Sunday, June 16, 2013

Review : Macaroon Love





Pertama kali membaca novel Macaroon Love karya Winda Kresnadefa, pembaca disuguhi dengan banyaknya kata keheranan akan nama Magali. Awalnya dulu, saat Magali masih berupa status di facebook sang penulis, saya pikir Magali itu nama tokoh laki-laki. Ternyata, saya sama terkecohnya  orang-orang di dalam novel. Beberapa diantaranya yang membuat saya senyum-senyum sendiri :


"Gali Magali ?" 

"Galih, pacarnya Ratna ?" 

"Gali sumur ?"

Dan, kalau boleh saya tambahin "Gali lubang tutup lubang ?" Haha..utang kaleee...Rhoma Irama bangettt..

Well, secara garis besar novel ini cukup menarik, menghibur dan bisa membuat saya tertawa lepas sampai menarik perhatian suami saya.

"Bagus nggak ?," tanyanya

"Bagus..," jawab saya.

Lalu, selesailah saya baca novel itu dalam satu hari. Saya bacanya sambil jaga toko sih, sambil nyambi jualan ban. Kalau lagi repot, buku saya letakkan di meja dengan pembatas buku cantik asli handmade penulisnya..*promosi nih*, lalu saya terusin lagi bacanya.

Asli, membaca novel ini, semacam candu. Selalu ingin tahu, abis ini gimana ya, trus..trus..woalah..hahahaha..banyak surprise-nya. Dan alurnya susah ditebak. Perasaan saya juga nano-nano jadinya. Ada sedih, ada lucunya, ada inspiratifnya, sisi romantisnya juga ada, dan mengaduk-aduk perasaan pokoke.

Saya bisa menangis dan tertawa saat baca novel ini. Pokoknya nancep di hati lah. Klop dan pas. Gaya bahasanya simpel, gampang dicerna dan gak terlalu ribet mikir. Layaknya bahasa sehari-hari yang kadang kita alamin sama temen atau sahabat-sahabat sendiri. Terwakili dengan hubungan yang manis antar sepupu Magali n Beau, hubungan Magali dengan ayahnya yang ternyata berumur pendek, hubungan  dengan nenek dan rekan kerjanya, dan pastinya hubungan spesialnya dengan Ammar. Semuanya memberi pelajaran hidup yang berwarna, dan serba kebetulan nan indah.  Lalu Ammar ? Benarkah ada laki-laki super duper baik seperti dia di dunia ini ? Jika ada, wow deh..saya mau pesan satu, buat cadangan..#eh

Dan seperti review-review dari teman-teman yang pernah saya baca tentang Macaroon love ini, saya sependapat dengan bertaburannya kata-kata aneh. Karena Magali sudah unik tanpa dipertegas dengan kata aneh yang bejibun itu. Secara eksplisit, semuanya sudah terekam dengan cukup baik. Lalu soal judul, ehm..Macaroon-nya cuma dibahas seuprit, di bagian ending. Mungkin karena emang Macaroon lagi trend ya, jadi mudah diinget aja. Tapi intinya, apapun itu..novel ini sangat menghibur. Begitu baca, saya langsung teriak, aha..bacaan seperti ini yang saya cari untuk melepaskan dahaga akan bacaan yang bisa menyejukkan jiwa yang kering kerontang oleh hiburan..*apa sih ini hihi..*

Good job, sukses buat mba Winda Krisnadefa..selamat bertransformasi menjadi penulis jempolan, layaknya Beau yang bertransformasi dari Bad Boy from LA jadi budak bangor Bandung..heuheheu..saya paling suka bagian ini. Terus berkarya, dan saya rekomendasikan novel ini untuk dibaca, temans. Bagusss...

Thursday, May 16, 2013

Hobby Baru


Gambar dipinjam dari sini

Akhir-akhir ini saya punya kesibukan baru. Apa tuh ? Mau tau aja apa mau tau banget apa mau tau susur ? Hihi..iseng banget ya..

Yup, kadangkala saya turut andil menyiram tanaman yang ditanam oleh ibu saya. Jujur saja, sebagai seseorang yang pernah kuliah di ilmu Biologi dan berhasil menggondol gelar sarjana, sudah layak dan sepantasnya jika saya menyukai tanaman. Tapi ya, selama ini baru sebatas suka memandang saja. Jika untuk urusan tanam menanam, ibu saya jagonya. Iya, lho..segala jenis tanaman berhasil ditanam dan hidup dengan tangan dinginnya. Kalau saya yang nanam ? Belum tentu..beberapa jenis tanaman pernah mati ditangan saya. Sedih. Mungkin saya belum paham penanganannya.

Namun sejak keluarga saya tinggal di rumah dekat makam, dan masih ada lahan yang cukup luas untuk ditanami banyak tanaman, dan bisa disulap menjadi kebun serta taman, saya mulai menyukai untuk turut andil dalam dunia persilatan eh..pertanaman. Tanaman yang sedang saya tanam adalah sejenis bumbu dapur yaitu kencur dan kunir. Ah, itu mah gampang, tinggal ditancep langsung tumbuh. Iya, memang begitu..gampang dan yang penting ada kemauan. Itu saja sebenarnya sayarat yang harus ada. Nggak usah muluk-muluk.

Lalu tanaman lain yang sudah ditanam ibu saya apa ? Banyak, mari kita rinci satu persatu. Dari jenis buah-buahan, ada pohon pisang, kelengkeng, pepaya, jeruk nipis, jeruk purut dan lain-lainnya yang ditanam di antara pohon jati yang sudah tumbuh duluan. Dari jenis sayuran ada tanaman cabe, terong, loncang, pare, katu dan lain sebagainya. Dari jenis tanaman hias ada kaktus dan anggrek. Banyak macamnya kan ? Iya, banyak sekali ada euphorbia, palem, gelombang cinta, lidah buaya, sansievera, lidah mertua, simbar menjangan, kelor, singkong tahun dan lain sebagainya. Jenis anggrek juga ada anggrek bulan, cattleya, golden shower, kalajengking dan lain sebagainya. Banyak ragamnya. Segala macam bibit ini sebagian besar beli dan sebagian lainnya ada yang dikasih orang dan ada yang minta pula hihi..

Dari beragam tanaman ini, ternyata tidak semua mendapat perlakuan yang sama. Iya, untuk kaktus jelas tidak boleh menyiram air terlalu banyak. Karena kalau kebanyakan air bisa busuk, sebab kaktus mempunyai kantong didalam tubuhnya untuk menyimpan air. Lain halnya dengan anggrek yang butuh banyak air dan tempat yang tidak terlalu panas. Bisa-bisa kering kerontang dan daunnya menjadi kuning jika lupa disiram dan terlalu kepanasan. Jenis pupuknya pun berlainan. Hanya sekarang ini, saya memakai pupuk kandang yang lebih fleksibel bisa dipakai untuk hampir semua jenis tanaman.

Ada beberapa tanaman yang memang membutuhkan banyak sinar matahari, ada yang suka di tempat teduh dan ada pula yang tumbuh subur di tempat yang lembab. Salah penempatan bisa mengakibatkan tanaman itu tumbuh ala kadarnya tidak maksimal. Saya punya tanaman kuping gajah disimpan di tempat yang agak lembab dan jarang kena sinar matahari tumbuhnya agak bantat, daunnya kecil tidak tumbuh mekar. Mungkin ini salah satu faktor penyebabnya  adalah kurang sinar matahari. Maka saya akan mencoba memindah tempatnya ke yang lebih banyak sinar matahari, mungkin akan ada perubahan yang cukup signifikan.

Nah, saya dapat menyimpulkan bahwa sebagai tanaman yang merupakan makhluk hidup, mereka pun butuh perlakuan yang berbeda-beda. Masing-masing punya jenis dan karakter yang berlainan satu sama lain. Tidak bisa disama ratakan. Maka supaya hasilnya maksimal, saya harus mengenal karakter dan kebutuhan mereka satu persatu. Wuah..riweh juga ya, tapi percayalah dengan merawat tanaman bagi saya serupa dengan terapi kejiwaan. Dimana saya akan merasa damai dan tentram bila mereka tumbuh dengan sebaik-baiknya. Dan saya pun ikut sedih jika mereka menjadi layu ketika lupa tidak disiram. Jangan sampai mereka mati karena perlakuan yang tidak semestinya. Oh, no..

Yang pasti, hobby baru ini memberi kesibukan baru bagi saya. Rasanya lebih bahagia melihat tunas-tunas yang bermunculan, atau melihat calon bunga yang akan mekar sebentar lagi. Dan tak sabar untuk menunggu bunga mereka bermunculan silih berganti. Aih..cantiknya..Betapa besar karya ciptaan Tuhan, dan tugas kita tinggal merawatnya, mengembang biakkan supaya mereka tidak punah kehilangan generasi penerus. Jiah..serasa generasi penerus bangsa kali ya..Lha iya, tumbuhan itukan produsen, pioner kehidupan di muka bumi ini. Bayangkan jika tidak ada tumbuhan ? Adakah makanan, adakah makhluk lain yang hidup, adakah udara segar ? Bayangkan..ya bayangkan sambil menatap mata saya..hahahaha..mulai kacau nih..

Ok, sekian dulu cerita tentang hobby baru saya. Apakah hobby Anda ? Yuk...berbagi cerita di mana saja.. :)

Friday, March 15, 2013

Biar Sibuk, Hobby Jalan Terus

 Gambar dipinjam dari sini


Apakah Anda termasuk orang yang sibuk atau super duper sibuk ? Pengusaha, pegawai, wanita karier, ibu rumah tangga, dan profesi lainnya, tentu mempunyai kesibukan masing-masing. Semua tugas dan tanggung jawab minta untuk dikerjakan satu persatu. Maunya kita sih, sekali jalan semuanya beres. Tapi, apa iya, bisa begitu ? Tentunya tidak semudah itu.
Nah, bicara tentang kesibukan yang seabreg itu, seringkali menjadi alasan yang paling tepat untuk tidak melakukan kegiatan yang menjadi hobby kita selain di kala libur atau waktu senggang. Kata "mana sempat", menjadi ucapan yang pas untuk melakukan hobby hanya saat si moody datang. Padahal, tujuan melakukan hobby adalah untuk refreshing supaya badan tidak capek dan stress.
Contoh konkritnya saya. Dulu, waktu masih gadis, saya ini suka sekali olahraga. Lari sore, bersepeda, renang, senam aerobic, badminton, main bola pingpong, volley, basket..semuanya  bisa lakukan. Tapi ya itu, tidak ada yang saya fokuskan, jadi hanya bisa sekedar bisa tidak sampai tingkat mahir dan jadi atlit. Ehem..
Yang paling murah meriah adalah ikut senam aerobic. Dulu, saat saya masih kerja di Magelang, saya suka mengatur waktu untuk bisa senam karena kebetulan jam kerja saya ada 2 shift, pagi dan siang. Pokoknya ada niat, langsung jalan.  Saat itu ada kelas senam jam 8 pagi dan 4 sore, tiap hari tertentu. Maka, saya mengatur waktu bagaimana saya bisa ikut senam minimal seminggu dua kali. Jadi, waktu saya masuk kerja pas shift pagi, saya ikut senam sore hari, begitu pula sebaliknya saat masuk shift siang, saya ambil kelas senam yang pagi. Rasanya waktu itu cepat sekali berjalan tapi rasanya bugar selalu.
Lalu sekarang, saat saya sudah menikah, punya anak dan punya usaha sendiri, tentunya waktu 24 jam sepertinya tidak cukup untuk sekedar senam karena kesibukan. Maklum, mulai dari bangun pagi, mandiin anak plus nyiapin sarapannya yang sangat rempong di pagi hari, antar jemput sekolah, sambil ngurus usaha, mana sempat ikut senam ? Ternyata, ada solusi tepat untuk itu.
Ternyata, di TK anak saya, ibu-ibu yang mengantar anaknya sekolah, rata-rata punya kerinduan yang sama untuk bisa ikut senam bareng-bareng. Maka, dicapailah kesepakatan bersama untuk senam bareng-bareng di sebuah sanggar senam jam 8 pagi, pas saat anak-anak masuk sekolah. Jadi, berangkat sekalian mengantar anak sekolah, begitu anak masuk, maka ibu-ibunya senam aerobic yang tak jauh dari lokasi sekolah anak. Begitu selesai senam jam setengah sepuluh, tak lama anak sudah selesai dan dijemput sekalian. Beres kan ? Sekali merengkuh dayung, 2-3 pulau terlampaui. Efektif dan efisien sekali. Belum lagi efek yang dicapai dari senam, mau gemuk, mau kurus, mau kencang atau sekedar bugar, tentunya bisa dicapai dengan ketekunan. 
Jadi, kalau niat, sesibuk apapun waktu kita, bisa kita luangkan waktu untuk melakukan hobby. Tinggal diatur saja  bagaimana caranya supaya tidak mengganggu aktivitas yang lain. Dan tentunya, harus seijin suami ya..lha wong yang menikmati hasilnya siapa lagi kalau bukan untuk menyenangkan suami. Hehe..
Aseeeekkkk.. 

Friday, February 8, 2013

Berani, Siapa Takut ?


Gambar dipinjam dari sini

Menjadi seorang pemberani adalah impian setiap orang. Berani dalam arti tidak takut-takut dalam menjalani hidup termasuk berani dalam bersikap, tindakan dan mengambil keputusan. Sering kita jumpai tipe orang yang takut, yang selalu bilang ya dan tidak berani bilang tidak meskipun bertentangan dengan keinginannya hanya karena tidak berani, tidak enak, takut mengecewakan dan ewuh pekewuh. Seluruh hidupnya diabdikan untuk menyandang predikat sebagai "yes man".

Pengalaman saya sendiri, tidak mudah untuk menjadi seorang pemberani. Jujur, meskipun sekarang saya termasuk orang yang nggak berani-berani amat, dulu saya adalah seorang penakut dan penganut minder sejati. Beruntung, lambat laun predikat penakut dan minder bisa saya tinggalkan. Sifat itu hanya tinggal kenangan dan menjadi sejarah hidup saya di masa lalu.

Lalu bagaimana caranya bisa keluar dari rasa takut ? Kuncinya cuma satu, berani memulai untuk suatu perubahan yang lebih baik. Satu persatu hendaknya mulai dibenahi termasuk pola pikir pesimis, menganggap diri useless, dan pikiran-pikiran lain yang mengkerdilkan potensi dalam diri harus diubah.

Dulu, saya termasuk orang yang mudah terpengaruh oleh omongan orang lain tentang saya. Padahal tidak sepenuhnya benar namun saya menelannya mentah-mentah. Contohnya adalah, ucapan seseorang kepada saya, "Kamu itu siapa, kok bermimpi terlalu besar. Nggak mungkinlah bisa tercapai.." Ucapan negatif ini membuat saya mengubur mimpi-mimpi saya di waktu lalu. Saya percaya kepada orang itu bahwa saya tidak mampu. Saya bukan apa-apa, saya useless, tidak berhak punya mimpi besar. Sangat mengkerdilkan sekali.

Lalu di lain waktu, saya bertemu dengan orang yang pola pikirnya optimis. Beliau selalu berpikiran positif dengan segala kemampuan saya. Memberi motivasi untuk berkembang. Mengatakan bahwa segala sesuatu bisa kita capai asalkan kita berusaha semaksimal kemampuan kita, memperjuangkannya dengan sungguh-sungguh. Disini saya terperangah, menjadi titik balik tentang pemahaman saya yang keliru selama ini.

Dan, perubahan itu saya awali dengan sebuah perjalanan menuju suatu tempat yang sama sekali belum pernah saya kunjungi. Sendiri, saat masih duduk di bangku SMA. Saya mengalahkan ketakutan sendiri. Segala pikiran yang membuat saya khawatir saya buang jauh-jauh. Seperti nanti kalau di jalan bagaimana, kalau tersesat bagaimana, kalau ada orang jahat, jangan-jangan begini, jangan-jangan begitu..dan pikiran-pikiran lainnya yang kalau saya ikuti, saya tidak akan jadi pergi ke tempat itu. Dan ternyata setelah saya jalani, perjalanan itu terasa begitu menyenangkan, apalagi ketika mendapat kenalan seperjalanan yang mengasyikkan..ehem..Sesuatu yang tidak mungkin saya dapatkan jika saya tetap memilih untuk tinggal dirumah mengamini rasa takut dan kekhawatiran saya yang hanya ada di pikiran saja.

Jadi, rasa takut atau berani itu hanya soal pola pikir saja. Jika kita membiasakan diri untuk selalu berpikir berani, optimis dan berkembang, hal itu akan benar-benar terjadi. Namun jika kita berpikir sebaliknya, kenyataan yang terbalik itulah yang kan terjadi. Ah, ya..berpikir berani saja tidak cukup, namun harus ada aksi untuk merealisasikannya. 

So, berani..siapa takut ?

Thursday, January 10, 2013

Menulis : Hobby Yang Mengasyikkan


Gambar dipinjam dari sini
Bicara tentang hobby memang selalu menyenangkan. Karena hal itu dikaitkan dengan suatu kebiasaan yang kita sukai dan biasanya hal itu kita lakukan secara kontinyu bahkan seringnya bisa sampai lupa waktu. Untungnya, selama ini saya punya hobby yang  tidak terlalu banyak menyita waktu. Seikhlasnya mawon saya menjalaninya.Yang pasti, hobby terakhir yang sedang saya jalani saat ini adalah menulis.

Yup, menulis kali ini merupakan metamorfosis dari perjalanan saya menulis diary di jaman dulu. Menulis, membuat saya bisa bercerita, mengungkapkan isi hati dan pikiran dan menjadi nilai plus jika tulisan saya bisa bermanfaat kepada yang membaca. Walaupun mungkin, isi tulisan saya tentang sesuatu yang biasa, sederhana atau tidak penting sama sekali, namun siapa tahu berguna bagi yang membutuhkan.

Menulis menjadi semacam kebiasaan untuk bercerita. Jujur saja, dalam bahasa lisan, mungkin saya bukan tipe yang mudah mengungkapkan isi hati dan pikiran secara gamblang. Namun secara tulisan, saya bebas mengungkapkan dan mengekspresikan apa yang ada dalam pikiran dan hati saya. Rasanya lebih bebas, tanpa ada sesuatu yang membatasi. Mau gila sekalian, tidak ada yang melarang.

Lalu, hobby menulis ini belum bisa dibilang sebagai sesuatu yang menghasilkan secara materi. Memang belum saya olah untuk nilai komersil. Selama ini masih lebih kepada nilai untuk berbagi ilmu dan pengetahuan yang sedikit saya punya. Dan belum merujuk pada profesioanlisme, masih amatir apalagi untuk skala internasional, belum..lokal saja masih kembang kempis. Kadang muncul lalu tenggelam begitu saja.

Cita-citanya, tentu saja saya ingin suatu hari ada buku yang saya tulis, yang bisa dibaca oleh banyak orang. Namun, untuk saat ini, saya masih begitu menikmati menjadi penulis suka-suka, yang mengisi kekosongan blog-blog saya. Belum apa-apa, namun saya akan sangat tergugah jika ada yang terinspirasi oleh tulisan saya. Karena saya sendiri, jujur mudah terinspirasi oleh tulisan orang-orang hebat yang sukses.

Jadi, jika Anda pun punya keinginan untuk menekuni hobby menulis, lakukan dan tekunlah dalam bidang ini. Niscaya, suatu saat akan ada hasil yang bisa diraih. Kalau bukan untuk orang lain, minimal bisa membahagiakan diri sendiri. Karena sejatinya, menulis melatih kita untuk berpikir secara relaks. Tak perlu berpikir yang terlalu berat, santai saja sesuai kemampuan kita.

Tuesday, November 13, 2012

Resep Mangut Lele


Gambar dipinjam dari sini 

Yap..waktunya memasak.. Kali ini saya akan berbagi resep untuk masakan mangut lele. Semoga maknyus dueh..capcus..cyiiinnn...

Sediain dulu bahan-bahannya :

Lele 1 kg

Bumbu-bumbu :

  • 6 siung bawang merah       
  • 4 siung bawang putih
  • 6 biji cabe merah
  • 20 butir ketumbar 
  • 1 cm jahe
  • 1 cm kunyit
  • 1 cm kencur
  • 3 siung kemiri
  • 1 lembar daun serai
  • 2 lembar daun jeruk
  • 3 cm lengkuas
  • santan dari 1/2 kelapa
  • 1 sendok gula pasir
  • garam secukupnya

       
Cara memasak :


  • Lele digoreng dulu sampai agak kering, sebelumnya dikasi air cuka dan di bumbui garam, bawang, jahe dan kunyit secukupnya.
  • Bumbu-bumbu ditumbuk halus,  kemudian ditumis dengan minyak goreng secukupnya sampai harum.
  • Masukkan santan cair dulu sedikit demi sedikit, baru terakhir santan kental.
  • Masukkan lele yang sudah digoreng, aduk-aduk kuahnya hingga bumbu meresap dan kuah mengental.
  • Sajikan. Hm..sedap deh..met mencoba..

Thursday, September 27, 2012

Trouble Is My Friend


 Gambar diambil dari sini

Masalah ada ketika ekspektasi dan kenyataan tidak sama. Ketika harapan berbanding terbalik dengan fakta, saat itu kita menganggap ini sebagai masalah. Dalam hal ini, hanya ada dua solusi yang bisa kita lakukan. Yaitu yang pertama, mengganti ekspektasi atau harapan dengan yang masuk akal. Yang kedua adalah mengubah pola pikir bahwa kenyataan yang ada harus bisa diterima dengan tulus ikhlas sehingga ini menjadi bukan suatu masalah tetapi tantangan untuk mengubah kenyataan dengan strategi baru.

Pada dasarnya, masalah ada pada setiap makhluk hidup. Siapapun dia, kaya, miskin, ganteng, jelek.semua pasti punya masalah. Pola pikir yang berbeda-beda membuat tiap orang tidak sama dalam menyikapi suatu permasalahan. Ada yang santai, gugup, bingung, marah dan lain sebagainya. Tujuannya sama, ingin keluar dari permasalahan. Lari dari masalah jelas tidak menemukan jalan keluar namun bisa menambah masalah.

Jadi, sebenarnya masalah bukan untuk dihindari tapi dihadapi. Adanya masalah berkaitan erat dengan hukum sebab dan akibat. Ada akibat, pasti berawal dari sebab. Oleh karena itu perlu ditelusuri asal muasal bagaimana masalah itu bisa hadir tanpa diundang. Sebab secara tidak sadar, sebenarnya kitalah yang mengundang masalah itu.

Contohnya saja saat kita dirundung suatu musibah. Musibah ini adalah masalah bagi kita. Lagi enak-enaknya sms-an di jalan, nggak tahunya ada sepeda motor yang menyerempet kita. Kita jatuh dan terluka hingga berdarah. Kita marah, minta ganti rugi. Coba, kalau begini sebenarnya siapa yang salah ? Secara tidak langsung kita menjadi pengundang utama musibah itu. Siapa suruh sms-an di jalan ? Sudah jelas ini karena faktor kurang hati-hati dan kelalaian saja.

Tiap pribadi berbeda-beda dalam menyikapi suatu permasalahan. Ada yang langsung tuntas, ada yang menganalisa masalahnya dulu, bahkan ada yang ini belum selesai sudah dapat masalah baru lagi. Semuanya saling berkesinambungan.

Sebenarnya, jika kita mau introspeksi diri, menelaah sebab akibat apa yang terjadi, akar permasalahan tidak jauh-jauh dari diri kita. Dan sebenarnya, jalan keluar pun hanya kita yang bisa menyelesaikannya karena kita yang tahu persis apa sebabnya. Cuma seringkali, kita terhalang oleh rasa gugup, panik, kecewa, sedih saat masalah datang tiba-tiba. Rasa khawatir berlebihan itulah yang menutup jalan untuk mencari apa sebab akibatnya. Bahkan, tak jarang pula kita mencari kambing hitam sebagai penyebab masalah itu. Cobalah untuk tenang, rileks..ambil nafas panjang saat masalah datang. Dengan tenang, dijamin pikiran menjadi jernih dan mudah untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Dan satu lagi, dengan berpikir bisa, akan menuntun kita untuk bisa mencari jalan keluar. Sebaliknya, jika kita berpikir tidak bisa, buntu, putus asa sudah pasti hanya akan membuat masalah tidak terselesaikan tetapi malah menumpuk dan bukan tidak mungkin malah akan membuat masalah baru. Pusiiiinnnngggg kan kalau sudah begitu..

Contoh lain dalam menghadapi masalah adalah dengan mengenali diri. Misalnya, kita sendiri yang paling tahu berapa penghasilan kita tiap bulan. Lalu, kita punya keinginan untuk memiliki sebuah mobil. Kita sendiri yang bisa memutuskan apakah kita sudah mampu untuk itu. Jangan sampai hal ini menjadi masalah di kemudian hari. Mobil apa yang akan kita ambil perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan budget kita. Misalnya, tentang pembayaran, apakah secara cash atau cicilan tiap bulan. Ketika tabungan kita tidak cukup untuk cash, berarti kita ambil langkah kedua yaitu secara angsuran. Tabungan cukup untuk uang muka, berarti kita harus siap mengangsur tiap bulan sebesar rupiah yang kita mampu. Intinya, jangan sampai melebihi kemampuan kita. Kalau kita mampunya mengangsur untuk jangka waktu sepuluh tahun dengan cicilan paling rendah, ya kita pilih yang itu. Toh, kita tidak ingin keberatan tanggung jawab. Kalau kita nekat mengambil jangka lebih cepat dengan cicilan yang lebih tinggi dari penghasilan kita, berarti kita mengundang masalah. Apa kita mau, hidup tekor tiap bulan untuk mencicil mobil sementara kebutuhan pokok kita terabaikan hingga kita harus ngutang sana-sini demi gengsi ? Mau menanggung malu jika suatu saat mobil ditarik kembali karena kita tidak mampu mencicil hanya karena salah mengambil keputusan ? Itulah, berpikir sebelum bertindak menjadi penting saat ini demi kelangsungan di masa yang akan datang. Kita kan maunya hidup ayem tentrem dengan seminimal mungkin masalah. Atau kalau memang masalah itu ada, kita bisa dengan mudah mengatasinya.

Sesulit apapun masalah, kalau mau kita anggap teman, masalah itu akan menjadi mudah diselesaikan. So, trouble is my friend seperti kata lagunya Lenka. Ho oh..Dan jangan takut, justru dengan adanya masalah, kita akan menjadi kuat dan teruji. Cieee..

Thursday, August 2, 2012

ML, MK & MD


ML : inget gak, aku adalah masa lalumu...

MK : lalu ? aku sudah ada di kekinian..masa lalu hanya untuk dikenang..

ML : gak ingin kembali ke masa lalu ? banyak hal yang indah untuk dikenang kan..?

MK : kenangan memang indah, tapi realita sekarang lebih penting untuk dijalani..

ML : jangan sombong, tanpa masa lalu kamu tidak akan bisa seperti sekarang..

MK : so what gitu loh..masa lalu hanyalah bayang-bayang..kalo aku terlalu larut dalam waktumu, aku bisa ketinggalan..

ML : aku ingin ada dalam kekinian bersamamu..

MK : maaf, sudah ada masa depan yang menunggu..apa yang kulakukan sekarang menjadi penentu yang akan datang..

ML : jadi aku dicampakkan begitu saja ?

MK : bukan begitu, apa yang telah lalu menjadi bekalku di masa kini dan nanti..toh, masa lalu tidak selamanya indah. aku juga pernah terluka dan gagal. ingat ? aku belajar tentang semuanya..

MD : hey..jangan kebanyakan ngobrol..cepat jemput aku ya..
 
ML adalah Masa Lalu, MK adalah Masa Kini dan MD adalah Masa Depan..
 
Salam waktu...

Friday, June 8, 2012

Dunia Maya = Dunia Massa



Gambar diambil dari sini

Beberapa hari yang lalu, saya terhenyak ketika salah satu karyawan saya yang lulusan SMP menyodorkan kepada saya gambar motor yang diinginkannya via Google dari handphonenya.

“Kamu internetan ?,” tanya saya.

“Iya, Bu..”, jawabnya.

“Boros dong..kan mahal browsing internet dari HP..”

“Iya, Bu..mahal, tapi kadang ada paket hemat dari kartu Anu..”

“Kamu facebookan juga ?”

Karyawan saya yang namanya A itu mengangguk sambil tersipu malu.

Luar biasa, perkembangan teknologi sudah demikian cepatnya merambah hingga ke segala penjuru dunia, termasuk di daerah saya tinggal sekarang yang tergolong daerah pinggiran. Gunung Kidul, dulu merupakan daerah pelosok yang lekat dengan kemiskinan, kekeringan dan merupakan daerah tertinggal. Namun kini, Gunung kidul adalah daerah yang cukup maju dan siap untuk bersaing dengan daerah lain yang sudah lebih dulu maju. Banyaknya penduduk setempat yang merantau dan sukses di daerah orang, secara tidak langsung turut mengentaskan kemiskinan di kampung halamannya. Seiring pula dengan perkembangan pola pikir dari penduduk setempat yang mudah untuk mengikuti perkembangan jaman.

Beberapa waktu lalu, pernah diberitakan di media massa jika pernikahan dini tertinggi di Indonesia terjadi di Gunung Kidul sejak adanya facebook. Media sosial seperti facebook dan perkembangan internet yang mudah diakses lewat handphone secara langsung atau tidak, memberikan dampak positif dan negatif. Benar atau tidaknya, kehadiran facebook semakin mempermudah akses dalam pertemanan menjadi pergaulan yang bebas atau tidak tergantung kepada pribadi masing-masing. Pada dasarnya, pernikahan dini sudah terjadi sejak jaman dulu. Namun ketika angka statistiknya meningkat akhir-akhir, dan berdasarkan pertanyaan dari para penghulu kepada calon nikah muda apakah mereka mempunyai akun facebook, sebagian besar menjawab ya, punya, dan terus terang menyatakan kenal pasangannya dari facebook. Jadi..apakah memang ada hubungannya antara facebook dan nikah dini, bisa jadi, iya.

Di dunia maya, segala sesuatu bisa terjadi. Semua orang bebas mengekspresikan apa yang dia maui. Mau menjadi apa dan siapa, semua berhak membangun personal branding-nya masing-masing. Segala eksistensi dan karakter begitu gamblang tersirat dan tersurat walaupun seringkali terasa begitu bias. Rancu antara nyata dan semu.

Tentunya, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan akibat dari arus internet yang begitu cepat adalah dengan adanya saringan atau filter dari masing-masing pribadi.

Zaman dulu, silaturahmi bisa terjalin melalui face to face, kunjung mengunjungi walaupun terbentang jarak dan waktu. Sekarang, jarak bukan lagi menjadi kendala dalam berkomunikasi. Hanya dalam hitungan menit bahkan detik, dunia terasa dalam genggaman. Luar biasa..

Layaknya dunia nyata, dalam dunia maya juga ada ajang gaul antar golongan. Hanya dengan komentar disana-sini, seseorang bisa dianggap gaul dan populer di dunia maya. Komentar positif atau negatif bisa menggambarkan bagaimana sifat seseorang secara tersirat. Plus keberuntungan atau caci maki bisa didapatkan pula di dunia maya. Saat terjadi insiden mobil Avanza nabrak beberapa orang hingga tewas, Afriani, sang pelaku mendapatkan hujatan ramai-ramai dari orang yang mungkin belum dikenalnya di dunia nyata, namun akun twitternya penuh dengan sumpah serapah dan penghakiman dunia maya. Luar biasa.

Dalam hal tertentu, dunia maya bisa mengambil alih peran begitu rupa layaknya di dunia nyata. Ada arisan, ada ngerumpi bareng-bareng, ada perkumpulan orang yang punya hobby sama, ada hiburan, ada diskusi, macam-macam semuanya ada.

Dan sekarang ini, dunia maya bisa mengganti peran sebagai media massa, dimana orang bisa bikin buku, surat kabar, hanya dengan membaca di layar monitor tanpa harus dicetak. Dunia maya juga dipilih menjadi media promosi bisnis-bisnis yang cukup efektif. Memang lebih praktis dan memudahkan. Namun, berapa banyak waktu yang terluang untuk bisa di dunia maya secara terus menerus ?

Yang pasti, dunia maya dan nyata tetap mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Lebih nyaman dimana, monggo..

Friday, May 18, 2012

Bijaksana Itu Apa Sih ?




Gambar dipinjam dari sini


Menurut kamus, arti dari kata bijaksana adalah bertindak sesuai dengan pikiran, akal sehat sehingga menghasilkan perilaku yang tepat, sesuai dan pas. Biasanya, sebelum bertindak disertai dengan pemikiran yang cukup matang sehingga tindakan yang dihasilkan tidak menyimpang dari pemikiran. Si bijak tahu hal mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak.

Contohnya saja dalam pengelolaan keuangan. Orang yang bijaksana bisa membedakan mana yang menjadi prioritas utama dan mana yang tidak terlalu penting dilakukan. Hal pertama saat uang diterima adalah memikirkan tentang investasi atau tabungan. Kebijaksanaan disini berkaitan erat dengan kecerdasan dan penekanan hawa nafsu / keinginan.

Barapapun penghasilan yang diterima, tidak menjadi masalah jika diolah dengan bijaksana. Misalnya penghasilan seorang office boy di sebuah perusahaan Jakarta 1 juta perbulan. Karena office boy ini sudah terbiasa hidup apa adanya, tidak neko-neko dan tidak ingin apa-apa kecuali makan sebagai kebutuhan primer menyambung hidup, OB ini mampu mengelola keuangannya dengan tepat guna. Separuh gajinya ditabung, kemudian sisanya untuk makan sehari-hari dan masih sempat memberi kepada sesamanya. Bagaimana bisa ? Hidup di Jakarta gitu loh..

Intinya adalah penguasaan diri. Saat orang lain sibuk dengan penampilan diri yang bling-bling, OB ini cukup dengan baju secukupnya yang penting rapi dan bersih. Tidak perlu yang mahal dan bermerk, yang penting enak dilihat. Bahkan sering disyukuri, banyak orang yang simpati memberinya baju layak pakai. Satu nilai plus tidak perlu pusing dengan budget khusus penampilan.

Soal makan, yang penting bisa makan dengan nasi, sayur dan lauk seadanya tidak masalah. Di kostnya yang sederhana, OB ini terbiasa menanak nasi dengan rice cooker kecil setiap hari. Lebih hemat, tinggal beli sayur dan lauk tahu, tempe atau telur dan jika rejeki sedang berlebih bolehlah makan ayam goreng satu bulan sekali. Untuk makan, dan kebutuhan seperti sabun dan lain-lain satu bulan keluar dana sekitar 300 ribu. Kalau di kantor ada acara ulang tahun staff, biasanya ada acara makan-makan, OB ini bisa lebih hemat lagi pengeluaran per bulannya.

Bayar kost ala kadarnya, sudah termasuk listrik dan air mengeluarkan dana 200 ribu per bulan. Selanjutnya, secara rutin tabungannya terisi 500 rb per bulan. Kalau sudah terkumpul lumayan banyak, tiga bulan sekali mengirim uang untuk orang tua di kampung, walaupun orang tua sering menolak diberi. Bahkan kalau ada temannya yang mau pinjam uang, kadang diambilkan dari tabungannya.

Bandingkan dengan seorang pejabat tinggi negara yang katakanlah penghasilannya 20 juta lebih per bulan. Belum ditambah dengan tunjangan ini itu. Gaya hidupnya wah, mobil mewah, rumah mewah, makanan enak tiap hari, tapi tetap merasa kurang hingga rela korupsi. Dalam hal ini siapa yang mampu bertindak secara bijaksana ? Padahal dari segi pendidikan, OB ini hanya lulusan SMP, sedangkan pejabat ini gelar pendidikannya berderet. Tapi perilakunya belum tentu sebijaksana OB tadi.

Andaikan..para pejabat di negeri ini mampu berpikir dan bertindak sebijaksana OB ini, berapa pengeluaran negara yang mampu dihemat, berapa hutang negara yang mampu dibayar dan betapa tentramnya negeri ini. Semuanya berawal dari pola pikir sederhana dan bijaksana. Tanpa perlu ada korupsi.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...