Friday, April 23, 2010

My First Writing Experience


Kalau ditanya orang sejak kapan senang menulis, saya tidak bisa menjawab dengan pasti kapannya. Yang jelas, sejak duduk di bangku SD, saya cukup menikmati pelajaran mengarang dan Bahasa Indonesia menjadi salah satu pelajaran yang cukup saya minati.

Bacaan yang cukup lekat dalam ingatan saya kala itu adalah buku pelajaran Bahasa Indonesia SD seputar kehidupan keluarga Wati yang punya adik Budi dan Iwan. Ejaannya juga berkisar tentang ini Budi. Budi pergi ke sekolah dengan Iwan. Wati membantu Ibu di dapur, dan lain sebagainya. Sangat berkesan buat saya. Begitu sederhana tetapi menjadi momen yang berharga karena saya jadi bisa membaca dan punya keinginan untuk menulis cerita.

Judul favorit mengarang kala itu adalah berlibur ke rumah nenek. Hampir selalu begitu, saya yakin teman-teman juga pernah mengarang dengan judul berlibur ke rumah nenek. Seperti sudah menjadi tradisi turun temurun, judul ini dipilih oleh bapak ibu guru kita. Dan saya cukup antusias menuliskan pengalaman saya berlibur ke rumah nenek saat itu.

Saat duduk di bangku SMP, saya coba-coba menulis cerpen. Pembacanya masih teman-teman sendiri, dan hasil karya saya masih ditulis dengan tulisan tangan. Banyak apresiasi yang saya terima. Ada yang bilang bagus, ada yang berkerut keningnya saat membaca, ada yang biasa-biasa saja tanpa ekspresi, ada yang memberi masukan kritik yang membangun bahkan ada yang to the point menolak untuk membaca dengan alasan tidak suka cerpen tapi ada juga yang menyarankan untuk mengirimkan ke majalah remaja ibukota yang cukup popular kala itu.

Saran itu cukup memacu saya untuk berani mengirimkan tulisan cerpen saya ke majalah Aneka kala itu. Tulisan saya ketik dengan ketikan manual yang kalau salah ketik repot membenahinya. Judulnya saya masih ingat “Kasih Tak Sampai”. Lama saya menunggu kabar apakah tulisan saya dimuat atau tidak. Saya selalu memantau perkembangan majalah itu tiap edisinya. Sampai kurang lebih setahun saya menunggu, ternyata tulisan saya ada dalam 100 daftar tulisan yang tidak layak dimuat. Hiks..sedih, tapi ya maklum saja namanya juga masih amatiran. Hal ini semakin memacu saya untuk belajar menulis lebih baik lagi.

Masuk SMA, kegiatan menulis saya lanjutkan dengan menulis diary tiap hari dan sesekali menulis cerpen. Senang rasanya ketika tulisan saya dimuat di bulletin sekolah. Masih di lingkup anak-anak SMA sendiri, tapi cukup membuat bangga ketika nama saya terpampang di salah satu halaman bulletin sekolah meski tanpa mendapat honor. O,ya saya dua kali mengirim tulisan dan dua kali dimuat di bulletin ini. Pakai seleksi lho..hehe..

Di SMA ini pula, tulisan cerpen saya juga pernah dimuat di tabloid pelajar lokal di kota Gudeg. Nggak ada honor juga, tapi cukup membuat saya girang bukan main. Minimal, nama saya ada di halaman tabloid itu hehe..narsis yang terpendam..

Saat duduk di bangku kuliah, kegiatan menulis sempat tenggelam oleh kesibukan kuliah dan praktikum yang cukup menyita waktu. Bahkan kegiatan menulis diary pun menjadi jarang sekali, hanya saat hati sedang gundah gulana saja diary menjadi tempat curhat. Mungkin malah terlupa kalau saya pernah bisa menulis.

Pernah juga sih, saat mood bagus, bisa menulis karena ingin mengisi bulletin di organisasi muda mudi setempat. Tapi ya tetap nggak ada honor, yang penting happy..

Era kebangkitan menulis saya setelah selesai kuliah, bekerja dan sesudah menikah. Cukup lama juga vacum. Saya ingin menggali kegiatan menulis saya karena punya obsesi untuk bisa bikin buku paling tidak satu saja. Someday, mungkin..entah kapan..

Geliat menulis semakin dirasakan saat blog mulai mewabah. Saya coba-coba buat blog dan bersyukur sampai saat ini ada 3 blog yang saya kelola. Blog biasa-biasa saja sih, yang penting bisa menjadi penyalur hasrat menulis saya, syukur-syukur kalau ada yang baca dan nge-klik iklan yang ada, hehe..lumayan buat nambahin beli susu anak..

Pernah juga sih tulisan saya dimuat di rubrik Gado-gado majalah Femina, kalau ini saya masih bingung dapat honor nggak ya, soalnya nggak ada pemberitahuan sih..tahu-tahu dimuat aja hehe..

Terus..terus..sejak menjadi kompasianer ternyata saya jadi lumayan aktif menulis. Blog saya yang tadinya jarang pengunjungnya sekarang lumayan banyak pengunjungnya. Setidaknya kompasiana punya andil besar dalam mendorong minat saya menulis. Terima kasih, ya..Kompasiana. I love you lho..

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...