Jaman
sekarang siapa yang tak mengenal obyek wisata Goa Pindul di Gunungkidul. Salah
satu hiburan mengasyikkan dengan menggunakan cave tubing dari ban yang
mengapung di atas sungai, berkelompok menelusuri keindahan goa. Di balik
keindahannya, ternyata Goa Pindul menyimpan sebuah cerita misteri akan asal
usul terbentuknya. Ada dua versi cerita
mengenai asal usul Goa Pindul ini.
Sunday, June 12, 2016
Friday, April 22, 2016
Jelajah Wisata Kota Malang : Jatim Park, Museum Angkut dan Taman Safari Prigen
Biasanya liburan bareng keluarga itu kan kalau pas anak liburan sekolah, selesai ujian gitu kan ya..Tapi kali ini keluarga kami termasuk antimainstream. Liburan sebelum anak ujian..! Ya, karena ini piknik rombongan lebih dari 30 orang, jadwal keberangkatan menyesuaikan. Sempet deg-degan juga jangan-jangan nanti pikniknya barengan sama jadwal anak ujian. Nggak banget kan..mosok pas jadwal anak ujian tetep diikutkan piknik trus anaknya ikut ujian susulan. Orang tua macam apa ini..?
Syukurlah..ternyata pikniknya beberapa hari sebelum anak ujian. Ya gak papalah..refreshing dulu sebelum pusing belajar untuk ujian.
Tujuan piknik kali ini adalah kota Malang. Ada 3 tempat wisata yang dijelajahi yaitu Jatim Park I, Museum Angkut dan Taman Safari Prigen. Ada apa aja disana ? Yuk, kita ngulik satu-satu..
1. Jatim Park I
Tempat wisata ini tergolong baru. Ada banyak wahana di sini. Sekilas mirip berada di Taman Pintar Yogyakarta. Ada beberapa wahana edukatif yang mirip, seperti bayangan berwarna, permainan fisika yang menyenangkan, ada juga pengetahuan tentang Biologi, kimia dan lain sebagainya. Selebihnya ada rumah hantu, pendulum, dan lain sebagainya. Banyak juga wahana free untuk anak-anak yang tinggi badannya dibawah 85 meter.
Bayangan dwi warna
Tiket masuk ke Jatim Park ini dibandrol :
- IDR 60.000,00 saat Weekday ( Senin - Kamis )
- IDR 80.000,00 saat Weekend ( Jumat - Minggu )
- Rombongan > 30 orang free 1 tiket masuk
Play and learn
Rumah hantu, anak saya merem terus masuk sini
Mau diolang alik seperti ini..?
2. Museum Angkut
Di tempat wisata ini, ada banyak kendaraan antik yang bernilai sejarah. Ada kendaraan jaman presiden Sukarno. Beragam alat transportasi dari yang tradisional sampai modern.
Mejeng dulu di mobil apa ya ini.. ?
O,ya di museum ini ada berbagai macam setting tempat. Kita bisa merasa berada di California, Hollywood, atau di Menara Eifel atau bisa juga berfoto dengan Mr. Bean atau si monster hijau Hulk.
Benarkah ini di California..?
HTM Museum Angkut :
- IDR 60.000,00 saat Weekday ( Senin - Kamis )
- IDR 80.000,00 saat Weekend ( Jumat - Minggu )
Ada Hulk..gede yaaa...
3. Taman Safari Prigen
Rasakan sensasi melihat hewan-hewan yang ada di hutan dari dalam bus ! Iya, secara jelas terpampang nyata di depan sana ada Macan, Gajah, Zebra, Jerapah, Monyet, Rusa dan banyak hewan lainnya. Mereka berlalu lalang bahkan ada yang sampai menghalangi jalannya bus. Huft..
Ada macan..hrrr..
Apakah hewan-hewan itu tidak buas ? Tetaplah kita yang waspada. Jendela bus jangan dibuka, semuanya harus rapat. Jangan sampai ada anggota badan yang keluar dari jendela bus. Meskipun diperbolehkkan memberi makanan pada hewan, tetap lihat situasi ya..jangan sampai piknik membawa petaka karena kurang hati-hati dan waspada.
Si kancil anak nakal.. :)
Setelah puas keliling dengan bus, saatnya melihat berbagai atraksi di sini. Ada gajah show, pentas lumba-lumba, bird show dan ada pula pertunjukan teatrikal yang cukup bikin dag dig dug der yaitu The Temple of Terror.
Orang sebanyak ini nonton Dolphin show
Di The Temple of Terror ini pengunjung dilarang memotret selama pertunjukan
berlangsung. Ada Macan yang ikut main disini. Terus ada efek api dan
suara seperti petasan. Yang punya penyakit jantung dilarang nonton.
Serius.
The Temple of Terror
HTM Taman Safari Prigen :
- IDR 70.000,00 saat Weekday ( Senin - Kamis )
- IDR 80.000,00 saat Weekend ( Jumat - Minggu )
- IDR 120.000,00 harga Tourist
Gimana..tertarik untuk wisata borongan seperti ini..? Kami berangkat dari Jogja ke Malang naik bus hari Jumat malam dan pulang ke Jogja hari Minggu sore. Cukup puas dan melelahkan. Tapi worth it lah ya..pikiran jadi fresh dan bisa recharge jiwa untuk beraktivitas kembali.
Friday, April 1, 2016
Extreme Culinary From GUKI : Ungkrung
Tak pernah terbayangkan sebelumnya, jika saya akan bisa makan "ungkrung". What ? Makanan apaan tuh "ungkrung" ? O..yeah..jika Anda termasuk orang yang jijikan..mending jangan dibaca deh..karena ini very-very ekstrim. Apalagi kalau ada yang phobia atau geli sama ulat. Hiiiyyy..ngebayangin bentuknya aja udah gatel-gatel. Ya kan..?
Adalah ulat dari pohon jati yang dikumpulkan hingga menjadi "enthung" atau kepompong, itulah ungkrung. Iya, ungkrung adalah kepompong dari ulat pohon Jati. Di Guki, alias Gunungkidul, dimana saya bermukim sekarang, ungkrung menjadi makanan favorit musiman di awal musim penghujan seperti sekarang. Rasanya..? Hm..gurih-gurih gitu deh, mirip laron. Ada yang suka laron..? Enak ya..hahahaha..
Konon, ungkrung ini mempunyai kandungan protein yang tinggi. Rasanya yang kriuk-kriuk enak ternyata bergizi tinggi. Nggak nyangka kan..
Pada awalnya, saya juga geli mendengar orang Gunungkidul suka makan ulat jati selain belalang goreng. Idih, orang Gunungkidul makanannya belalang, jangkrik, laron, ungkrung, dan lain-lain..nggak ada makanan lain apa..Memang itu seni dan kenyataannya..tak usah dipungkiri..Dan setelah saya mencoba..hm..enak juga tuh..
Penasaran..? Mau mencoba atau malah mau muntah..hihihi..ini soal selera kok. Selera makan yang dianggap aneh bagi sebagian orang. Mungkin.
Kebetulan, di belakang rumah saya ada pohon jati. Nggak menanam sendiri, tapi beli sama tanahnya yang sekarang kami tinggali di Gunungkidul. Berita tentang enaknya ulat pohon jati sudah saya dengar lama, selama saya tinggal di Guki, 5 tahun yang lalu. Namun, selama itu saya baru mencoba belalang goreng. Rasanya mirip udang kalau belalang goreng. Tentang belalang goreng, saya sudah pernah menuliskannya disini. Untuk mencoba makan ungkrung yang digoreng, saya belum berani dan belum ada kesempatan soalnya.
Monday, October 26, 2015
Dari Hobi Jadi Profesi
Hobby dan profesi kakak saya adalah melukis dan pelukis
Hobby saya selfie di depan lukisannya ;p
Holla..bicara tentang hobi, siapa yang tidak excited coba..pasti selalu ada binar-binar di mata ketika melakukannya dengan passion. Yup..hobi adalah sesuatu hal yang kita senang melakukannya. Apa hobimu ? Kalo saya..eng..apa ya..banyak sih, dari menyanyi, menulis, membaca tapi yang ditekuni gak ada..hehe..jarang-jarang melakukannya, sesempatnya cuma kalo pas ada waktu luang aja..(kapan luangnya?).
Sebenarnya sih, hobi itu idealnya dilakukan secara rutin supaya kita senang, syukur-syukur bisa menghasilkan. Hari gini, siapa yang menolak rejeki dari hobi..?
Trus, hobi itu ada trendnya gak ya..ada lah..saat ini hobi yang sedang in misalnya Yoga, ngeblog, travelling, dan lain sebagainya. Pada dasarnya, apapun hobi kita asal ditekuni, lama-lama kan jadi ahli tuh, nah kalo sudah ahli tentu jadi bahan rujukan siapapun yang membutuhkan. Trus bisa dapat bayaran deh..tentunya kalo kita konsisten dan eksis ya..
Nah..hobi apa saja yang bisa jadi profesi..ini dia..
1. Fotografi
Berawal dari suka memotret, foto-fotonya bagus, trus ikut lomba-lomba, ikut pameran lama-lama dikenal akhirnya dianggap sebagai fotografer profesional. Hebat kan..? Kalau jaman dulu, jadi tukang foto tuh kesannya biasa aja, cuma motret pas foto untuk keperluan ijazah atau KTP, trus motret hajatan. Udah. Tapi seiring perkembangan jaman, fotografi semakin digandrungi dan sangat bervariasi. Mulai dari prewedding photography, food photography, street photography, travelling photography, dan lain-lain..banyak alirannya deh..Sekarang yang jadi trend tuh, food photography. Memotret makanan dari berbagai wisata kuliner trus di share ke socmed, instagram misalnya..Feenya lumayan tuh..bisa sampe juta-juta, apalagi kalo cukup berpengaruh membuat orang ngiler terus beli..
2. Menulis
Jaman dulu, angkatannya Chairil Anwar, Sutan Takdir Alisyahbana, dan pujangga-pujangga di era tahun 60-an..menjadi seorang penulis belum bisa diandalkan sebagai penopang hidup. Selain honor kecil, belum banyak kontribusi yang bisa diberikan kepada seorang penulis. Baru mulai era Andrea Hirata, Dee Lestari, dan lain-lain, profesi penulis mulai dipandang dua mata, tidak sebelah mata lagi.. :). Ditambah dengan munculnya social media, blog, profesi-profesi baru yang berkaitan dengan dunia penulisan seperti blogger, buzzer, content writer, freelance writer, dan lain sebagainya mulai tumbuh subur meramaikan dunia persilatan..#eh. Siapapun asal bisa menulis dengan bagus dan unik serta bersikap profesional, bisa dibayar mahal untuk satu kali posting job review. Pokoknya, peluang di dunia ini cukup menjanjikan.
3. Travelling
Yang hobi jalan-jalan keliling dunia, hobi naik gunung, hobi menyelam di laut, apapun itu..jika melakukannya dengan passion, suatu saat pasti menjadi inspirasi bagi orang lain. Sejuta pengalaman yang didapatkan bisa dituliskan lewat blog atau menjadi narasumber di acara-acara televisi. Nah..jaman sekarang apa sih yang tidak mungkin..ya kan..Apalagi kalau punya kiat khusus jalan-jalan murah keliling dunia dengan backpacker-an. Kisahnya ditulis jadi buku, laris manis deh pasti..
4. Memasak
Jaman sekarang, profesi chef itu keren. Tak harus wanita yang pinter masak, pria keren pun banyak yang jadi chef, menambah bening dunia pertelivisian kita. Jaman dulu mungkin seorang laki-laki jago masak akan ditertawakan. Tapi sekarang, siapapun asal bisa masak enak dan layak dijual, jadi deh bisnis. Dunia kuliner makin memanjakan lidah-lidah kita.
5. Melukis
Tidak semua orang punya bakat melukis. Tak heran jika harga lukisan berkelas itu mahal. Bisa berjuta-juta. Nah, jika seseorang punya bakat melukis, lukisannya bagus dan punya daya jual tinggi..kaya rayalah dia. Walau proses pencapaiannya tentu tidak mudah. Karena tidak semua orang suka lukisan dan rela merogoh kocek yang dalam demi sebuah lukisan. Kecuali orang yang mengerti tentang dunia seni itu sendiri. Jadi ya, menjadi seorang pelukis harus tahan proses, fokus, mampu mencari market dan bisa pameran tunggal. Selanjutnya..kesuksesan akan datang seiring dengan berjalannya waktu.
Nah, itu sebagian hobi yang bila ditekuni bisa jadi profesi. Pasti masih banyak hobi-hobi lain yang tak bisa disebutkan satu persatu. Enak kan, ya..ngejalaninnya senang, bisa menghasilkan lagi. Ah..indahnya dunia..
Oke...sekarang apa hobi kamu..? Bisakah jadi profesi..? Yuk, marriiii... :)
Thursday, September 3, 2015
Manfaat Piknik
"Jika kamu merasa hidupmu begitu-begitu saja..cobalah piknik..dan rasakan sensasi menjadi manusia baru.."
(Julipedia, 2015)
Aha..setuju dengan quote di atas..? Ayo, tunjuk jari yang setuju, yang gak setuju boleh tidak angkat tangan..*apa sih* hehe..
Sebagai anggota MKP alias Manusia Kurang Piknik, saya sering merasa hidup kok rasanya monoton dari segala rutinitas harian. Bangun tidur, mandi, sarapan, ngurus anak, ngurus kerjaan, ngurus suami, trus tidur lagi. Besoknya, bangun tidur trus begitu-begitu lagi..Bosan..? Iya lah pasti, makanya variasi sangat penting untuk mewarnai kehidupan ini. Salah satunya ya..piknik !
"Ah, kayak orang kaya aja, piknik segala. Piknik itu kan mahal. Boro-boro kepikiran piknik, buat makan aja susah."
He..?
Piknik, tidak harus mahal. Jalan-jalan pagi ke desa sebelah sudah termasuk piknik. Memancing ke kali sebelah juga termasuk piknik. Main sepedaan sore-sore trus mampir ke sawah juga sudah piknik. Mahal ? Bayar ? Enggak kan..? Simple-simple aja yang penting otak bisa refresh kembali. Jangan cari uang terus. Rehat sejenak, keluar dari rutinitas, melemaskan otot syaraf yang tegang. Setelah bugar, baru deh aktivitas kembali.
Bermain di sawah dekat rumah juga termasuk piknik ;p
Berdasarkan pengalaman, saya sering mengalami yang namanya piknik dadakan. Tanpa rencana. Pokoknya ada yang ngajak, hayuk atuh lah.. Seperti baru-baru ini. Tiba-tiba ada undangan acara ke kota lain. Yo langsung diagendakan. Dan berhasil piknik. Sukses. Tanpa rencana..hehe..Karena biasanya, seringkali gatot kalau sudah direncanakan mau piknik tanggal sekian, ternyata ada agenda lain yang lebih urgent. Yo wis, piknik jadi pending dulu.
Sebenarnya manfaat piknik itu apaaaa..?
1. Refreshing
Mesin aja butuh istirahat, apalagi jiwa raga manusia seperti kita ini. Perlu rehat sejenak untuk mendapatkan haknya melihat yang segar-segar. Liat pemandangan gunung, pantai, laut, pergi ke kebun binatang, atau bermain air di wahana buatan manusia. Tujuannya supaya mata gak jenuh dengan pandangan rutin yang itu-itu saja.
2. Menambah pengetahuan
Dalam perjalanan menuju tempat piknik, sering kan baca apa aja yang ada di pinggir jalan. Seperti pengalaman saya beberapa waktu lalu saat naik bus dalam perjalanan menuju kota Kediri, saya membaca banyak slogan yang ada di kota yang tadinya saya tidak tahu. Contohnya saja seperti ini "Solo kota Berseri", "Madiun Kota Gadis", Kediri terkenal dengan Tahu Taqwa-nya, dan lain sebagainya. Coba, berapa pengetahuan yang saya dapatkan dengan membaca selintas ? Banyyaaakkk..
3.Bersenang-senang
Iya dong, masak piknik malah sedih. Ya harus senang, riang gembira apalagi jika pikniknya bareng keluarga tercinta. Kebersamaan menjadi begitu penting dan menyenangkan. Ada tawa canda, cerita baru dan hal-hal menyenangkan lainnya.
4. Bertemu banyak orang baru
Selain bersama rombongan sendiri, pasti kita kan ketemu orang lain yang sebagian tidak kita kenal sama sekali. Tapi tujuannya sama. Menikmati piknik di tempat yang sama. Ada rasa senang jika tanpa sengaja kita bisa bertegur sapa dan mendapat kenalan baru. Nambah persaudaraan dan networking. Dan, kadang ada surprise juga jika tanpa sengaja bisa ketemu dengan teman lama di tempat piknik. Ehm..bisa-bisa CLBK tuh..*Cinta lama Bersemi Kembali atau Cinta Lama Belum Kelar* Aish..jangan sampai ya kalau sudah berkeluarga. Bisa bahaayyaaa...hahahahah..
5. Menambah pengalaman
Dengan piknik, kita jadi mempunyai banyak pengalaman. Contohnya pengalaman naik pesawat terbang, naik kereta api, naik kapal laut, naik bus dan lain sebagainya. Pengalaman asyiknya tak akan pernah terlupa sampai kapanpun. Jadi hukumnya wajib untuk menikmati setiap perjalanan piknik itu..*tsah..*. Dengan piknik, pikiran kita jadi terbuka, oh ternyata dunia itu luas sekali jika dibandingkan dengan area jelajah rutinitas kita tiap hari dari rumah ke kantor.
6. Selalu Bersyukur
Dengan menyaksikan langsung keindahan ciptaan Tuhan kita jadi mensyukuri hidup. Oh ternyata dunia itu luas, kita bukan apa-apanya. Ternyata Tuhan itu sungguh Maha Agung. Dan pada akhirnya kita merasa bahwa apa yang kita lakukan selama ini jauh dari sempurna. Tak ada gunanya hanya selalu mengeluh dan mengeluh. Kebersamaan bersama keluarga menjadikan kesadaran dalam diri kita ternyata bekerja keras hanya mengejar materi tak akan pernah cukup. Uang bisa dicari, namun kesempatan berkumpul bersama keluarga lebih penting dari segalanya. Selama kesempatan masih ada, prioritaskan untuk rehat sejenak, bersenang-senang bersama keluarga selama masih bisa. Okeee...
Nah, beberapa manfaat piknik sudah dibahas. Sekarang mari kita bahas tentang lokasi piknik yang pernah saya kunjungi. Sejauh ini sih masih lokal saja dari Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur sudah pernah. Luar Jawa baru sampai Kalimantan Timur. Luar negeri belum pernah. Someday, semoga bisa ke luar negeri bersama keluarga kalau ada rejekinya..Amin.
Semua tempat piknik yang pernah saya kunjungi semuanya meninggalkan kesan. Kesan yang indah ketika pergi bersama orang-orang terdekat yang memberikan kenangan di masa depan. Apalagi jika sekarang pikniknya bersama keluarga, senangnya dobel. Refreshingnya dapet, dan yang terpenting adalah kebersamaannya. Jarang-jarang kan bisa pergi bersama keluarga.
Ehm..bicara tentang kota Bogor yang terkenal dengan kota hujan itu, saya pernah dua kali kesana. Pertama, saat kakak sulung saya menikah dengan orang Bogor tahun 2000. Kunjungan kedua bersama suami dan anak sulung saya, serta ibu saya, saat kakak sulung saya meninggal hampir dua tahun yang lalu dalam keadaan saya hamil lima bulan. Hiks..saya sedih harus kehilangan orang yang dicintai. Namun kunjungan kedua di Bogor ini memberi pengalaman pertama kepada anak sulung saya merasakan naik kereta api saat berangkat, dan pertama kali naik pesawat terbang saat pulang ke Jogja dari bandara Cengkareng.
Ada keinginan, suatu saat saya bisa berlibur ke kota Bogor ini lagi. Tujuan utamanya tentu untuk ziarah ke makam kakak sulung saya, dan yang kedua untuk refreshing bersama keluarga. Penginnya mengunjungi Kebun Raya Bogor, karena selama dua kali kesana tidak sempat piknik kemana-mana. Dan yang tak kalah penting adalah menikmati jajanan kulinernya yang terkenal seperti asinan Bogor dan talasnya itu. Yah, berdoa saja semoga kesempatan itu ada.
Melihat kereta api lewat tak jauh dari rumah juga bisa jadi alternatif piknik :D
Sebenarnya manfaat piknik itu apaaaa..?
1. Refreshing
Mesin aja butuh istirahat, apalagi jiwa raga manusia seperti kita ini. Perlu rehat sejenak untuk mendapatkan haknya melihat yang segar-segar. Liat pemandangan gunung, pantai, laut, pergi ke kebun binatang, atau bermain air di wahana buatan manusia. Tujuannya supaya mata gak jenuh dengan pandangan rutin yang itu-itu saja.
Piknik bersama keluarga di Museum Angkut Malang :)
2. Menambah pengetahuan
Dalam perjalanan menuju tempat piknik, sering kan baca apa aja yang ada di pinggir jalan. Seperti pengalaman saya beberapa waktu lalu saat naik bus dalam perjalanan menuju kota Kediri, saya membaca banyak slogan yang ada di kota yang tadinya saya tidak tahu. Contohnya saja seperti ini "Solo kota Berseri", "Madiun Kota Gadis", Kediri terkenal dengan Tahu Taqwa-nya, dan lain sebagainya. Coba, berapa pengetahuan yang saya dapatkan dengan membaca selintas ? Banyyaaakkk..
3.Bersenang-senang
Iya dong, masak piknik malah sedih. Ya harus senang, riang gembira apalagi jika pikniknya bareng keluarga tercinta. Kebersamaan menjadi begitu penting dan menyenangkan. Ada tawa canda, cerita baru dan hal-hal menyenangkan lainnya.
Memberi makan gajah di Taman Safari Prigen :D
4. Bertemu banyak orang baru
Selain bersama rombongan sendiri, pasti kita kan ketemu orang lain yang sebagian tidak kita kenal sama sekali. Tapi tujuannya sama. Menikmati piknik di tempat yang sama. Ada rasa senang jika tanpa sengaja kita bisa bertegur sapa dan mendapat kenalan baru. Nambah persaudaraan dan networking. Dan, kadang ada surprise juga jika tanpa sengaja bisa ketemu dengan teman lama di tempat piknik. Ehm..bisa-bisa CLBK tuh..*Cinta lama Bersemi Kembali atau Cinta Lama Belum Kelar* Aish..jangan sampai ya kalau sudah berkeluarga. Bisa bahaayyaaa...hahahahah..
5. Menambah pengalaman
Dengan piknik, kita jadi mempunyai banyak pengalaman. Contohnya pengalaman naik pesawat terbang, naik kereta api, naik kapal laut, naik bus dan lain sebagainya. Pengalaman asyiknya tak akan pernah terlupa sampai kapanpun. Jadi hukumnya wajib untuk menikmati setiap perjalanan piknik itu..*tsah..*. Dengan piknik, pikiran kita jadi terbuka, oh ternyata dunia itu luas sekali jika dibandingkan dengan area jelajah rutinitas kita tiap hari dari rumah ke kantor.
Menikmati perjalanan singkat by airplane dari Jakarta - Jogja
6. Selalu Bersyukur
Dengan menyaksikan langsung keindahan ciptaan Tuhan kita jadi mensyukuri hidup. Oh ternyata dunia itu luas, kita bukan apa-apanya. Ternyata Tuhan itu sungguh Maha Agung. Dan pada akhirnya kita merasa bahwa apa yang kita lakukan selama ini jauh dari sempurna. Tak ada gunanya hanya selalu mengeluh dan mengeluh. Kebersamaan bersama keluarga menjadikan kesadaran dalam diri kita ternyata bekerja keras hanya mengejar materi tak akan pernah cukup. Uang bisa dicari, namun kesempatan berkumpul bersama keluarga lebih penting dari segalanya. Selama kesempatan masih ada, prioritaskan untuk rehat sejenak, bersenang-senang bersama keluarga selama masih bisa. Okeee...
Menikmati keindahan ciptaan Tuhan di Embung Nglanggeran Gunungkidul :D
Nah, beberapa manfaat piknik sudah dibahas. Sekarang mari kita bahas tentang lokasi piknik yang pernah saya kunjungi. Sejauh ini sih masih lokal saja dari Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur sudah pernah. Luar Jawa baru sampai Kalimantan Timur. Luar negeri belum pernah. Someday, semoga bisa ke luar negeri bersama keluarga kalau ada rejekinya..Amin.
Semua tempat piknik yang pernah saya kunjungi semuanya meninggalkan kesan. Kesan yang indah ketika pergi bersama orang-orang terdekat yang memberikan kenangan di masa depan. Apalagi jika sekarang pikniknya bersama keluarga, senangnya dobel. Refreshingnya dapet, dan yang terpenting adalah kebersamaannya. Jarang-jarang kan bisa pergi bersama keluarga.
Ehm..bicara tentang kota Bogor yang terkenal dengan kota hujan itu, saya pernah dua kali kesana. Pertama, saat kakak sulung saya menikah dengan orang Bogor tahun 2000. Kunjungan kedua bersama suami dan anak sulung saya, serta ibu saya, saat kakak sulung saya meninggal hampir dua tahun yang lalu dalam keadaan saya hamil lima bulan. Hiks..saya sedih harus kehilangan orang yang dicintai. Namun kunjungan kedua di Bogor ini memberi pengalaman pertama kepada anak sulung saya merasakan naik kereta api saat berangkat, dan pertama kali naik pesawat terbang saat pulang ke Jogja dari bandara Cengkareng.
Pengalaman pertama naik kereta api dari Jogja-Jakarta-Bogor
Pertama kali naik pesawat terbang dari Bandara Cengkareng
Ada keinginan, suatu saat saya bisa berlibur ke kota Bogor ini lagi. Tujuan utamanya tentu untuk ziarah ke makam kakak sulung saya, dan yang kedua untuk refreshing bersama keluarga. Penginnya mengunjungi Kebun Raya Bogor, karena selama dua kali kesana tidak sempat piknik kemana-mana. Dan yang tak kalah penting adalah menikmati jajanan kulinernya yang terkenal seperti asinan Bogor dan talasnya itu. Yah, berdoa saja semoga kesempatan itu ada.
Tulisan ini diikutsertakan dalam "Lomba Blog Piknik itu Penting"
Thursday, April 23, 2015
Hobby Baru di Era Socmed
Gambar dipinjam dari sini
Simak percakapan berikut ini :
"Lagi ngapain, bro.."
"Lagi stalking timeline-nya mantan, bro..dah punya gacoan baru apa belum.."
"Yaelah..move on, man..cewek banyak inih.."
"Iya sih, tapi gue belum bisa ngelupain waktu selfie bareng doi..pake tongsis.."
"Hahahah..cuma itu aja.. ? Selfie mah sendiri aja kallleee.."
"Ehm..maksud gue pas narsis bareng, trus foto kita di upload..banyak yang
komentar serasilah, cocoklah..tapi ternyata..hiks..waktu jua yang memisahkan
kita.."
komentar serasilah, cocoklah..tapi ternyata..hiks..waktu jua yang memisahkan
kita.."
"Itu namanya belum jodoh..wislah, mumpung masih muda..cari kegiatan
positif aja bro.."
positif aja bro.."
"Iya, bro..wasting time banget ya kalo penyesalan mulu update status
gue..gue harus bangkit, man.."
gue..gue harus bangkit, man.."
"Nah..gitu dong..ssiippp.."
Well, perkembangan jaman di era teknologi yang bergerak serba cepat seperti sekarang ini, mau tidak mau, suka tidak suka tentu mempengaruhi perilaku masyarakat yang hidup di era ini. Dunia yag tak selebar daun kelor kini ada dalam genggaman dengan sekali jentik jari. So simple like that..Namun kemudahan itu bisa menjadi berkah atau musibah bagi penggunanya.
Tak dipungkiri, hobby baru mulai bermunculan. Kalau di dunia nyata ada arisan, sekarang ada arisan online. Jualan juga bisa online. Bersosialisasi, hahahihi tak perlu kemana-mana cukup akses social mesia lewat smartphone. Canggih ya..kebayang gak, jika internet tidak ditemukan. Pak pos akan selalu menjadi orang nomor satu yang paling ditunggu ! Dan perangko, tentu menjadi barang yang sangat berjasa dalam pengiriman.
Saat telepon ditemukan, kita kagum bisa ngomong jarak jauh hanya dengan alat dan kabel. Lalu kekaguman bertambah saat segala berita bisa kita saksikan di layar televisi. Sekarang setelah internet ditemukan terlebih dengan adanya social media, peristiwa beberapa detik yang lalu bisa cepat menyebar karena mudahnya akses untuk mengabarkan.
Lewat social media pula kita bisa tahu apakah saudara atau teman kita baik-baik saja hanya dengan melihat status updatenya. Menilai kehidupannya sejahtera atau tidak dengan foto-foto yang di uploadnya. Dan khusus utuk memantau mantan pacar sudah punya pacar baru atau belum, cukup stalking timelinenya. Halah..
Ya..ya..ya..welcome di dunia yang serba instant ini. Tetap waspada dan jaga sikap positif baik di dunia nyata ataupun di dunia maya. Siapa kita, tercermin dari perilaku kita di social media. Hati-hati..
Friday, November 15, 2013
Percuma
Gambar dipinjam dari sini
Besok,
ujian nasional berlangsung. Aku
harap-harap cemas. Inilah akibatnya jika belajar tidak pernah kontinyu dengan
dicicil setiap hari. Maunya serba instan, sks alias sistem kebut semalam.
Padahal, besok ada 2 mata pelajaran yang diujikan dan bahannya..amboi..banyak
sekali. Dan jujur, 30 persennya pun, aku sama sekali tak paham.
Pemberitahuan
akan adanya ujian nasional ini sudah dari beberapa bulan lalu. Namun dasarnya
aku ini paling suka hidup santai, nggak mau menderita sedikit saja dan sukanya
menunda waktu, jadilah seperti ini. Berburu catatan saja baru kemarin, pinjam punya
temanku yang paling pandai di kelas, aku fotocopy semuanya. Maklum, di kelas
aku ini paling malas soal catat mencatat. Kalau ada jam kosong, senangnya luar
biasa dan paling cepat ngacir dari
kelas, tanpa peduli ada tugas yang ditinggalkan oleh bapak ibu guru.
Kalau
saja tidak ada presensi, aku malas sekali sekolah. Maunya main-main saja,
begadang sampai tengah malam dengan teman-teman. Ikut gank motor, kebut-kebutan
di jalan rasanya keren sekali. Memacu adrenalinku sekaligus menantang jiwa petualangan masa remajaku.
Selalu ingin mencoba, termasuk banyak hal yang dilarang oleh orang tua, sengaja
aku langgar.
Bayangkan,
betapa malasnya harus bangun pagi-pagi, berangkat ke sekolah, lalu mendengarkan
ceramah guru yang sangat membosankan itu. Bikin ngantuk saja. Sepertinya tak
ada gunanya sekolah di jaman sekarang jika pertanyaan apa saja bisa dijawab
oleh mbah Google. Iya kan..?
“Sekolah
itu penting, demi masa depanmu..buat apa bayar mahal jika kamu ogah-ogahan sekolah
begini ? Percuma bapakmu membanting tulang demi sekolah kamu..”
“Kalau
boleh memilih, aku tidak disekolahkan juga tidak apa-apa, Pak..tidak usah repot-repot..”
“Apa
kamu bilang ? Anak jaman sekarang bisanya membantah orangtua saja, kita lihat
jadi apa kamu nanti, jika belum tahu apa-apa saja sudah sombong..!”
Bapak
meradang. Ini perdebatan yang kesekian. Semuanya terasa begitu memuakkan.
Kenapa semuanya harus diatur begini, begitu..
“Tidak
semua orang punya kesempatan bisa sekolah seperti kamu. Jalan hidupmu masih
panjang, jangan sampai kamu menyesal di masa tuamu..”
Pelan-pelan,
aku beringsut keluar. Menuntun sepeda motorku, kemudian menyalakan motorku di
ujung gang. Dan aku sudah hapal, akan terdengar teriakan bapak memanggil namaku
ketika tersadar aku kabur begitu saja. Tanpa pamit. Sudah beratus-ratus kali
aku mendengar ucapan bapak seperti itu. Namun dasarnya aku ini bandel dan
kurang ajar, semua ucapan itu hanya masuk telinga kanan, keluar telinga kiri.
Guru-guru di sekolah pun sudah hapal dengan tabiatku. Dan yang mereka bisa
lakukan sekarang adalah dengan pembiaran. Karena dengan nasehat apapun, tak
akan bisa membuatku menjadi anak yang
manis. Bapak pun sudah berulang kali menjadi langganan panggilan guru BP jika
aku berulah di sekolah. Berkelahilah, boloslah, pokoknya selalu membuat
masalah. Dan sampai saat ini, aku belum
pernah jera. Lha wong dengan orang
tua saja aku berani membantah, apalagi dengan orang lain ? Nggak akan mempan.
Memang kepalaku ini keras sekali. Entah salah siapa aku bisa jadi begini.
Kembali
ke ujian nasional besok, aku sama sekali tidak siap. Dari tadi aku hanya
termangu bingung mau belajar darimana. Fotocopy catatan ini begitu banyak, tak
akan mungkin kulahap dalam waktu semalam. Kulihat jam di dinding, sudah hampir
jam dua belas malam. Senakal-nakalnya aku, ada ketakutan juga jika besok aku
tidak lulus. Bagaimanapun, harga diriku dipertaruhkan. Nakal boleh saja, tapi sembodo. Harus begitu. Kalau aku tidak
lulus, berarti akan menambah waktu tersiksaku di bangku sekolah. Jadi, malam
ini aku harus menentukan nasibku sendiri.
Aha..aku
ada akal. Aku mengambil beberapa kertas, kulipat-lipat dan kutulis dengan bahan
yang kuanggap penting. Aku memprediksi soal apa yang akan keluar besok dan aku
menyiapkan contekannya. Curang..? Ah, yang penting aku bisa lulus. Persetan
tentang bagaimana caranya apakah halal atau haram. Bukankah selama ini
banyak berita di tivi kalau anak-anak
sekolah diajari berbuat curang bahkan oleh gurunya sendiri demi prestise
kelulusan sekolah mereka ? Apa bedanya dengan aku sekarang ? Ah, iya..bedanya,
aku melakukannya sendiri, dengan kesadaran tanpa paksaan dari siapapun untuk berbuat
curang. Perkara dosa, biar aku sendiri
yang tanggung. Urusanku sama Tuhan.
Jadi,
kupersiapkan contekan untuk dua mata pelajaran itu. Aih..repot juga ternyata
membuat contekan. Mau tak mau feeling-ku
harus jalan, memprediksi mana yang besok akan keluar dalam soal ujian.
Memoriku timbul tenggelam berusaha
mengingat apa yang biasa diterangkan berulang-ulang oleh guru. Biasanya itu
yang menjadi soal primadona. Tapi ya percuma, wong aku tidak pernah
memperhatikan kalau sedang diterangkan. Pikiranku suka mengembara kemana-mana. Termasuk
berkhayal tentang cita-citaku menjadi pembalap seperti Valentino Rossi.
Wuah..pasti aku akan dielu-elukan banyak orang, dikelilingi banyak wanita
cantik, senangnya…. Toh, aku sudah punya nyali yang cukup besar, yang menjadi
modal utama jika ingin menjadi pembalap.
Jadi
ya, lagi-lagi aku memilih secara acak saja bahan mana yang kuanggap penting menjadi soal ujian.
Kalau terpaksa, aku memakai metode menghitung kancing baju, untuk memilih bahan yang kira-kira pas untuk
soal ujian. Duh, pegal juga tanganku menulis dan berpikir untuk
mengingat-ingat, memilih mana yang akan keluar besok. Kulihat jam sudah
menunjukkan pukul tiga. Ah..proses ini harus kupercepat. Kertasnya panjang
sekali, kulipat menjadi kecil sekali. Aku mulai berpikir mencari cara yang
paling jitu supaya guru lengah dan tidak mengetahui contekanku itu. Ah, itu sih
situasional saja. Lihat bagaimana kondisi di kelas besok pagi. Yang pasti
aku harus bersikap tenang, tidak
mencurigakan saat melakukan ritual mencontek itu. Pasti bisa, lha wong aku ini si raja akting, dan
punya 1001 cara untuk melakukan kecurangan secara aman terkendali.
Fiuh..akhirnya
selesai juga contekanku. Olala..jam di dinding menunjukkan pukul lima. Aku
takjub, berhasil melewati 5 jam berkutat dengan bahan pelajaran yang terasa
menjemukan itu. Kalau bukan demi harga diri, aku enggan untuk melakukannya. Ya,
sekali-kali bikin bangga orangtualah jika aku bisa lulus ujian nanti. Ini lho,
pak..anakmu yang nakal ini, ternyata sembodo
juga kan..bisa lulus ? Baru aku bisa bertepuk dada. Perihal caranya bisa lulus
bagaimana, ssttt..ini rahasia, jangan bilang-bilang ya..
Hoahem..aku
dilanda rasa kantuk yang hebat. Walaupun aku ini biasa begadang dan 3 gelas
kopi sudah ludes kuminum, namun tak urung mengantuk juga. Ah..masih ada waktu
satu jam untuk tidur. Lumayan daripada batal ikut ujian. Kusetel weker jam 6
pagi. Lalu aku pulas menuju pulau kapuk dengan sukses.
Samar-samar
aku mendengar bunyi weker. Mataku terasa berat. Dengan mata terpejam, tanganku
meraih weker itu dan mematikan alarmnya. Ah..berisik. aku ingat aku akan UN
hari ini, tapi aku memberi toleransi waktu 5 menit untuk memuaskan kantukku
ini. Ya, lima menit saja dan aku akan bangun tanpa bunyi weker lagi.
Aku
tersentak saat aku merasa tubuhku basah. Dingin merasuk begitu cepat. Dalam
keadaan mata yang belum sepenuhnya terbuka, aku melihat bapak berkacak pinggang
dengan menenteng ember. Inilah cara bapak membangunkanku.
“Mau
bangun jam berapa cah bagus ? Mau lulus ujian nggak kamu ? He..?”
Tergagap
aku melihat jam yang menunjukkan pukul setengah tujuh. Oalah..alamat telat ini.
Bergegas aku menuju kamar mandi. Handuk di jemuran kusambar begitu saja. Aku
mandi kilat ala bebek. Cukup muka ini basah oleh air dan gosok gigi. Itu yang
utama. Bukankah badanku sudah basah diguyur air saat bapak membangunkanku ?
Cocok.
Seragam
abu-abu kukenakan ala kadarnya. Hem putih kumasukkan celana dengan serampangan.
Tak peduli kusut dan jauh dari kata rapi. Aku alergi dengan segala bentuk
kerapian. Menurutku, laki-laki rapi itu identik dengan banci. Lagipula, siapa
yang mau dengan susah payah mencuci dan setrika baju di rumah ini ? Sejak ibu
meninggalkan rumah ini, aku mencuci bajuku sendiri tanpa pernah disetrika.
Ah..kalau tidak terpaksa, mana mau aku melakukannya. Dan baju bapak ? Siapa
yang mencucinya ? Ya bapak sendirilah, tapi memang bapak membiarkan aku untuk
mencuci bajuku sendiri supaya tidak manja. Bah.
Kupacu
sepeda motorku dengan kecepatan di atas angin menuju sekolahku. Contekanku
sudah bertengger manis di saku bajuku. Semalam aku sudah membentuknya
sedemikian rupa dengan lem dan karet sehingga bisa digulung begitu kecil.
Rencananya, contekan itu akan aku tempel di laci meja, sehingga gulungannya
nanti bisa ditarik saat pengawas lengah. Siplah pokoknya. Lihai.
Sampai
di sekolah, tepat saat bel sekolah berdentang. Masih untung aku nggak telat.
Aku senyum-senyum iseng, menggoda teman-temanku yang pasang muka tegang.
Sepertinya hanya aku yang berwajah tenang saat ini.
Semua
peserta ujian sudah duduk rapi di bangkunya masing-masing. Semuanya tegang,
gelisah dan harap-harap cemas. Semua menoleh begitu tiga pengawas memasuki
ruangan. Salah satu pengawas memimpin kelas.
“Selamat
pagi anak-anak..”
“Selamat
pagi pakkkk…”
Semua
menjawab serentak. Aku menangkap, ada kesan gelisah di wajah para pengawas.
Seperti ada sesuatu yang akan dibicarakan.
“Anak-anak..dengan
berat hati bapak mengumumkan, sampai saat ini soal ujian dari pusat belum
sampai ke sekolah. Padahal jadwal ujian nasional hari ini. Maka dengan terpaksa
ujian nasional ditunda sampai waktu yang belum bisa ditentukan. Mohon maaf atas
keterlambatan ini.”
Aku
melongo. Sama sekali tidak menduga dengan apa yang dikatakan bapak pengawas
itu. Seketika kelas menjadi gaduh, semuanya bingung, tak tahu harus berbuat
apa, wajah-wajah kecewa begitu jelas terpancar. Bahkan beberapa ada yang
menangis. Perasaanku menjadi tidak karuan. Kecewa, ya akupun kecewa. Kerja
kerasku semalam membuat contekan berakhir sia-sia hari ini. Pemerintahan macam
apa ini, jika tidak siap dengan UN yang dicanangkannya sendiri.
Ah..sebodoh-bodohnya dan senakal-nakalnya aku, aku merasa geram dengan
ketidakbecusan ini. Tahu bakalan seperti
ini, aku tidur saja tadi malam tanpa repot-repot buat contekan. Huh.
Subscribe to:
Posts (Atom)