Thursday, November 3, 2011

Apakah Anda Konsisten ?

Tidaklah mudah membangun suatu personal branding yang lekat dengan sifat konsisten. dalam kehidupan ini banyak sekali kita jumpai figur orang yang dengan mudah mengumbar janji untuk kemudian dengan mudah pula mengingkarinya tanpa realisasi yang pasti. Bagaimana sikap Anda jika bertemu orang yang tidak konsisten, atau jangan-jangan kita sendiri termasuk tipe orang seperti itu ? Hm..

Pengalaman saya, berulang kali dikecewakan oleh orang yang nggak konsisten cukup membuat geregetan juga. Contohnya saja dalam soal utang piutang atau soal pinjam meminjam barang dengan teman. Dia sendiri yang berjanji akan mengembalikan dalam tempo 1 bulan, pas saat jatuh tempo alasannya ada saja, sengaja mengulur-ulur waktu tanpa memperhatikan bagaimana perasaan yang dikecewakan. Dengan enteng, tanpa rasa bersalah, padahal uang yang dijanjikan akan dikembalikan benar-benar saya butuhkan. Sekali, dua kali saya amati, saat tidak ada itikad baik, hubungan langsung saya putus. Untuk selanjutnya, jika dia merengek-rengek minta dipinjami uang lagi, jangan harap akan diberi lagi, susah nagihnya.

Demikian pula saat berbisnis, antara suplier dan penjual harus ada rasa saling percaya dan tentunya konsistensi harus dijaga. Tagihan lancar, hubungan personal baik, sudah pasti akan tercipta aura positif yang akan memudahkan kelancaran bisnis dan saling menguntungkan. Saat salah satu pihak mulai tidak konsisten dan merugikan salah satu pihak sehingga tidak dapat bekerja sama dengan baik, maka otomatis hubungan bisnis menjadi tidak sehat lagi yang bisa berakibat pada pemutusan hubungan bisnis.

Saya sendiri berusaha sejauh saya mampu untuk menjadi pribadi yang konsisten. Saya mulai dari hal yang paling sederhana dulu yaitu berusaha on time saat memenuhi janji. Hal ini berlaku dalam hubungan pertemanan dan yang lebih penting dengan relasi bisnis. Saya sering merasa tidak enak jika orang lain harus menunggu, jadi pilihan saya adalah on time dengan harapan orang lain bisa on time juga. Kalau pun saya harus menunggu beberapa menit sih nggak masalah, tapi kalau sampai berjam-jam lebih baik saya tinggal. Waktu sangat berharga jika dibiarkan untuk menunggu orang yang tidak dapat menghargai orang lain.

Kemudian dalam kehidupan sehari-hari, saya juga berusaha untuk mengatakan apa adanya. Saat saya tidak bisa, saya akan bilang tidak bisa demikian pula sebaliknya. Lebih baik jujur di awal daripada bilang bisa kenyataannya tidak bisa malah lebih melukai perasaan orang lain. Sebisa mungkin saya berusaha membuat sinkron antara perkataan dan perbuatan. Memang tidak mudah, tapi hal ini berkaitan dengan soal disiplin, tanggung jawab dan kebiasaan.

Pada kenyataannya, menjadi orang konsisten lebih banyak diperhitungkan dalam dunia bisnis. Segala kesempatan dan peluang akan terbuka lebar saat kita mampu bekerjasama dengan baik dengan rekan bisnis kita. Segala jalan akan dipermudah untuk kelancaran bisnis. Lain halnya jika menjadi orang tidak konsisten, orang tidak mudah percaya dan segala sesuatunya akan terasa sulit. Padahal, dalam dunia usaha, maunya untuk jangka panjang dan bisa diwariskan kepada keturunan kita. Saat usaha kita bisa dipercaya karena konsistensi kita, orang akan lebih menghargai dengan baik. Dan itu berlaku bagi siapa saja.

Jadi, konsistenlah mulai dari sekarang..

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...