepat jam 19.00 setelah mandi, saya ngoprak-oprak bapaknya Andro untuk segera mandi. Agenda malam ini ditetapkan untuk memenuhi undangan bapak ketua RT setempat untuk ikut ngombyongi acara lek-lekan malam bersih kali Talang. Berkali-kali Andro sudah tak sabar untuk ikut berperan serta.


Ayo, papa cepetan mandi, kita pergi ke kali..”


Bapaknya masih ogah-ogahan belum beranjak dari posisi nglekar di depan TV. Beberapa hari ini memang sambat nggak enak badan akibat terjangkit flu yang berawal dari Andro, nular ke saya trus ke bapaknya sekalian. Kompak dah, sampai penyakit dibagi-bagi, saling balapan untuk sisi menghalau ingus yang berkali-kali mengalir tiada henti.


Sebentar ajalah, yang penting setor muka, nggak enak kalau nggak datang..”, ujar saya.


Sambil menunggu bapaknya untuk pergi mandi, saya nyambi ngracik-ngracik bumbu dan sayuran untuk besok pagi acara makan bersama di kali. Tiap keluarga kena jatah menyediakan nasi dan lauk pauknya 2 besek. Rencananya, besek-besek ini dikumpulkan untuk kemudian dimakan bersama-sama di kali dan satu lagi untuk dibawa pulang. Seperti kado silang gitulah, saling tuker-tukeran besek. Asyik, sro..


Dari siang hari saya sudah wara-wiri ke warung beli segala macam untuk keperluan memasak. Ada 4 menu yang akan saya masak yaitu oseng-oseng tempe + kacang panjang, mie goreng, ayam goreng dan telur rebus. Karena ini pengalaman pertama saya memasak 4 menu sekaligus tanpa dibantu siapa pun, maka saya harus bisa mengatur waktu supaya masakan bisa matang tepat pada waktunya. Saya cicil dulu untuk membumbui ayam sambil direbus, besok tinggal goreng, sreng..Tempe dipotong-potong digoreng dulu. Nanti sepulang lek-lekan baru dimasak. Bumbu seperti bawang merah, bawang putih sudah dikupas dulu supaya tidak kesusu nantinya. Beres..sekarang berangkat lek-lekan dulu..


Sampai lokasi, kami disambut pagar betis..eh..para among tamu yang berdiri disepanjang jalan masuk untuk memberi salam. Suara lagu mengalun dari sound system. Salah satunya lagu Betharia Sonata yang begini syairnya..” pulangkan sajaa...aku pada ibuku..atau ayahku..”. Duh..kok lagunya sedih ya..hiks..jadi inget jadul waktu masih duduk di bangku SMA, lagu ini familiar banget di telinga.


Di sekeliling kali, terhampar tikar untuk duduk lesehan, suasana terang benderang oleh lampu yang dipasang di terpal. Seperti pesta kebun, bo..disekitar kali banyak pohon-pohon beringin besar yang dibawahnya muncul mata air itu. Konon menurut cerita, air kali yang sebenarnya mirip sendang ini tidak pernah kehabisan air. Saat musim kemarau panjang, saat sumur-sumur penduduk asat, kali ini tetap ada airnya sehingga penduduk seringkali mengambil air dari sini untuk keperluan sehari-hari. Tak jarang anak-anak kecil juga mandi di kali ini.


Kali ini berada tepat di bawah pohon beringin besar yang umurnya sudah puluhan tahun. Mungkin air ini berasal dari mata air bawah tanah yang secara tidak langsung keluar melalui akar-akar pohon ini. Sehingga dipercaya, air ini bisa mendatangkan rejeki dan kemakmuran penduduk sekitar sehingga perlu dibersihkan paling tidak setahun sekali.


Nah, di malam ini berkumpul penduduk yang terdiri dari 3 dudun yaitu Sudimoro, Mengger dan Kelor. Sebagai tuan rumah adalah dudun Sudimoro, 2 dusun lainnya sebagai tamu undangan. Disekitar tikar yang digelar, ada tempat yang lebih atas semacam pendopo, ditempatkan banyak alat-alat musik gamelan. Ada gong, kendang, dan klonengan. Yang nggamel adalah penduduk sendiri. Lagunya uyon-uyon atau uro-uro, musik kesenian tradisional khas Jawa Tengah. Musik ini biasanya disukai orang tua yang sudah sepuh, tapi jujur saat mendengar secara langsung, saya bisa menikmatinya. Atau karena saya sudah jadi orang tua jadi selera musik ikut berubah ya..? Hehe..


Tampak beberapa orang berbincang-bincang, dan beberapa gerombolan bapak-bapak membunuh waktu dengan bermain kartu diiring musik gamelan. Ada 2 kubu bapak-bapak yang bermain kartu, ibu-ibu hanya menjadi pengamat bapak-bapak yang bermain kartu sembari mengawasi anak-anak yang membentuk klub bermain sendiri diseling rumpian yang tak jarang mengundang tawa. Indahnya kebersamaan. Semuanya berbaur dalam keceriaan tanpa terkotak-kotakkan oleh suku, ras, agama ataupun status sosial. Ada pengusaha, petani, buruh bangunan, tukang batu, tukang kayu, pak polisi, ustadz, bahkan hadir pula rohaniawan katolik yaitu Pastor di paroki Kelor.


Malam semakin hangat saat minuman teh nasgitel ( panas, legi, kenthel = panas, manis, kental ) muncul bersama snack ringan pisang goreng, makroni goreng dan kue. Ngobrol seru sambil ngemil..nyam..nyam..Saya bayangkan, saat ini seperti berada di kafe terbuka dengan hiburan musik tradisional. Wuah..menyenangkan, gratis pula hihi..


Andro tampak senang berbaur dengan teman-teman kecilnya. Tingkah polahnya nggak bisa diam barang sedetik pun. Lari kesana kemari dengan penuh keceriaan. Bisa diam duduk setelah saya suruh minum teh dan makan snack dulu.


Ma, nanti ada makan malam ya?,” Andro bertanya.


Nggak tahu ya..jangan keras-keras nanyanya..”


Ada kok, tadi Andro lihat piringnya..”


Ya ampun, malulah saya, saat ibu-ibu di samping saya ikutan senyum mendengar celetukan Andro.


Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Andro nggak mau diajak pulang. Matanya asyik mengamati gong yang besar. Sesekali tangannya memegang mikrofon di depan yang untungnya tidak dinyalakan. Kalau nyala, bisa gawat..Andro bisa bikin konser nyanyi sendiri. Akhirnya saya dan suami berinisiatif mengajak Andro pulang karena jam tidur sudah telat meski acara belum selesai.. Setelah dibujuk-bujuk karena besok pagi kesini lagi jam tujuh, Andro mau pulang. Tepat saat makan malam disuguhkan dengan piring secara estafet. Untung Andro tidak melihat, karena kami sudah berjalan menuju parkiran, sehingga acara pulang tidak tertunda.



Selasa, 31 Mei 2011


Alarm dari handphone berbunyi nyaring tepat pukul 03.30 pagi. Wuah..masih ngantuk, tapi saya ingat harus memasak untuk acara pagi ini. Semalam saya sudah nyicil masak oseng-oseng tempe sepulang dari lek-lekan. Saya masih berdiam belum beranjak dari kasur saat alarm berbunyi lagi. Suami ikut nglilir sebentar terusik oleh bunyi alarm dan cukup terganggu sehingga bunyi alarm harus dimatikan. Akhirnya dengan mata yang masih setengah terpejam, saya bangun, mematikan alarm dan beranjak ke dapur.


Jam empat pagi saya mulai memasak nasi, mie goreng dan menggoreng ayam. Jam setengah enam, masakan sudah siap semua dan mulai saya tempatkan di besek yang diberi alas daun pisang yang saya minta dari pohon pisang punya tetangga di depan rumah. Beres..selanjutnya mandi dan membangunkan Andro serta suami tersayang.


Jam tujuh kami berangkat ke kali membawa dua besek berkat makanan hasil memasak sendiri. Bangga lho, apalagi rasanya cukup lezat ( memuji sendiri huehehe..). Sampai di kali, sudah banyak orang berkumpul dengan peralatan bersih-bersih di tangan. Ada yang bawa gathul, sapu, arit dan lain sebagainya. Besek-besek di kumpulkan di pendopo. Semuanya larut dalam kegiatan kerja bakti bersama-sama.


Ada yang menarik saat saya melihat beberapa orang yang turun di kedalaman kali yang bisa dibilang hampir mirip sendang setengah sumur ini. Seorang bapak pemberani sampai menyelam untuk mengambil kotoran di dalam kali. Saat muncul, di tangannya banyak dedaunan dan sampah-sampah yang mengotori kali. Berkali-kali dilakukannya tanpa mempedulikan betapa kotor air kali itu dan matanya memerah. Luar biasa totalitasnya dalam bekerja. Saya kagum, lho..


Selesai bersih-bersih, sampailah pada acara puncak yaitu kembul dhahar setelah mendengarkan beberapa sambutan dari Ibu Lurah dan yang terkait, setelah sebelumnya berdoa bersama memohon kesuburan, kemakmuran, keselamatan, kemudahan rejeki dan kerukunan kepada Tuhan Yang Maha Esa.


Kemudian besek-besek dibagi, lalu dimakan bersama-sama sebagian ada yang dibawa pulang. Setelah kenyang, pulang bersama dengan sejuta rasa.


Itulah, sebagian cerita yang mungkin bisa memberi manfaat bagi kita semua. Inti dari event ini adalah pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, menjaga kerukunan dan pastinya untuk kebersamaan. Nilai-nilai yang mulai jarang ditemui di kota-kota besar..



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...