Tuesday, November 13, 2012

Resep Mangut Lele


Gambar dipinjam dari sini 

Yap..waktunya memasak.. Kali ini saya akan berbagi resep untuk masakan mangut lele. Semoga maknyus dueh..capcus..cyiiinnn...

Sediain dulu bahan-bahannya :

Lele 1 kg

Bumbu-bumbu :

  • 6 siung bawang merah       
  • 4 siung bawang putih
  • 6 biji cabe merah
  • 20 butir ketumbar 
  • 1 cm jahe
  • 1 cm kunyit
  • 1 cm kencur
  • 3 siung kemiri
  • 1 lembar daun serai
  • 2 lembar daun jeruk
  • 3 cm lengkuas
  • santan dari 1/2 kelapa
  • 1 sendok gula pasir
  • garam secukupnya

       
Cara memasak :


  • Lele digoreng dulu sampai agak kering, sebelumnya dikasi air cuka dan di bumbui garam, bawang, jahe dan kunyit secukupnya.
  • Bumbu-bumbu ditumbuk halus,  kemudian ditumis dengan minyak goreng secukupnya sampai harum.
  • Masukkan santan cair dulu sedikit demi sedikit, baru terakhir santan kental.
  • Masukkan lele yang sudah digoreng, aduk-aduk kuahnya hingga bumbu meresap dan kuah mengental.
  • Sajikan. Hm..sedap deh..met mencoba..

Thursday, September 27, 2012

Trouble Is My Friend


 Gambar diambil dari sini

Masalah ada ketika ekspektasi dan kenyataan tidak sama. Ketika harapan berbanding terbalik dengan fakta, saat itu kita menganggap ini sebagai masalah. Dalam hal ini, hanya ada dua solusi yang bisa kita lakukan. Yaitu yang pertama, mengganti ekspektasi atau harapan dengan yang masuk akal. Yang kedua adalah mengubah pola pikir bahwa kenyataan yang ada harus bisa diterima dengan tulus ikhlas sehingga ini menjadi bukan suatu masalah tetapi tantangan untuk mengubah kenyataan dengan strategi baru.

Pada dasarnya, masalah ada pada setiap makhluk hidup. Siapapun dia, kaya, miskin, ganteng, jelek.semua pasti punya masalah. Pola pikir yang berbeda-beda membuat tiap orang tidak sama dalam menyikapi suatu permasalahan. Ada yang santai, gugup, bingung, marah dan lain sebagainya. Tujuannya sama, ingin keluar dari permasalahan. Lari dari masalah jelas tidak menemukan jalan keluar namun bisa menambah masalah.

Jadi, sebenarnya masalah bukan untuk dihindari tapi dihadapi. Adanya masalah berkaitan erat dengan hukum sebab dan akibat. Ada akibat, pasti berawal dari sebab. Oleh karena itu perlu ditelusuri asal muasal bagaimana masalah itu bisa hadir tanpa diundang. Sebab secara tidak sadar, sebenarnya kitalah yang mengundang masalah itu.

Contohnya saja saat kita dirundung suatu musibah. Musibah ini adalah masalah bagi kita. Lagi enak-enaknya sms-an di jalan, nggak tahunya ada sepeda motor yang menyerempet kita. Kita jatuh dan terluka hingga berdarah. Kita marah, minta ganti rugi. Coba, kalau begini sebenarnya siapa yang salah ? Secara tidak langsung kita menjadi pengundang utama musibah itu. Siapa suruh sms-an di jalan ? Sudah jelas ini karena faktor kurang hati-hati dan kelalaian saja.

Tiap pribadi berbeda-beda dalam menyikapi suatu permasalahan. Ada yang langsung tuntas, ada yang menganalisa masalahnya dulu, bahkan ada yang ini belum selesai sudah dapat masalah baru lagi. Semuanya saling berkesinambungan.

Sebenarnya, jika kita mau introspeksi diri, menelaah sebab akibat apa yang terjadi, akar permasalahan tidak jauh-jauh dari diri kita. Dan sebenarnya, jalan keluar pun hanya kita yang bisa menyelesaikannya karena kita yang tahu persis apa sebabnya. Cuma seringkali, kita terhalang oleh rasa gugup, panik, kecewa, sedih saat masalah datang tiba-tiba. Rasa khawatir berlebihan itulah yang menutup jalan untuk mencari apa sebab akibatnya. Bahkan, tak jarang pula kita mencari kambing hitam sebagai penyebab masalah itu. Cobalah untuk tenang, rileks..ambil nafas panjang saat masalah datang. Dengan tenang, dijamin pikiran menjadi jernih dan mudah untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Dan satu lagi, dengan berpikir bisa, akan menuntun kita untuk bisa mencari jalan keluar. Sebaliknya, jika kita berpikir tidak bisa, buntu, putus asa sudah pasti hanya akan membuat masalah tidak terselesaikan tetapi malah menumpuk dan bukan tidak mungkin malah akan membuat masalah baru. Pusiiiinnnngggg kan kalau sudah begitu..

Contoh lain dalam menghadapi masalah adalah dengan mengenali diri. Misalnya, kita sendiri yang paling tahu berapa penghasilan kita tiap bulan. Lalu, kita punya keinginan untuk memiliki sebuah mobil. Kita sendiri yang bisa memutuskan apakah kita sudah mampu untuk itu. Jangan sampai hal ini menjadi masalah di kemudian hari. Mobil apa yang akan kita ambil perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan budget kita. Misalnya, tentang pembayaran, apakah secara cash atau cicilan tiap bulan. Ketika tabungan kita tidak cukup untuk cash, berarti kita ambil langkah kedua yaitu secara angsuran. Tabungan cukup untuk uang muka, berarti kita harus siap mengangsur tiap bulan sebesar rupiah yang kita mampu. Intinya, jangan sampai melebihi kemampuan kita. Kalau kita mampunya mengangsur untuk jangka waktu sepuluh tahun dengan cicilan paling rendah, ya kita pilih yang itu. Toh, kita tidak ingin keberatan tanggung jawab. Kalau kita nekat mengambil jangka lebih cepat dengan cicilan yang lebih tinggi dari penghasilan kita, berarti kita mengundang masalah. Apa kita mau, hidup tekor tiap bulan untuk mencicil mobil sementara kebutuhan pokok kita terabaikan hingga kita harus ngutang sana-sini demi gengsi ? Mau menanggung malu jika suatu saat mobil ditarik kembali karena kita tidak mampu mencicil hanya karena salah mengambil keputusan ? Itulah, berpikir sebelum bertindak menjadi penting saat ini demi kelangsungan di masa yang akan datang. Kita kan maunya hidup ayem tentrem dengan seminimal mungkin masalah. Atau kalau memang masalah itu ada, kita bisa dengan mudah mengatasinya.

Sesulit apapun masalah, kalau mau kita anggap teman, masalah itu akan menjadi mudah diselesaikan. So, trouble is my friend seperti kata lagunya Lenka. Ho oh..Dan jangan takut, justru dengan adanya masalah, kita akan menjadi kuat dan teruji. Cieee..

Thursday, August 2, 2012

ML, MK & MD


ML : inget gak, aku adalah masa lalumu...

MK : lalu ? aku sudah ada di kekinian..masa lalu hanya untuk dikenang..

ML : gak ingin kembali ke masa lalu ? banyak hal yang indah untuk dikenang kan..?

MK : kenangan memang indah, tapi realita sekarang lebih penting untuk dijalani..

ML : jangan sombong, tanpa masa lalu kamu tidak akan bisa seperti sekarang..

MK : so what gitu loh..masa lalu hanyalah bayang-bayang..kalo aku terlalu larut dalam waktumu, aku bisa ketinggalan..

ML : aku ingin ada dalam kekinian bersamamu..

MK : maaf, sudah ada masa depan yang menunggu..apa yang kulakukan sekarang menjadi penentu yang akan datang..

ML : jadi aku dicampakkan begitu saja ?

MK : bukan begitu, apa yang telah lalu menjadi bekalku di masa kini dan nanti..toh, masa lalu tidak selamanya indah. aku juga pernah terluka dan gagal. ingat ? aku belajar tentang semuanya..

MD : hey..jangan kebanyakan ngobrol..cepat jemput aku ya..
 
ML adalah Masa Lalu, MK adalah Masa Kini dan MD adalah Masa Depan..
 
Salam waktu...

Friday, June 8, 2012

Dunia Maya = Dunia Massa



Gambar diambil dari sini

Beberapa hari yang lalu, saya terhenyak ketika salah satu karyawan saya yang lulusan SMP menyodorkan kepada saya gambar motor yang diinginkannya via Google dari handphonenya.

“Kamu internetan ?,” tanya saya.

“Iya, Bu..”, jawabnya.

“Boros dong..kan mahal browsing internet dari HP..”

“Iya, Bu..mahal, tapi kadang ada paket hemat dari kartu Anu..”

“Kamu facebookan juga ?”

Karyawan saya yang namanya A itu mengangguk sambil tersipu malu.

Luar biasa, perkembangan teknologi sudah demikian cepatnya merambah hingga ke segala penjuru dunia, termasuk di daerah saya tinggal sekarang yang tergolong daerah pinggiran. Gunung Kidul, dulu merupakan daerah pelosok yang lekat dengan kemiskinan, kekeringan dan merupakan daerah tertinggal. Namun kini, Gunung kidul adalah daerah yang cukup maju dan siap untuk bersaing dengan daerah lain yang sudah lebih dulu maju. Banyaknya penduduk setempat yang merantau dan sukses di daerah orang, secara tidak langsung turut mengentaskan kemiskinan di kampung halamannya. Seiring pula dengan perkembangan pola pikir dari penduduk setempat yang mudah untuk mengikuti perkembangan jaman.

Beberapa waktu lalu, pernah diberitakan di media massa jika pernikahan dini tertinggi di Indonesia terjadi di Gunung Kidul sejak adanya facebook. Media sosial seperti facebook dan perkembangan internet yang mudah diakses lewat handphone secara langsung atau tidak, memberikan dampak positif dan negatif. Benar atau tidaknya, kehadiran facebook semakin mempermudah akses dalam pertemanan menjadi pergaulan yang bebas atau tidak tergantung kepada pribadi masing-masing. Pada dasarnya, pernikahan dini sudah terjadi sejak jaman dulu. Namun ketika angka statistiknya meningkat akhir-akhir, dan berdasarkan pertanyaan dari para penghulu kepada calon nikah muda apakah mereka mempunyai akun facebook, sebagian besar menjawab ya, punya, dan terus terang menyatakan kenal pasangannya dari facebook. Jadi..apakah memang ada hubungannya antara facebook dan nikah dini, bisa jadi, iya.

Di dunia maya, segala sesuatu bisa terjadi. Semua orang bebas mengekspresikan apa yang dia maui. Mau menjadi apa dan siapa, semua berhak membangun personal branding-nya masing-masing. Segala eksistensi dan karakter begitu gamblang tersirat dan tersurat walaupun seringkali terasa begitu bias. Rancu antara nyata dan semu.

Tentunya, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan akibat dari arus internet yang begitu cepat adalah dengan adanya saringan atau filter dari masing-masing pribadi.

Zaman dulu, silaturahmi bisa terjalin melalui face to face, kunjung mengunjungi walaupun terbentang jarak dan waktu. Sekarang, jarak bukan lagi menjadi kendala dalam berkomunikasi. Hanya dalam hitungan menit bahkan detik, dunia terasa dalam genggaman. Luar biasa..

Layaknya dunia nyata, dalam dunia maya juga ada ajang gaul antar golongan. Hanya dengan komentar disana-sini, seseorang bisa dianggap gaul dan populer di dunia maya. Komentar positif atau negatif bisa menggambarkan bagaimana sifat seseorang secara tersirat. Plus keberuntungan atau caci maki bisa didapatkan pula di dunia maya. Saat terjadi insiden mobil Avanza nabrak beberapa orang hingga tewas, Afriani, sang pelaku mendapatkan hujatan ramai-ramai dari orang yang mungkin belum dikenalnya di dunia nyata, namun akun twitternya penuh dengan sumpah serapah dan penghakiman dunia maya. Luar biasa.

Dalam hal tertentu, dunia maya bisa mengambil alih peran begitu rupa layaknya di dunia nyata. Ada arisan, ada ngerumpi bareng-bareng, ada perkumpulan orang yang punya hobby sama, ada hiburan, ada diskusi, macam-macam semuanya ada.

Dan sekarang ini, dunia maya bisa mengganti peran sebagai media massa, dimana orang bisa bikin buku, surat kabar, hanya dengan membaca di layar monitor tanpa harus dicetak. Dunia maya juga dipilih menjadi media promosi bisnis-bisnis yang cukup efektif. Memang lebih praktis dan memudahkan. Namun, berapa banyak waktu yang terluang untuk bisa di dunia maya secara terus menerus ?

Yang pasti, dunia maya dan nyata tetap mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Lebih nyaman dimana, monggo..

Friday, May 18, 2012

Bijaksana Itu Apa Sih ?




Gambar dipinjam dari sini


Menurut kamus, arti dari kata bijaksana adalah bertindak sesuai dengan pikiran, akal sehat sehingga menghasilkan perilaku yang tepat, sesuai dan pas. Biasanya, sebelum bertindak disertai dengan pemikiran yang cukup matang sehingga tindakan yang dihasilkan tidak menyimpang dari pemikiran. Si bijak tahu hal mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak.

Contohnya saja dalam pengelolaan keuangan. Orang yang bijaksana bisa membedakan mana yang menjadi prioritas utama dan mana yang tidak terlalu penting dilakukan. Hal pertama saat uang diterima adalah memikirkan tentang investasi atau tabungan. Kebijaksanaan disini berkaitan erat dengan kecerdasan dan penekanan hawa nafsu / keinginan.

Barapapun penghasilan yang diterima, tidak menjadi masalah jika diolah dengan bijaksana. Misalnya penghasilan seorang office boy di sebuah perusahaan Jakarta 1 juta perbulan. Karena office boy ini sudah terbiasa hidup apa adanya, tidak neko-neko dan tidak ingin apa-apa kecuali makan sebagai kebutuhan primer menyambung hidup, OB ini mampu mengelola keuangannya dengan tepat guna. Separuh gajinya ditabung, kemudian sisanya untuk makan sehari-hari dan masih sempat memberi kepada sesamanya. Bagaimana bisa ? Hidup di Jakarta gitu loh..

Intinya adalah penguasaan diri. Saat orang lain sibuk dengan penampilan diri yang bling-bling, OB ini cukup dengan baju secukupnya yang penting rapi dan bersih. Tidak perlu yang mahal dan bermerk, yang penting enak dilihat. Bahkan sering disyukuri, banyak orang yang simpati memberinya baju layak pakai. Satu nilai plus tidak perlu pusing dengan budget khusus penampilan.

Soal makan, yang penting bisa makan dengan nasi, sayur dan lauk seadanya tidak masalah. Di kostnya yang sederhana, OB ini terbiasa menanak nasi dengan rice cooker kecil setiap hari. Lebih hemat, tinggal beli sayur dan lauk tahu, tempe atau telur dan jika rejeki sedang berlebih bolehlah makan ayam goreng satu bulan sekali. Untuk makan, dan kebutuhan seperti sabun dan lain-lain satu bulan keluar dana sekitar 300 ribu. Kalau di kantor ada acara ulang tahun staff, biasanya ada acara makan-makan, OB ini bisa lebih hemat lagi pengeluaran per bulannya.

Bayar kost ala kadarnya, sudah termasuk listrik dan air mengeluarkan dana 200 ribu per bulan. Selanjutnya, secara rutin tabungannya terisi 500 rb per bulan. Kalau sudah terkumpul lumayan banyak, tiga bulan sekali mengirim uang untuk orang tua di kampung, walaupun orang tua sering menolak diberi. Bahkan kalau ada temannya yang mau pinjam uang, kadang diambilkan dari tabungannya.

Bandingkan dengan seorang pejabat tinggi negara yang katakanlah penghasilannya 20 juta lebih per bulan. Belum ditambah dengan tunjangan ini itu. Gaya hidupnya wah, mobil mewah, rumah mewah, makanan enak tiap hari, tapi tetap merasa kurang hingga rela korupsi. Dalam hal ini siapa yang mampu bertindak secara bijaksana ? Padahal dari segi pendidikan, OB ini hanya lulusan SMP, sedangkan pejabat ini gelar pendidikannya berderet. Tapi perilakunya belum tentu sebijaksana OB tadi.

Andaikan..para pejabat di negeri ini mampu berpikir dan bertindak sebijaksana OB ini, berapa pengeluaran negara yang mampu dihemat, berapa hutang negara yang mampu dibayar dan betapa tentramnya negeri ini. Semuanya berawal dari pola pikir sederhana dan bijaksana. Tanpa perlu ada korupsi.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...