Sunday, June 16, 2013

Review : Macaroon Love





Pertama kali membaca novel Macaroon Love karya Winda Kresnadefa, pembaca disuguhi dengan banyaknya kata keheranan akan nama Magali. Awalnya dulu, saat Magali masih berupa status di facebook sang penulis, saya pikir Magali itu nama tokoh laki-laki. Ternyata, saya sama terkecohnya  orang-orang di dalam novel. Beberapa diantaranya yang membuat saya senyum-senyum sendiri :


"Gali Magali ?" 

"Galih, pacarnya Ratna ?" 

"Gali sumur ?"

Dan, kalau boleh saya tambahin "Gali lubang tutup lubang ?" Haha..utang kaleee...Rhoma Irama bangettt..

Well, secara garis besar novel ini cukup menarik, menghibur dan bisa membuat saya tertawa lepas sampai menarik perhatian suami saya.

"Bagus nggak ?," tanyanya

"Bagus..," jawab saya.

Lalu, selesailah saya baca novel itu dalam satu hari. Saya bacanya sambil jaga toko sih, sambil nyambi jualan ban. Kalau lagi repot, buku saya letakkan di meja dengan pembatas buku cantik asli handmade penulisnya..*promosi nih*, lalu saya terusin lagi bacanya.

Asli, membaca novel ini, semacam candu. Selalu ingin tahu, abis ini gimana ya, trus..trus..woalah..hahahaha..banyak surprise-nya. Dan alurnya susah ditebak. Perasaan saya juga nano-nano jadinya. Ada sedih, ada lucunya, ada inspiratifnya, sisi romantisnya juga ada, dan mengaduk-aduk perasaan pokoke.

Saya bisa menangis dan tertawa saat baca novel ini. Pokoknya nancep di hati lah. Klop dan pas. Gaya bahasanya simpel, gampang dicerna dan gak terlalu ribet mikir. Layaknya bahasa sehari-hari yang kadang kita alamin sama temen atau sahabat-sahabat sendiri. Terwakili dengan hubungan yang manis antar sepupu Magali n Beau, hubungan Magali dengan ayahnya yang ternyata berumur pendek, hubungan  dengan nenek dan rekan kerjanya, dan pastinya hubungan spesialnya dengan Ammar. Semuanya memberi pelajaran hidup yang berwarna, dan serba kebetulan nan indah.  Lalu Ammar ? Benarkah ada laki-laki super duper baik seperti dia di dunia ini ? Jika ada, wow deh..saya mau pesan satu, buat cadangan..#eh

Dan seperti review-review dari teman-teman yang pernah saya baca tentang Macaroon love ini, saya sependapat dengan bertaburannya kata-kata aneh. Karena Magali sudah unik tanpa dipertegas dengan kata aneh yang bejibun itu. Secara eksplisit, semuanya sudah terekam dengan cukup baik. Lalu soal judul, ehm..Macaroon-nya cuma dibahas seuprit, di bagian ending. Mungkin karena emang Macaroon lagi trend ya, jadi mudah diinget aja. Tapi intinya, apapun itu..novel ini sangat menghibur. Begitu baca, saya langsung teriak, aha..bacaan seperti ini yang saya cari untuk melepaskan dahaga akan bacaan yang bisa menyejukkan jiwa yang kering kerontang oleh hiburan..*apa sih ini hihi..*

Good job, sukses buat mba Winda Krisnadefa..selamat bertransformasi menjadi penulis jempolan, layaknya Beau yang bertransformasi dari Bad Boy from LA jadi budak bangor Bandung..heuheheu..saya paling suka bagian ini. Terus berkarya, dan saya rekomendasikan novel ini untuk dibaca, temans. Bagusss...

Thursday, May 16, 2013

Hobby Baru


Gambar dipinjam dari sini

Akhir-akhir ini saya punya kesibukan baru. Apa tuh ? Mau tau aja apa mau tau banget apa mau tau susur ? Hihi..iseng banget ya..

Yup, kadangkala saya turut andil menyiram tanaman yang ditanam oleh ibu saya. Jujur saja, sebagai seseorang yang pernah kuliah di ilmu Biologi dan berhasil menggondol gelar sarjana, sudah layak dan sepantasnya jika saya menyukai tanaman. Tapi ya, selama ini baru sebatas suka memandang saja. Jika untuk urusan tanam menanam, ibu saya jagonya. Iya, lho..segala jenis tanaman berhasil ditanam dan hidup dengan tangan dinginnya. Kalau saya yang nanam ? Belum tentu..beberapa jenis tanaman pernah mati ditangan saya. Sedih. Mungkin saya belum paham penanganannya.

Namun sejak keluarga saya tinggal di rumah dekat makam, dan masih ada lahan yang cukup luas untuk ditanami banyak tanaman, dan bisa disulap menjadi kebun serta taman, saya mulai menyukai untuk turut andil dalam dunia persilatan eh..pertanaman. Tanaman yang sedang saya tanam adalah sejenis bumbu dapur yaitu kencur dan kunir. Ah, itu mah gampang, tinggal ditancep langsung tumbuh. Iya, memang begitu..gampang dan yang penting ada kemauan. Itu saja sebenarnya sayarat yang harus ada. Nggak usah muluk-muluk.

Lalu tanaman lain yang sudah ditanam ibu saya apa ? Banyak, mari kita rinci satu persatu. Dari jenis buah-buahan, ada pohon pisang, kelengkeng, pepaya, jeruk nipis, jeruk purut dan lain-lainnya yang ditanam di antara pohon jati yang sudah tumbuh duluan. Dari jenis sayuran ada tanaman cabe, terong, loncang, pare, katu dan lain sebagainya. Dari jenis tanaman hias ada kaktus dan anggrek. Banyak macamnya kan ? Iya, banyak sekali ada euphorbia, palem, gelombang cinta, lidah buaya, sansievera, lidah mertua, simbar menjangan, kelor, singkong tahun dan lain sebagainya. Jenis anggrek juga ada anggrek bulan, cattleya, golden shower, kalajengking dan lain sebagainya. Banyak ragamnya. Segala macam bibit ini sebagian besar beli dan sebagian lainnya ada yang dikasih orang dan ada yang minta pula hihi..

Dari beragam tanaman ini, ternyata tidak semua mendapat perlakuan yang sama. Iya, untuk kaktus jelas tidak boleh menyiram air terlalu banyak. Karena kalau kebanyakan air bisa busuk, sebab kaktus mempunyai kantong didalam tubuhnya untuk menyimpan air. Lain halnya dengan anggrek yang butuh banyak air dan tempat yang tidak terlalu panas. Bisa-bisa kering kerontang dan daunnya menjadi kuning jika lupa disiram dan terlalu kepanasan. Jenis pupuknya pun berlainan. Hanya sekarang ini, saya memakai pupuk kandang yang lebih fleksibel bisa dipakai untuk hampir semua jenis tanaman.

Ada beberapa tanaman yang memang membutuhkan banyak sinar matahari, ada yang suka di tempat teduh dan ada pula yang tumbuh subur di tempat yang lembab. Salah penempatan bisa mengakibatkan tanaman itu tumbuh ala kadarnya tidak maksimal. Saya punya tanaman kuping gajah disimpan di tempat yang agak lembab dan jarang kena sinar matahari tumbuhnya agak bantat, daunnya kecil tidak tumbuh mekar. Mungkin ini salah satu faktor penyebabnya  adalah kurang sinar matahari. Maka saya akan mencoba memindah tempatnya ke yang lebih banyak sinar matahari, mungkin akan ada perubahan yang cukup signifikan.

Nah, saya dapat menyimpulkan bahwa sebagai tanaman yang merupakan makhluk hidup, mereka pun butuh perlakuan yang berbeda-beda. Masing-masing punya jenis dan karakter yang berlainan satu sama lain. Tidak bisa disama ratakan. Maka supaya hasilnya maksimal, saya harus mengenal karakter dan kebutuhan mereka satu persatu. Wuah..riweh juga ya, tapi percayalah dengan merawat tanaman bagi saya serupa dengan terapi kejiwaan. Dimana saya akan merasa damai dan tentram bila mereka tumbuh dengan sebaik-baiknya. Dan saya pun ikut sedih jika mereka menjadi layu ketika lupa tidak disiram. Jangan sampai mereka mati karena perlakuan yang tidak semestinya. Oh, no..

Yang pasti, hobby baru ini memberi kesibukan baru bagi saya. Rasanya lebih bahagia melihat tunas-tunas yang bermunculan, atau melihat calon bunga yang akan mekar sebentar lagi. Dan tak sabar untuk menunggu bunga mereka bermunculan silih berganti. Aih..cantiknya..Betapa besar karya ciptaan Tuhan, dan tugas kita tinggal merawatnya, mengembang biakkan supaya mereka tidak punah kehilangan generasi penerus. Jiah..serasa generasi penerus bangsa kali ya..Lha iya, tumbuhan itukan produsen, pioner kehidupan di muka bumi ini. Bayangkan jika tidak ada tumbuhan ? Adakah makanan, adakah makhluk lain yang hidup, adakah udara segar ? Bayangkan..ya bayangkan sambil menatap mata saya..hahahaha..mulai kacau nih..

Ok, sekian dulu cerita tentang hobby baru saya. Apakah hobby Anda ? Yuk...berbagi cerita di mana saja.. :)

Friday, March 15, 2013

Biar Sibuk, Hobby Jalan Terus

 Gambar dipinjam dari sini


Apakah Anda termasuk orang yang sibuk atau super duper sibuk ? Pengusaha, pegawai, wanita karier, ibu rumah tangga, dan profesi lainnya, tentu mempunyai kesibukan masing-masing. Semua tugas dan tanggung jawab minta untuk dikerjakan satu persatu. Maunya kita sih, sekali jalan semuanya beres. Tapi, apa iya, bisa begitu ? Tentunya tidak semudah itu.
Nah, bicara tentang kesibukan yang seabreg itu, seringkali menjadi alasan yang paling tepat untuk tidak melakukan kegiatan yang menjadi hobby kita selain di kala libur atau waktu senggang. Kata "mana sempat", menjadi ucapan yang pas untuk melakukan hobby hanya saat si moody datang. Padahal, tujuan melakukan hobby adalah untuk refreshing supaya badan tidak capek dan stress.
Contoh konkritnya saya. Dulu, waktu masih gadis, saya ini suka sekali olahraga. Lari sore, bersepeda, renang, senam aerobic, badminton, main bola pingpong, volley, basket..semuanya  bisa lakukan. Tapi ya itu, tidak ada yang saya fokuskan, jadi hanya bisa sekedar bisa tidak sampai tingkat mahir dan jadi atlit. Ehem..
Yang paling murah meriah adalah ikut senam aerobic. Dulu, saat saya masih kerja di Magelang, saya suka mengatur waktu untuk bisa senam karena kebetulan jam kerja saya ada 2 shift, pagi dan siang. Pokoknya ada niat, langsung jalan.  Saat itu ada kelas senam jam 8 pagi dan 4 sore, tiap hari tertentu. Maka, saya mengatur waktu bagaimana saya bisa ikut senam minimal seminggu dua kali. Jadi, waktu saya masuk kerja pas shift pagi, saya ikut senam sore hari, begitu pula sebaliknya saat masuk shift siang, saya ambil kelas senam yang pagi. Rasanya waktu itu cepat sekali berjalan tapi rasanya bugar selalu.
Lalu sekarang, saat saya sudah menikah, punya anak dan punya usaha sendiri, tentunya waktu 24 jam sepertinya tidak cukup untuk sekedar senam karena kesibukan. Maklum, mulai dari bangun pagi, mandiin anak plus nyiapin sarapannya yang sangat rempong di pagi hari, antar jemput sekolah, sambil ngurus usaha, mana sempat ikut senam ? Ternyata, ada solusi tepat untuk itu.
Ternyata, di TK anak saya, ibu-ibu yang mengantar anaknya sekolah, rata-rata punya kerinduan yang sama untuk bisa ikut senam bareng-bareng. Maka, dicapailah kesepakatan bersama untuk senam bareng-bareng di sebuah sanggar senam jam 8 pagi, pas saat anak-anak masuk sekolah. Jadi, berangkat sekalian mengantar anak sekolah, begitu anak masuk, maka ibu-ibunya senam aerobic yang tak jauh dari lokasi sekolah anak. Begitu selesai senam jam setengah sepuluh, tak lama anak sudah selesai dan dijemput sekalian. Beres kan ? Sekali merengkuh dayung, 2-3 pulau terlampaui. Efektif dan efisien sekali. Belum lagi efek yang dicapai dari senam, mau gemuk, mau kurus, mau kencang atau sekedar bugar, tentunya bisa dicapai dengan ketekunan. 
Jadi, kalau niat, sesibuk apapun waktu kita, bisa kita luangkan waktu untuk melakukan hobby. Tinggal diatur saja  bagaimana caranya supaya tidak mengganggu aktivitas yang lain. Dan tentunya, harus seijin suami ya..lha wong yang menikmati hasilnya siapa lagi kalau bukan untuk menyenangkan suami. Hehe..
Aseeeekkkk.. 

Friday, February 8, 2013

Berani, Siapa Takut ?


Gambar dipinjam dari sini

Menjadi seorang pemberani adalah impian setiap orang. Berani dalam arti tidak takut-takut dalam menjalani hidup termasuk berani dalam bersikap, tindakan dan mengambil keputusan. Sering kita jumpai tipe orang yang takut, yang selalu bilang ya dan tidak berani bilang tidak meskipun bertentangan dengan keinginannya hanya karena tidak berani, tidak enak, takut mengecewakan dan ewuh pekewuh. Seluruh hidupnya diabdikan untuk menyandang predikat sebagai "yes man".

Pengalaman saya sendiri, tidak mudah untuk menjadi seorang pemberani. Jujur, meskipun sekarang saya termasuk orang yang nggak berani-berani amat, dulu saya adalah seorang penakut dan penganut minder sejati. Beruntung, lambat laun predikat penakut dan minder bisa saya tinggalkan. Sifat itu hanya tinggal kenangan dan menjadi sejarah hidup saya di masa lalu.

Lalu bagaimana caranya bisa keluar dari rasa takut ? Kuncinya cuma satu, berani memulai untuk suatu perubahan yang lebih baik. Satu persatu hendaknya mulai dibenahi termasuk pola pikir pesimis, menganggap diri useless, dan pikiran-pikiran lain yang mengkerdilkan potensi dalam diri harus diubah.

Dulu, saya termasuk orang yang mudah terpengaruh oleh omongan orang lain tentang saya. Padahal tidak sepenuhnya benar namun saya menelannya mentah-mentah. Contohnya adalah, ucapan seseorang kepada saya, "Kamu itu siapa, kok bermimpi terlalu besar. Nggak mungkinlah bisa tercapai.." Ucapan negatif ini membuat saya mengubur mimpi-mimpi saya di waktu lalu. Saya percaya kepada orang itu bahwa saya tidak mampu. Saya bukan apa-apa, saya useless, tidak berhak punya mimpi besar. Sangat mengkerdilkan sekali.

Lalu di lain waktu, saya bertemu dengan orang yang pola pikirnya optimis. Beliau selalu berpikiran positif dengan segala kemampuan saya. Memberi motivasi untuk berkembang. Mengatakan bahwa segala sesuatu bisa kita capai asalkan kita berusaha semaksimal kemampuan kita, memperjuangkannya dengan sungguh-sungguh. Disini saya terperangah, menjadi titik balik tentang pemahaman saya yang keliru selama ini.

Dan, perubahan itu saya awali dengan sebuah perjalanan menuju suatu tempat yang sama sekali belum pernah saya kunjungi. Sendiri, saat masih duduk di bangku SMA. Saya mengalahkan ketakutan sendiri. Segala pikiran yang membuat saya khawatir saya buang jauh-jauh. Seperti nanti kalau di jalan bagaimana, kalau tersesat bagaimana, kalau ada orang jahat, jangan-jangan begini, jangan-jangan begitu..dan pikiran-pikiran lainnya yang kalau saya ikuti, saya tidak akan jadi pergi ke tempat itu. Dan ternyata setelah saya jalani, perjalanan itu terasa begitu menyenangkan, apalagi ketika mendapat kenalan seperjalanan yang mengasyikkan..ehem..Sesuatu yang tidak mungkin saya dapatkan jika saya tetap memilih untuk tinggal dirumah mengamini rasa takut dan kekhawatiran saya yang hanya ada di pikiran saja.

Jadi, rasa takut atau berani itu hanya soal pola pikir saja. Jika kita membiasakan diri untuk selalu berpikir berani, optimis dan berkembang, hal itu akan benar-benar terjadi. Namun jika kita berpikir sebaliknya, kenyataan yang terbalik itulah yang kan terjadi. Ah, ya..berpikir berani saja tidak cukup, namun harus ada aksi untuk merealisasikannya. 

So, berani..siapa takut ?

Thursday, January 10, 2013

Menulis : Hobby Yang Mengasyikkan


Gambar dipinjam dari sini
Bicara tentang hobby memang selalu menyenangkan. Karena hal itu dikaitkan dengan suatu kebiasaan yang kita sukai dan biasanya hal itu kita lakukan secara kontinyu bahkan seringnya bisa sampai lupa waktu. Untungnya, selama ini saya punya hobby yang  tidak terlalu banyak menyita waktu. Seikhlasnya mawon saya menjalaninya.Yang pasti, hobby terakhir yang sedang saya jalani saat ini adalah menulis.

Yup, menulis kali ini merupakan metamorfosis dari perjalanan saya menulis diary di jaman dulu. Menulis, membuat saya bisa bercerita, mengungkapkan isi hati dan pikiran dan menjadi nilai plus jika tulisan saya bisa bermanfaat kepada yang membaca. Walaupun mungkin, isi tulisan saya tentang sesuatu yang biasa, sederhana atau tidak penting sama sekali, namun siapa tahu berguna bagi yang membutuhkan.

Menulis menjadi semacam kebiasaan untuk bercerita. Jujur saja, dalam bahasa lisan, mungkin saya bukan tipe yang mudah mengungkapkan isi hati dan pikiran secara gamblang. Namun secara tulisan, saya bebas mengungkapkan dan mengekspresikan apa yang ada dalam pikiran dan hati saya. Rasanya lebih bebas, tanpa ada sesuatu yang membatasi. Mau gila sekalian, tidak ada yang melarang.

Lalu, hobby menulis ini belum bisa dibilang sebagai sesuatu yang menghasilkan secara materi. Memang belum saya olah untuk nilai komersil. Selama ini masih lebih kepada nilai untuk berbagi ilmu dan pengetahuan yang sedikit saya punya. Dan belum merujuk pada profesioanlisme, masih amatir apalagi untuk skala internasional, belum..lokal saja masih kembang kempis. Kadang muncul lalu tenggelam begitu saja.

Cita-citanya, tentu saja saya ingin suatu hari ada buku yang saya tulis, yang bisa dibaca oleh banyak orang. Namun, untuk saat ini, saya masih begitu menikmati menjadi penulis suka-suka, yang mengisi kekosongan blog-blog saya. Belum apa-apa, namun saya akan sangat tergugah jika ada yang terinspirasi oleh tulisan saya. Karena saya sendiri, jujur mudah terinspirasi oleh tulisan orang-orang hebat yang sukses.

Jadi, jika Anda pun punya keinginan untuk menekuni hobby menulis, lakukan dan tekunlah dalam bidang ini. Niscaya, suatu saat akan ada hasil yang bisa diraih. Kalau bukan untuk orang lain, minimal bisa membahagiakan diri sendiri. Karena sejatinya, menulis melatih kita untuk berpikir secara relaks. Tak perlu berpikir yang terlalu berat, santai saja sesuai kemampuan kita.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...